Minggu, 03 Februari 2013

Puisi karya Chairil Anwar




AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan aku akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahu


 SAJAK PUTIH
Bersandar pada tari warna pelangi
Kau depanku bertudung sutra senja
Di hitam matamu kembang mawar dan melati
Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba
Meriak muka air kolam jiwa
Dan dalam dadaku memerdu lagu
Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka
Selama matamu bagiku menengadah
Selama kau darah mengalir dari luka
Antara kita Mati datang tidak membelah... 



 DOA
kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

13 November 1943


Tak Sepadan

Aku kira:
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan bahagia

Sedang aku mengembara serupa Ahasveros
Dikutuk sumpahi Eros

Aku merangkaki dinding buta
Tak satupun juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak akan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

                                                                  pebruari 1943

 buah karya chairil anwar
Comments
1 Comments

1 komentar: