Jumat, 08 Februari 2013

FOREVER LOVE



FOREVER LOVE
Oleh Febri harisoma nugraha

Adit dan Christy ,mereka adalah sahabat sekaligus kekasih. Mereka sudah lama menjalin hubungan bahkan keluarga mereka sudah salin  kenal.  Hari – hari mereka selalu mereka lewati berdua.  Suatu hari saat mereka berjalan merayakan 3 tahun hubungan mereka.
“Dit,hari ini adalah tepat 3 tahun hubungan kita. Semoga kita akan selamanya bersama”
“ iya Chris,aku berjanji akan selalu bersamamu,meski aku berada jauh tapi cintaku akan selalu bersama mu.”
“iya Dit,aku juga aku sayang kamu”
“aku juga Chris,bahkan melebihi apapun”
Mereka berdua saling mengatakan perasaan nya masing masing selama setahun ini. Waktu itu tepat di tempat ini di puncak,di kebun the ini mereka jadian dan saat aniv mereka mereka selalu kesini untuk mengingat tempat petama kalinya mereka jadian.malam itu merupakan malam yang sangat penting dan bahagia bagi mereka. Tapi tiba –tiba ,”bruuk”, adit terjatuh .
“dit,adit! Kamu kenapa dit? Bangun dit!!! Adiittttttt!!!!!!” teriak Christy sambil menangis. Christy langsung meminta tolong dan membawa Adit kerumah sakit.

##############
Dua hari berlalu adit sudah sembuh kembali kini mereka bersam lagi menjalani hari hari bersama lagi. Bersama ,mereka selalu bersama kini kebagiaan mereka dapatkan lagi. Adit dan Christy seperti hidup hanya berdua di dunia ini,tak ada waktu yang tak mereka lewatkan berdua. Nonton bersama ,shoping bersama ,liburan bersama.
“capek Dit,gendong….!!!” Manja Christy sama adit
“heemmm  aku juga capek….tapi kalau untuk menggendok kamu masih kuat lah. Ayo sini aku gendong” sahut Adit sambil tersenyum
“beneran ya? Awas lo jangan di turunin”
“beres dech ,pasti gak kok.”
Akhirnya adit menggendong Christy. Mereka berkeliling taman,raut wajah mereka memancarkan sinar kebahagiaan. Kini hanya kebahagiaan yang ada di wajah mereka. Mereka akhirnya berhenti di sebuah tempat duduk di taman ,di samping tempat duduk itu di kelilingi bunga bunga yang indah,didepan mereka air mancur,malam itu bintang nya sangat banyak,bulan nya sangat indah.
“chris? Lihat dech bulan dan bintang itu? Indah ya?? Aku ingin seperti bintang dan kamu akan jadi bulan nya”
“iya dit indah banget,kenapa kamu ingin jadi bintang dan aku jadi bulan nya?”
“ karena aku ingin menerangimu,aku ingin selalu menemanimu. Jika kita bersama maka kan elalu indah seperti mala ini,aku ingin hidup selalu bersamamu”
“iya dit aku juga,aku ingin kita slalu bersama sampai kapanpun” jawab Christy sambil merebahkan  kepalanya ke bahu adit. Merekan ter hanyut akan indahnya malam itu. Tibatiba
“uhuk uhuk uhuk”
“dit kamu knapa” Tanya Christy sambil menatap adit
“ gak kenapa kenapa kok,” sahut adit
“dit mulut mu? Berdarah?”
“hem ini,ini Cuma…..” belum selesai jawab pertanyaan Christy adit terjatuh di pelukan Christy
“dit adittttttttt…….!!!!!!”

##############

Adit terbaring dirumah sakit ,adit tak sadarkan diri sudah satu minggu adit koma . Christy pun selalu setia di samping adit. Selalu menceritakan kejadian kejadian yang indah saat mereka bersama,selalu merewat adit setia di samping adit, hingga kejadian itu pun terjadi,alat mendeteksi detak jatung adit berhenti.
“suster,dokter,,,,,,,!!!!!!!!”  teriak Christy sambil nangis
Tak lama dokter dan suster ,mamah papah Adit pun dating. Dokter menyuruh mereka menunggu di luar sementara adit di periksa. Christy dan mamah papahnya Adit menunggu gelisah diluar tak henti hentinya Christy mengis berharap Adit akan baik baik saja. Tak lama dokter dan suster pun keluar. Raut wajah dokter itu membuat Christy semakin takut. Dokter memberitahu bahwa adit tak tertolong lagi. Christy pun lemas dan langsung masuk ke kamar adit  memeluk adit sambil menangis.
“ dit bangun dit,bangun ingat janjimu dit.bangun dit bangun, ingat gak dit ini,ini foto kita saat pertam kita jadian,ini foto aniv kita yang ke 3..dan ini adalah temapat dimana kamu ingin menemani ku selamanya dit .. bangun dit bangun….” Christy tak henti hentinya menangis sambil melihatkan semua memori mereka.dari belang mama adit memeluk Christy mencoba menenangkan Christy
#######
Satu minggu telah berlalu ,dan selama satu minggu itu juga Christy menangis,memandangi foto nya dengan adit.kamar pintu Christy ter buka,mamahnya Adit dating menghampiri Christy.
“Christy ,bukan hanya kamu yang merasakan kehilangan tapi tante juga kehilangan dia,tante tahu kalau waktu itu pasti akan terjadi. Maafkan tante tak bias memberitahu mu akan penyakit adit,tapi sebelum adit pergi dan ia tahu bahwa ia akan pergi ,adit menitipkan ini padamu” mama adit memeberikan sebuah kotak kepada Christy,kemudian mama adit pergi meninggalkan Christy. Christy langung membuka kotak itu,terdapat sebuah boneka dan sepucuk surat.

To Christy


Haii cantik,kok menagis sich jangan sedih dong ntar hilang lo cantiknya.
Maafkan aku ya cantik,kalau selama ini aku tak bias memberikan kamu kebahagiaan,
Aku tahu saat seperti ini pasti akan dating,tapi maafkan aku aku tak bisa memberitahumu
Akan penyakit yang aku derita. Cantik aku cintakamu ,aku kan slalu menyanyangimu
Meski suatu saat nanti aku telah tiada tapi cintaku selalu ada .
Cantik selalu senyum ya, jangan manyun,jangan cengeng,,

      
                           TTD yang mencintaimu Aditnya

Christy pun mengusap air matanya,kini dia mengerti dan kini dia mulai berakhifitas seperti biasa lagi,dia pun tak lupa akan aniv mereka,setiap aniv Christy salalu mendatangi makam Adit. Meski adit tak ada didunia ini tapi cinta nya selalu ada di hatinya.



              #T.A.M.A.T#



Baca selanjutnya »»  

asal mula aksara[HURUF] jawa

 asal mula aksara jawa



Dikisahkan ada seorang pemuda tampan yang sakti mandraguna, yaitu Ajisaka. Ajisaka tinggal di pulau Majethi bersama dua orang punggawa (abdi) setianya yaitu Dora dan Sembada. Kedua abdi ini sama-sama setia dan sakti. Satu saat Ajisaka ingin pergi meninggalkan pulau Majethi. Dia menunjuk Dora untuk menemaninya mengembara. Sedangkan Sembada, disuruh tetap tinggal di pulau Majethi. Ajisaka menitipkan pusaka andalannya untuk dijaga oleh Sembada. Dia berpesan supaya jangan menyerahkan pusaka itu kepada siapa pun, kecuali pada Ajisaka sendiri.
Lain kisah, di pulau Jawa ada sebuah kerajaan yang sangat makmur sejahtera yaitu kerajaan Medhangkamulan. Rakyatnya hidup sejahtera. Kerajaan Medhangkamulan dipimpin oleh seorang raja arif bijaksana bernama Dewatacengkar. Prabu Dewatacengkar sangat cinta terhadap rakyatnya.

Pada suatu hari ki juru masak kerajaan Medhangkamulan yang bertugas membuat makanan untuk prabu Dewatacengkar mengalami kecelakaan saat memasak. Salah satu jarinya terkena pisau hingga putus dan masuk ke dalam masakannya tanpa dia ketahui. Disantaplah makanan itu oleh Dewatacengkar. Dia merasakan rasa yang enak pada masakan itu. Dia bertanya daging apakah itu. Ki juru masak baru sadar bahwa dagingnya disantap Dewatacengkar dan menjawab bahwa itu adalah daging manusia. Dewatacengkar ketagihan dan berpesan supaya memasakkan hidangan daging manusia setiap hari. Dia meminta sang patih kerajaan supaya mengorbankan rakyatnya setiap hari untuk dimakan.

Oleh karena terus menerus makan daging manusia, sifat Dewatacengkar berubah 180 derajat. Dia berubah menjadi raja yang kejam lagi bengis. Daging yang disantapnya sekarang adalah daging rakyatnya. Rakyatnya pun sekarang hidup dalam ketakutan. Tak satupun rakyat berani melawannya, begitu juga sang patih kerajaan.

Saat itu juga Ajisaka dan Dora tiba di kerajaan Medhangkamulan. Mereka heran dengan keadaan yang sepi dan menyeramkan. Dari seorang rakyat, beliau mendapat cerita kalau raja Medhangkamulan gemar makan daging manusia. Ajisaka menyusun siasat. Dia menemui sang patih untuk diserahkan kepada Dewatacengkar agar dijadikan santapan. Awalnya sang patih tidak setuju dan kasihan. Tetapi Ajisaka bersikeras dan akhirnya diizinkan.

Dewatacengkar keheranan karena ada seorang pemuda tampan dan bersih ingin menyerahkan diri. Ajisaka mengatakan bahwa dia mau dijadikan santapan asalkan dia diberikan tanah seluas ikat kepalanya dan yang mengukur tanah itu harus Dewatacengkar. Sang prabu menyetujuinya. Kemudian mulailah Dewatacengkar mengukur tanah. Saat digunakan untuk mengukur, tiba-tiba ikat kepala Dewatacengkar meluas tak terhingga. Kain itu berubah menjadi keras dan tebal seperti lempengan besi dan terus meluas sehingga mendorong Dewatacengkar. Dewatacengkar terus terdorong hingga jurang pantai laut selatan. Dia terlempar ke laut dan seketika berubah menjadi seekor buaya putih. Ajisaka kemudian dinobatkan menjadi raja Medhangkamulan.

Setelah penobatan, Ajisaka mengutus Dora pergi ke pulau Majethi untuk mengambil pusaka andalannya. Kemudian pergilah Dora ke pulau Majethi. Sesampai di pulau Majethi, Dora menemui Sembada untuk mengambil pusaka. Sembada teringat akan pesan Ajisaka saat meninggalkan pulau Majethi untuk tidak menyerahkan pusaka tersebut kepada siapa pun kecuali kepada Ajisaka. Dora yang juga berpegang teguh pada perintah Ajisaka untuk mengambil pusaka memaksa supaya pusaka itu diserahkan. Kedua abdi setia tersebut beradu mulut bersikukuh pada pendapatnya masing-masing. Dan akhirnya mereka berdua bertempur. Pada awalnya mereka berdua hati-hati dalam menyerang karena bertarung melawan temannya sendiri. Tetapi pada akhirnya benar-benar terjadi pertumpahan darah. Sampai pada titik akhir yaitu kedua abdi tersebut tewas dalam pertarungan karena sama-sama sakti.

Berita tewasnya Dora dan Sembada terdengar sampai Ajisaka. Dia sangat menyesal atas kesalahannya yang membuat dua punggawanya meninggal dalam pertarungan. Dia mengenang kisah kedua punggawanya lewat deret aksara. Berikut tulisan dan arti dari cerita itu :

Ha Na Ca Ra Ka = ono wong loro ( ada dua orang )
Da Ta Sa Wa La = podho kerengan ( mereka berdua berantem / berkelahi )
Pa Dha Ja Ya Nya = podho joyone ( sama-sama kuatnya )
Ma Ga Ba Tha Nga = mergo dadi bathang lorone ( maka dari itu jadilah bangkai semuanya / mati dua-duanya karena sama kuatnya)

Baca selanjutnya »»  

Selasa, 05 Februari 2013

HADIAH KEMATIAN



HADIAH KEMATIAN
Karya Shovi Syarbini


Sejak kecil mereka selalu bersama VIA,OKTA dan WIDIA adalah sahabat yang sangat luar biasa.mengapa luar biasa ??...karna mereka selain bersahabat sejak kecil mereka juga selalu juara dalam bidang yang berbeda-beda.
Rumah yang berdekatan dan sekolah yang sama membuat persahabatan mereka semakin erat.
Hal yang paling mereka sukai adalah melihat bintang ditengah-tengah lapangan sambil tidur-tiduran dan sambil mengkhayalkan sesuatu
Kini usia mereka sudah hampir 17 tahun,sudah cukup lama mereka bersahabat.

Dan via berkata kepada sahabat-sahabatnya itu
“jika kita nanti sudah 17 tahun maka gw akan memberikan kado yang tidak akan kalian lupakan”
“hem….masa sich ???”saut okta
“ya….by de way apa yang kalian inginkan saat ini ?”Tanya via kepada sahabtanya
“maksudnya ?”Tanya widia karna tidak mengerti
“iyah,,, bagaimanakah cara yang kalian inginkan jika ada orang yang ingin memberikan surpires buat ulang tahun kalian nanti ?”
“ooowhh,,,,,gitu”
“hal yang gw mau sih gak ribet-ribet banget,Cuma orang yang gw sayang harus hadir dan memberikan setangkai bunga mawar merah,karna gw suka banget sama bunga mawar”ucap widia

Kalau llo vie ?tanya okta
“kalau gw sich gak ribet-ribet banget Cuma hal yang sederhana lah yang membuat gw bahagia,apalagi kalau ada kalian,dan yang paling gw mau adalah kita kumpul dilapangan ini sambil niup lilin dilapangn ini,karna lapangan inilah menjadi saksi bisu sejarah persahabatan kita”
“waaah….so sweet”ucap okta
Sekarang giliran llo okta,apa yang llo mau saat sweet seventeen ??
“kalu gw sich aga ribet,Cuma ini adalah hal yang sangat gw inginkan”

Emang apa ?tanya via sakin penasarannya
“ya,,,,gw mau banget di kasih surpires sama kalian,mata gw di tutup kemudian kalian bawa gw kedanau yang sangat indah dimana danau itu di penuhi dengan kunang-kunang dan dihiasi dengan lilin-lilin”
Tunggu.kunang-kunang?kan jaman sekarang susah!sewot widia
“yah itu sich derita kalian,,,hehe terus kita bertiga naik perahu berdayung ke tengah-tengah danau.dan kemudian kita ngeliatin bintang dan menikmati malam itu,hingga bulan berganti menjadi matahari”
Waaaah...keren.ucap via karna takjub dengan keinginan sahabatnya itu
“insyallah kita akan melakukan apa yang llo mau yah”ucap widia

*

Waktu terus berganti bulan januari pun tiba.saatnya via & okta memberikan surpires untuk sahabtnya itu,semua berjalan dengan lancar sesuai dengan keinginannya.widia pun bahagia
*

Bulan terus berganti dan kini bulan aprilpun tiba saatnya vialah yang mereka beri kejutan.via sangat bahagia hingga air matapun terjatuh,walau tomboy via orang yang paling cengeng
*

Kini hanya tinggal oktalah yang belum merasakan kebahagiaan sweet seventen,karna jarak bulan via dan okta cukup jauh
“hem….bulan oktober masih lama…hahaha kasiaaan dech”ledek widia
“biarin ajja,jadikan waktu kalian jadi santai,buat mempersiapkan semuanya”
“diiich emang siapa yang mau ngasih surpires ke llo…hahaha”canda via
“dich via,,,gw mati disitu juga kaga papa dah,asalkan ke mauan gw di kabulin sama kalian”
“hust…gak boleh ngomong kaya gituh,serem amat’
“tau nich llokan gak bisa berenang ,jadi ngomongnya jangan kaya gituh”
‘iyah-iyah maaf”
*

Bulan oktober pun kini tiba,waktunya mereka berdua mempersiapkan segalanya,dari mulai membeli lilin,menyewa villa,menyewa perahu dan yang paling sulit mencari danau yang masih disinggahi dengan kunang-kunang.Semua di lakukan tanpa sepengetahuan okta
*

Hanya tinggal mengiitung hari tanggal 24 lah yang kami tunggu.Sehari sebelum hari H mereka semua berangkat ke vila yang sejak lama sudah di persiapkan,masing-masing keluarga ikut semua hanya untuk merayakan ulang tahun okta,entah mengapa semua berjalan dengan lancar ”
Setela sampai di vila,okta langsung di kurung di kamar,dia dilarang pergi keluar

Pukul 05.00
Wakktunya mereka bersiap untuk mempersiapkan semuanya,hingga akhirnya semua selesai,karna pukul 8 malam nanti semua harus sudah rapih.

Pukul 08.00 malam
“okta masih adakan didalem ?”Tanya widia
“iyah gue ada”
“udah siap belum nich ?”
“heem….siap banget,emang semuanya udah selesai wid ?”
“udah kali,makanya gue disuruh manggil llo”
“yodah ayo llo siap-siap make baju ini”
“okelah”
Beberapa menit kemudian okta keluar dari kamarnya dan kami menunggu di luar,tepat didepan pintu kamarnya.
“okta llo cantik banget pake baju itu,smuanya serba putih”
Mereka semua terperangah melihat kecantikan sahabatnya itu,entah mengapa dia terlihat lebih bercahaya.
“yodah yu ah kita keluar,tapi sebelum kita keluar jangan lupa buat okta tutup matanya”ingat via
“yaaah……ditutup lagi”
“sebelum kita kedanau kita semua makan malam dulu yah ?setelah itu kita langsung kedanau,dan jika sudah jam 12 kita pergi ketengah danau untuk meniup lilin disana ,giimana jadwal yang gue buat setuju gak ?”Tanya via
“iyah w mah setuju aja …hehehe”jawab okta

Setelah makan malam selesai okta kembali di tutup matanya karna harus menuju danau.
“di tutup lagi nich matanya ???”
“iyah.hehe maaf yah ?
Sesampainya didepan danau penutup mata okta pun di buka dan okta pun membuka matanya dengan perlahan,tanpa sadar air matapun langsung terjaduh dan oktapun langsung memeluk sahabatnya itu
“jadi ini semua yang kalian lakukan?”
Iyah gimana llo suka gak?tanya via
Iyah gw suka banget .makasih banyak yah
Iyah …hehe sama-sama.ucap mereka berdua
“yaudah yuuk…kita langsung naik perahu ajja”
“jangan lupa kue ulang tahunya di bawa”ucap widia
“gw seneng banget hari ini,kalian bener-bener s’ahabat sejati gw,sampai mati kalian akan menjadi sahabat gw”
“owwh….okta jangan biking w nangis doonk”ucap via

Pukul 23.55 WIB
Sesampainya di tengah danau mereka mmenikmati malam itu,malam yang sangat indah di temani dengan kunang-kunang,bintang yang berkelap-kelip dan di beri cahaya dengan sinar bulan.Bukan hanya okta yang merasakan kebahagiaan namun sahabatnya juga merasakan itu semua
“okta “panggil via
“ada apa?”
“llo terlihat cantik,beda dari sebelum-sebelumnya”
“masa sich?makasih kalau gituh
“Hay guys udah jam 12 tepat,okta waktunya llo buat tiup lilinnya,jangan lupa yah doanya”.ucap widia
“iyah”

Saat okta sedang berdoa via dan widia menatap wajah okta,entah mengapa air mata mereka tiba-tiba terjatuh,mungkin karna kebahagiaan yang berlebih ?namun seperti ada perasaan yang mengganjal mereka merasa bingung,dan senyum di wajah okta benar-benar berbeda,malam ini dia seperti malaikat entah mengapa okta terlihat bercahaya.
“hay..kalian kenapa ?”Tanya okta setelah membuka matanya
“aahh…???engga..engga papa”jawab mereka
“yodah sekarang tiup lilinnya”
“iyah”
“selamat yah sobat sekarang llo udah 17 tahun,kita semua akan menjadi dewasa,semoga kita akan selalu bersama hingga anak cucu kita tau”
“amiiienn”

Semua hanya tinggal menunggu matahari menggantikan bulan namun sebelum semua itu terjadi musibah dating menghampiri mereka.entah mengapa secara tiba-tiba perahu itu oleng bergoyang kesana dan kemari mereka semua merasa takut terutama okta yang tidak bias berenang
“byuuuuurrr…….”
Suara orang terjatuh dan ternyata via yang terjatuh pertama tidak lama disusul dengan okta dan widia.
Via dan widia kembali ke permukaan,namun okta tidak terlihat.mereka berdua baru menyadari sahabatnya itu tidak bisa berenang hingga akhirnya mereka kembali kedalam danau.matahari hampir terbit namun okta masih tidak terlihat.polisi pun datang untuk membantu pencarian.
Dan tidak lama okta ditemukan.namun tanpa nyawa…okta tewas di danau itu dan disaksikan dengan matahari yang menggantikan bulan.
Semua memang berjalan dengan ke inginan okta,namun tidak degan keinginan sahabt-sahabatnya itu.
Mereka semua sampai didaratan dalam keadaan yang kacau balaw.
Via menangis sangaat histeris,dan begitu pula dengan widia hingga widia jatuh pingsan.

1 bulan berlalu setelah kejadian itu semua mereka menjadi aneh,semua menjadi berubah.
Widia menjadi stress kerjaannya hanya melihati foto sambil mengurung dirinya dikamar,dan dia terkadang menangis dan terkaddang pula tertawa.
Via pun tidak jauh kasian,kini keadaannya sangat lebih memperihatinkan.
Dia selalu mencoba untuk bunuh diri dengan alasan supaya diabisa bertemu dengan okta.



PROFIL PENULIS
Mama : Shovi Irsyad Syarbini
Add facebook : shoviirsyad@yahoo.co.id
Twitter : @shovi syarbini
Email : shovilagiapa@yahoo.co.id
Baca selanjutnya »»  

Senin, 04 Februari 2013

Hujan

 Hujan

oleh Febri Nugraha

 
Saat itu...
Saat aku termenung..aku  menatap kesebuah gumpalan
Hitam.semakin banyak dan.semakin lama sinar tak ada lagi
Gelap...
dan aku hanya berteman dengan sebuah syair 

dimana awan putih?
dimana sinar tadi?
kenapa tiba tina gelap seperti ini?
tanya ku dalam hati

tak sadar..
satu tetes air membasahiku
tidak..... ini tidak hanya satu
dua,tiga bahkan jumlah nya semakin banyak
bahkan tak hanyaa aku yang kena tetesan nya
mereka ,mereka juga sama seperti aku
mereka tak dapat menghindar

ini dia.
ia telah datang
segera aku berlari 
berlindung agar tak semakin banyak tetesan tetesan itu mengenaiku

kini aku mengerti..
kenapa awan putih menjadi gelap
kenapa sinar menjadi lenyap
mereka memberitahukan kita 
akan kedatangan mu
kedatangan sang hujan

Surakarta,4 Februari 2013

Baca selanjutnya »»  

Minggu, 03 Februari 2013

sejarah PMI

SEJARAH PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.

Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).

Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.

Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.

PERAN DAN TUGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

Tugas Pokok PMI:
+ Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
+ Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
+ Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
+ Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)
Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.


 SEKILAS KINERJA PMI DARI MASA KE MASA

DASAWARSA I 1945 -1954
Pada masa perang kemerdekaan RI, peranan PMI yang menonjol adalah di bidang Pertolongan pertama, Pengungsian, Dapur Umum, pencarian dan pengurusan repatriasi, bekerjasama dengan ICRC dan Palang Merah Belanda untuk Romusha, Heiho , Tionghoa; anak-anak Indo Belanda dan 35.000 tawanan sipil Belanda dan para Hoakian yang kembali ke RRC. Sementara itu diadakan pula pendidikan untuk para juru rawat yang akan dikirim ke pos-pos P3K di daerah pertempuran.
Saat itu sudah ada 40 cabang PMI di seluruh Indonesia dan setiap cabang memiliki dua buah Pos P3K sebagai Tim Mobil Collone.
Rumah Sakit Umum Palang Merah di Bogor yang semula di bawah pengelolaan Nerkai, pada tahun 1948 disumbangkan kepada PMI Cabang Bogor dengan nama Rumah Sakit Kedunghalang dan sejak tahun 1951 dikelola menjadi Rumah Sakit Umum PMI hingga sekarang.
PMI juga mulai menyelenggarakan kegiatan pelayanan sumbangan darah yang masih terbatas di Jakarta dan beberapa kota besar seperti Semarang, Medan, Surabaya dan Makasar dengan nama Dinas Dermawan Darah.

Dalam peristiwa pemberontakan RMS (Republik Maluku Selatan), PMI bekerjasama dengan ICRC melaksanakan pelayanan kesehatan yang dipimpin oleh Dr. Bahder Djohan dan BPH Bintara berupa Rumah Sakit terapung di Ambon. Juga diadakan penyampaian berita keluarga yang hilang/ terpisah serta mengunjungi tawanan.

PMI mulai mengembangkan kegiatan kepemudaan dengan 7.638 anggota remaja di 29 Cabang PMI. Bekerjasama dengan Yayasan Kesejahteraan Guru, murid dan anak-anak sepakat membentuk unit PMR di sekolah-sekolah, penerbitan majalah PMR, korespodensi, pertukaran album, lomba, pameran lukisan, serta penyelenggaraan sanatoria (perawatan paru-paru untuk anak-anak).

DASAWARSA II 1955 - 1964
Akibat Pemberontakan PRRI di Sumatera Barat dan Permesta di Sulawesi Utara, Markas Besar PMI mengirimkan kapal-kapal PMI ke daerah tersebut untuk menjemput orang-orang asing di sana dan juga mengirimkan 4 tim medis ke Sumatera serta 6 tim ke Sulawesi Utara.
Setelah Presiden Soekarno mencetuskan Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk membebaskan Irian Barat pada tanggal 19 Desember 1961, Pengurus Besar PMI memanggil Kesatuan Sukarela seluruh Cabang untuk siap siaga. Kemudian terbentuklah Kesatuan Nasional yang terdiri dari 11 cabang yang telah diseleksi. Sukarelawan Palang Merah yang ditugaskan sebagai perawat berjumlah 259 orang dan 770 orang sebagai cadangan.

Pada peristiwa Aru 15 Januari 1952, yaitu tenggelamnya Kapal Perang RI Macan Tutul, sebanyak 55 orang awak kapal perang tersebut menjadi tawanan Belanda sehingga atas permintaan Menteri/KSAL, PMI menghubungi ICRC untuk menangani tawanan tersebut. Berkat usaha Sekjen PBB, pihak Belanda menyetujui penyerahan awak kapal di Singapura.
Pada tahun 1963 ketika Gunung Agung di Bali meletus , PMI bersama Dinkes Angkatan Darat RI membantu penanggulangan para korban bencana tersebut.

Ketika Tim Kesatuan Nasional PMI ke Kalimantan Barat dalam rangka Dwikora (Dwi Komando Rakyat), telah dikirimkan Tim Kesehatan Nasional untuk membantu Operasi TUMPAS di Sulawesi Selatan.


DASA WARSA III 1965-1975
Penerbitan Surat Keputusan mengenai Peraturan menteri Kesehatan RI No.23 dan No.024 mengenai pengakuan Pemerintah RI untuk pertamakali terhadap keberadaan Usaha Transfusi Darah (UTD) PMI.
Dalam peringatan HUT PMI ke-25 , 17 September 1970 , Pengurus Besar PMI mengeluarkan suatu medali khusus dan penghargaan kepada perintis-perintis PMI, seperti: Drs. Moh. Hatta dan Prof. Dr. bahder Johan dan Pengurus PMI Daerah/Cabang seluruh Indonesia.
Setahun kemudian ,1971 diresmikan berdirinya suatu DAJR (Dinas Ambulance Jalan Raya)
Jakarta - Bandung sebanyak 7 pos yang dipusatkan di RSU-PMI Bogor. Ambilans yang digunakan adalah ambulance Falcon yang dilengkapi personil, alat-alat pertolongan pertama, dan telepon radio.

DASAWARSA IV 1975 -1984
Kerjasama PMI-ICRC
PMI mulai berperan di Timor Timur bulan Agustus 1975 sejak mengalirnya pengungsi Timor Timur ke perbatasan Timor Barat di Atambua. Operasi kemanusiaan di Dili dimulai bulan Desember 1975 atas permintaan PSTT (Pemerintah Sementara Timor Timur). Kemudian kelak pada bulan Oktober tahun 1979 PMI bekerja sama dengan ICRC mulai membuka pos bantuan relief di 7 Kecamatan terpencil di Timor Timur.
Atas permintaan Pemerintah RI, PMI didukung UNHCR membentu pengungsi Vietnam di Pulau Galang dalam bidang kesehatan dan kesejahtraan social, antara lain dengan mendirikan RS Pulau Galang. PMI juga mengadakan Tracing and Mail Service bekerjasama dengan ICRC.

Bencana Alam
Ketika gempa bumi melanda Bali Juli 1976 yang melanda 3 dari 5 kabupaten
PMI mengerahkan tenaga sukarela, membuka Dapur Umum dan membantu perbaikan 500 buah rumah. Bekerjasama dengan tim medis dari Angkatan Darat, memberikan pelayanan kesehatan makanan dan obat-obatan.
Di tahun yang sama gempa bumi melanda Kecamayan Kurima dan Okbibab di Kabupaten Jayawijaya dengan kekuatan 6,8 Skala Richter.
PMI juga turun langsung membantu korban bencana Galunggung tahun 1982 selama beberapa bulan

Transfusi Darah
Tahun 1978 Pengurus Pusat memberikan penghargaan Pin Emas untuk pertamakalinya kepada donor darah sukarela 75 kali.
Ketentuan tentang tugas dan peran PMI dalam pelayanan transfusi darah dikeluarkan oleh pemerintah melali Peraturan Pemerintah No.18 th 1980

DASAWARSA V 1984 - 1994
Setelah beberapa kali pindah dari Jl.Abdul Muis ke beberapa lokasi, akhirnya kantor pusat PMI menetap di Jl.Jendral Gatot Subroto Kav.96 yang diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1985.

Tracing and Mailing RRC- RI
Selain pelayanan Tracing and Mailing Service (TMS) untuk pengungsi di Pulau Galang, pada tahun 1987 TMS PMI mengurus kunjungan keluarga dari RRC ke Indonesia yang pertama kalinya sejak hubungan diplomatik kedua negara itu tahun 1967 terputus.
Di Jakarta, PMI ikut membantu para korban musibah tabrakan kereta api Bintaro berupa pertolongan P3K, Transfusi Darah, TMS, serta pemberian pakaian pantas di sejumlah RS di Jakarta tempat korban dirawat.

Bencana alam
PMI mengerahkan 700 orang KSR/PMR dan 8 tenaga dokter untuk membantu korban banjir bandang di Semarang Jawa Tengah dan juga ikut membantu korban Letusan Gunung Kelud Jawa Timur tahun 1990 dengan bantuan pangan dan obat-obatan senilai Rp.8.583.400,-
Untuk turut menanggulangi bencana gempa bumi Tsunami di Flores 12 Desember 1992, PMI membentuk Satgas KSR Serbaguna yang disebut SATGAS MERPATI I.


Perang Teluk tahun 1991
Dengan pecahnya Perang Teluk, Pemerintah Indonesia mempercayakan kepada PMI untuk memimpin pengiriman bantuan masyarakat Indonesia dengan pesawat khusus ke Jordania, untuk korban Perang Teluk sebanyak dua kali. Bantuan sandang, pangan, obat-obatan dan peralatan listrik yang diberikan senilai 249 juta rupiah.

Uji Saring Darah HIV
Penyebaran virus HIV yang semakin meningkat mendorong terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan RI No.622/1992 tentang kewajiban pemeriksaan virus HIV pada donor darah. Sejalan dengan itu, Depkes RI memberikan bantuan reagensia untuk pemeriksaan virus HIV kepada PMI yang diperuntukkan bagi segenap UTDC-PMI.

Temu Karya KSR
Pada bulan Juli 1992 diadakan Temu karya dan Lomba KSR Tingkat Nasional di Lombok NTB diikuti pula oleh peserta dari Singapura, Malaysia, Thailand, Korea Selatan dan Jepang.
DASAWARSA VI 1994 - 2004

Bencana Alam (Gempa Bumi)
Kembali pada tahun 1994 ,Pengurus Pusat membentuk Tim SATGAS MERPATI II untuk membantu korban bencana Gempa Bumi di Liwa-Lampung Barat dan Tsunami di Banyuwangi-Jawa Timur.
Juga pada tahun 1999, saat propinsi Bengkulu ditimpa gempa berkekuatan 7,9 skala richter, PMI dengan dukungan fasilitas Federasi Internasional dan Palang Merah Norwegia mendirikan rumah sakit lapangan berkapasitas 150 bed menggantikan fungsi rumah sakit setempat yang rusak di kota itu selama 10 bulan.
Gempa lainnya berskala 6,5 richter juga menimpa Banggai di Sulawesi Tengah pada bulan Mei 2002, dan beberapa bulan kemudian pada Juli 2000 gempa terjadi juga di 24 Kecamatan di Sukabumi dan Bogor.

Penanggulangan Bencana Konflik
Suatu konflik vertikal telah berlangsung di Aceh sejak Januari 2000, konflik horizontal di Poso Sulawesi Tengah pada 23 Mei 2000 dan kerusuhan hebat di Maluku Utara pada 17 Mei 2001. Di Aceh PMI bekerjasama dengan ICRC secara intensif melakukan kegiatan evakuasi korban luka dan mayat, membagikan bantuan pangan, pelayanan kesehatan darurat serta penyampaian berita keluarga. Sedangkan untuk Poso, PMI berkoordinasi dengan ICRC menyalurkan bantuan 4000 paket keluarga diikuti bantuan dari RCTI berupa tikar, sarung, handuk, jerigen, sabun mandi, sabun cuci dan pakaian yang diperuntukkan kepada 2000 orang. Sedang untuk konflik yang terjadi di Maluku Utara, kembali PMI bekerjasama dengan ICRC menyalurkan 5.655 paket bantuan keluarga kepada korban disamping pelayanan kesehatan di Tobelo dan Galela. Bantuan tambahan sebanyak 4500 paket dan 2000 unit peralatan sekolah dan seragam dari Kedutaan Besar Jepang. Di samping itu bantuan satu unit kendaraan juga telah dikirim ke Ternate dari Jakarta untuk membantu operasional teknis lapangan.


PMI KINI
Dalam rangka menghadapi perkembangan masyarakat Indonesia di masa depan yang semakin global dalam suasana yang semakin demokratis maka PMI harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebagai stakeholder untuk ikut mengambil peran aktif di dalamnya.

Karena itu, PMI telah menetapkan misi dan visi dengan tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip kepalangmerahan dan digariskan di dalam garis-Garis Kebijakan PMI 2000 - 2004 :
  • Visi

  • PMI diakui secara luas sebagai organisasi kemanusiaan yang mampu menyediakan pelayanan kepalangmerahan yang efektif dan tepat waktu, terutama kepada mereka yang paling membutuhkan, dalam semangat kenetralan dan kemandirian.

  • Misi
    • Menyebarluaskan dan mengembangkan aplikasi prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan sabit Merah serta Hukum perikemanusiaan Internasional (HPI) dalam masyarakat Indonesia.
    • Melaksanakan pelayanan kepalangmerahan yang bermutu dan tepat waktu, mencakup:
      • Bantuan kemanusiaan dalam keadaan darurat
      • Pelayanan sosial dan kesehatan masyarakat
      • Usaha Kesehatan Transfusi Darah
    • Pembinaan Generasi Muda dalam kepalangmerahan, kesehatan dan kesejahteraan.
    • Melakukan konsolidasi organisasi, pembinaan potensi dan peningkatan potensi sumber daya manusia dan sumber dana untuk menuju PMI yang efektif dan efiesien.


PROGRAM STRATEGIS PENGEMBANGAN ORGANISASI
  • TUJUAN

  • Menyempurnakan organisasi dan tata laksana PMI di semua tingkatan untuk persiapan peningkatan kemandirian dan kenetralan PMI dalam 5 tahun ke depan.
  • PROGRAM 2002
    • Melanjutkan upaya akurasi data kapasitas organisasi daerah dan cabang dari hasil respon kuistioner yang diberikan Daerah dan Cabang dan Laporan Persemester atau Tahunan.
    • Menyusun pola standar Orientasi Kepalangmerahan dan implementasi manajemen PMI bagi pengurus.
    • Memberikan arahan kepada Daerah untuk mengaktifkan fungsinya melalui:
      • Pengamatan aktif, advokasi dan membantu implementasi AD/ART, khususnya di dalam MUSDA dan MUKERDA.
      • Lokakarya Manajemen dan Organisasi bagi daerah dan beberapa cabang terpilih.
      • Orientasi kepalangmerahan dan manajemen organisasi untuk daerah dan cabang-cabang yang dimiliki.
      • Membina Rencana Strategis Pengembangan Organisasi melalui kinerja tim OD
      • Lokakarya bagi pengembangan fungsi markas pusat bagi Kepala Unit Daerah (KAMADA)
      • Melanjutkan pemberian bantuan kepada korban gempa bumi di Bengkulu, dengan pilot program OD di PMI Bengkulu, untuk mendukung implementasi program CBFA, water and sanitation in Bengkulu.
    • Memantapkan persiapan untuk MUKERNAS tahun 2002
    • Menerbitkan perangkat lunak bagi pengembangan manajemen dan organisasi seperti Petunjuk Bagi Pengurus PMI.
Kapasitas Organisasi PMI per April 2002
Jumlah Daerah : 30 daerah
Jumlah Cabang : 323 cabang
Jumlah Ranting : 450 ranting
Jumlah KSR : 28.554 orang
Jumlah TSR : 22.347 orang
Jumlah PMR : 70.127 orang






sumber http://www.pmi.or.id


edit by @febrie_nugraha


Baca selanjutnya »»  

Angel_Clouds


Cast:
  1. Kim Jong Woon a.k.a Yesung
  2. Park Jungsu a.k.a Leeteuk
  3. Yoona SNSD
  4. EunHyuk
  5. Yuri SNSD
  6. Ryeowook




Author POV
seorang pria muda, bediri tegap di tengah sebuah ruangan luas berlantai keramik. Ia mengitarkan pandangannya ke sekelilinng ruangan, sejenak ia tersenyum puas dengan hasil kerjanya selama berjam-jam barusan. Yesung… begitu ia dipanggil sejak kecil, kembali ke dapur, meletakkan sebuah ember dan sebuah alat pengepel lantai di belakang pintu, melepas celemek, juga sarung tangan. Seperti hari-hari sebelumnya, ia memang harus mengerjakan pekerjaan rumah itu sebelum berangkat ke sekolah, semua harus rapi, bersih, dan mengkilap, karena sang empunya rumah paling malas melihat rumahnya kotor. (Author note: jangan membayangkan Yesung oppa yang kelahiran 84, tapi bayangkan Oppa saat ia masih SMU kelas 3)
“Hyung… kau sedang apa?” tanya Ryeowook sambil mengucek-ngucek matanya dan sesekali menguap
“wah… sepertinya aku membuatmu terbangun, wookie-ah” Yesung mendekati adik kesayangannya itu sembari mengacak rambutnya
“tidak… tentu saja tidak hyung… aku hanya mencarimu di kamar, tapi tidak menemukanmu.”
“hahahaha… aku sedang membereskan rumah”Yesung mengajak Ryeowook duduk di ruang tengah
“kenapa kau yg membereskan rumah? Kan ada ahjumma” tannya Ryeowook polos.
“kau ini, memangnya salah kalau hyungmu membereskan rumah? Sekalian olah raga bukan? Sudahlah, cepat mandi. Kita berangkat ke sekolah sama-sama”
Ryeowook mengangguk.
^^
“Wookie-ah, bagaimana sekolahmu sayang? Lancar kan?” tanya omma saat mereka sedang sarapan
“lancar omma… Hyung banyak membantuku di sekolah. Dia siswa yang hebat, aku jadi bangga sebagai adiknya”jawab wookie antusias.
“oh… begitu?” si omma melirik tajam ke arah Yesung. “bagaimana denganmu Joong woon? Sekarang kau sudah kelas 3, jadi kau harus belajar lebih giat, jangan mempermalukan omma dengan nilaimu yg buruk, arasso?”
Yesung mengangguk “ye omma, Arasseomnika”
“wookie-ah” omma langsung tersenyum saat menoleh ke Ryeowook “kau ikut dengan omma hari ini yah, omma yang akan mengantarmu”
Wookie menggeleng “Andwe… aku tidak mau. Aku sudah besar omma, aku sudah kelas 1 SMU. Aku mau berangkat ke sekolah dengan Hyung saja”
“wah… anak omma sudah dewasa rupanya…”
“Mulon imnida omma… omma saja yang selalu menganggapku anak kecil”
Omma tertawa… “Arasso yo…” menoleh ke Yesung dengan wajah keras “Joong woon, jaga adikmu baik-baik. Jangan sampai terjadi apa-apa padanya di sekolah”
“ne eomma… ara yo”Yesung mengangguk.
“Annyeong hasimnika… Cheoneun Lee Yoona Imnida… umurku 17 tahun, dan aku pindahan dari Ilsan… mohon bantuannya” Ucap cewek itu cukup lantang di depan kelas barunya
“selamat bergabung Yoona-shii…”seru satu kelas, utamanya cowok-cowok. Bagaimana tidak, cewek pindahan itu begitu cantik, manis dan mengangumkan, membuat mata yang melihatnya tak tega berpaling bahkan hanya untuk berkedip
“apa kau sudah punya pacar?”tanya Eun Hyuk blak-blakan
Yoona hanya tersenyum
“berapa nomor ponselmu?”
“kau tinggal di mana sekarang?”
“pulang sekolah nanti, aku mengantarmu yah?”
Yoona hanya memberikan senyuman manis sebagai balasan setiap pertanyaan tidak penting yang dilontarkan teman-teman barunya. Tiba-tiba matanya terpaku pada satu titik. Seseorang yang duduk di bangku ke tiga dari depan paling pinggir dekat jendela. Seorang cowok dengan kacamata yang bertengger keren di hidungnya. Cowok itu hanya melihat Yoona sekilas, setelahnya ia kembali memperhatikan pemandangan di luar jendela. Cowok itu satu-satunya pria yang mengabaikan kehadiran cewek secantik Yoona, bahkan pada kesan pertama. Siapakah gerangan cowok itu? Yoona jelas sangat penasaran.
“Yoona-shii. Silakan mengambil bangkumu”suara Sonsengnim menyadarkan Yoona dari keterpakuannya
“Ne Sonsengnim… Gamsahamnida” Yoona melangkahkan kakinya menuju bangku yang masih kosong, sayang sekali tidak ada bangku kosong di dekat cowok keren itu.
“Annyeong… Yuri imnida, panggil saja begitu” cewek yang duduk di sebelah Yoona langsung mengulurkan tangan
“annyeong Yuri… Yoona imnida”balas Yoona ramah

“kau dari Ilsan yah? Aku punya family di sana”
“jeongmal? Mungkin kita bisa sama-sama ke ilsan kapan-kapan”
“ngomong-ngomong, kenapa kau pindah?”
“Appa ku di pindah tugaskan ke SEOUL, jadi kami sekeluarga juga harus ikut pindah”
“oh… begitu yah”
Yoona melirik cowok keren itu sejenak, semakin pensaran, akhirnya dia memutuskan untuk mencari tau tentang dia “Yuri-shii… apa aku bisa bertanya sesuatu?”
“tentu saja… kau mau tanya apa?”
Yoona menelan ludah “aku ingin tanya, siapa cowok berkacamata yang duduk di sebelah sana itu. Yang ke tiga dari depan paling pinggir dekat jendela”
Yuri terkekeh “Oh… tentu saja kau akan menanyakan dia. Dia Kim Jong woon, tapi semua yang akrab dengannya memanggilnya Yesung. Dia bintang kelas ini, mungkin juga bintang sekolah. Dia pandai, berbakat, banyak cewek yang mengincarnya, tapi dia cuek”
“kenapa? Dia suda punya pacar?”
“setahuku sih belum, sepertinya dia tidak tertarik pacaran. Jujur saja yah, orangnya sedikit aneh. Terkadang banyak tersenyum, terkadang bisa diam juga kaya batu. Orang-orang memanggilnya Cloud, mungkin juga karena alasan itu”

“hm… begitu yah…”
“sebenarnya sih, ada juga gosip yg tidak mengenakkan”
“gosip apa?”
“aku tidak tega mengatakannya…”
“ayolah Yuri-shii, aku sangat penasaran”
“kusarankan kau jangan sampai jatuh cinta padanya. Takutnya gosip itu benar, dan kau akan patah hati”
“jadi benar dia sudah punya pacar?”
“kalau itu masih bisa diatasi, cukup merebut dia saja dari pacarnya, mudah. Tapi masalahnya…”
“apa?”
“ada yang bilang kalau…”
“aego… cepatlah, aku pensaran”
“Yesung oppa itu gay”
“MWOOO???” Yoona langsung berdiri, membuat seisi kelas terkejut. Yuri langsung menepuk jidatnya dan menunduk dalam-dalam.

“waeyo Yoona-shii? Ada yang salah? Kenapa kau berteriak?” tanya sonsengnim
“a… ani sonsengnim… mianhamnida…”jawab Yoona salah tingkah. Tapi ada hikmah di balik itu, Yesung menoleh ke arahnya dan mengulas senyum. Walau Yoona sadar kalau senyum itu terukir hanya karena yesung merasa geli dan lucu melihat tingkah Yoona. Tapi Yoona kembali me-reka ulang ucapan Yuri barusan… yesung itu gay. Ah… tidak mungkin. Cowok sekeren dia mana mungkin gay__begitu pikiran Yoona^
Sore itu, Omma dan adik Yesung (ryeowook) sedang tidak di rumah. Katanya menghadiri acara penting di luar kota. Seperti biasa, yesung di suruh menjaga rumah, karena sepeertinya kedua orang itu akan menginap beberapa hari.
Yesung sedang asyik mendengarkan lagu di Ipod nya. Jarang-jarang dia punya waktu untuk bersantai. Lagi asyik-asyiknya dengar lagu, tiba-tiba
PLETAAARRRRR….. BUUUUUUUUUGGGGGHHHHH
Yesung terkaget saat mendengar suara aneh di belakang rumahnya, langsung saja ia berlari, keluar dari kamar menuju halaman belakang…
Apa yang terjadi???
Sebuah lubang berdiameter sekitar 3 meter tercetak jelas di tanah halaman belakang. Yesung jelas terkaget bukan main… seperti ada meteor yang jatuh, tapi tidak ada meteoritnya, yang tertinggal hanya jejaknya. Ada apa ini?__ tanya Yesung dalam hati. Ia sudah siap dengan tongkat baseball ditangannya. Ia terus menyusuri halaman belakang rumahnya itu.
“ARRRGGGHHH…” tiba-tiba terdengar erangan aneh di balik pohon Mapple yang rindang. Perlahan Yesung mendekat, ia semakin mempererat genggaman tangannya pada tongkat baseballnya. Apapun yang berada di balik pohon itu, pasti bukanlah hal yang baik. Kawah kecil yang tercetak jelas di tanah itu sebagai buktinya.
Perlahan namun pasti, Yesung melangkahkan kakinya mendekati pohon itu, dan sosok di balik pohon itu sedikit demi sedikit sudah mulai tampak.
Yesung menghentikan langkahnya, matanya membelalak mendapati sosok manusia berada di balik pohon itu. Ia mulai mengayunkan tongkatnya siap memukul…….
….
“TUNGGU…. Jangan bunuh aku”ucap sosok itu.
“siapa kau? Mau apa kau di rumahku?”
“tenang, kumohon tenangkan dirimu. Aku akan memberitahumu, tapi letakkan pemukul itu”
“mana aku percaya kalau kau bukan orang jahat”
“percayalah, aku bersumpah tidak punya niat jahat”
Yesung menatap mata sosok itu, hm… sepertinya dia tidak bohong. “kalau begitu, cepat katakan siapa kau?” Yesung menurunkan pemukulnya
“Aku Leeteuk… aku seorang malaikat”
“Oh bagus… “ Yesung kembali mengayunkan pemukulnya “KAU KIRA AKU INI ANAK KECIL BABO YANG BISA KAU AJAK BERCANDA… HA???? AKU TIDAK SUKA LELUCON KONYOLMU” maki Yesung mendarah daging kemudian mengarahkan pemukul itu ke arah Leeteuk
“aku tidak berbohong… lihatlah aku… dan lihat kawah di belakangmu itu” Leeteuk berusaha menghindari setiap serangan yesung “aku terjatuh dari langit, tempatku tinggal… kumohon dengarkan aku dulu”
“oke… sekarang buat aku percaya kalau kau adalah malaikat… setahuku, Malaikat itu makhluk kecil bersayap yang bisa terbang dan berkelap-kelip. Tapi kau tak ada bedanya denganku. Pakaianmu bahkan seperti manusia biasa… oke warnanya memang putih, tapi itu bukan jaminan” tantang Yesung. Sebenarnya ada sedikit yang mengganjal di kepalanya. Tentu saja kawah itu, bagaimana bisa orang yang mengaku malaikat itu bisa membuatnya dalam waktu sekejap, jadi mungkin perkataannya bisa sedikit dipertimbangkan
“tunggu, sebelum menjawab, sepertinya asumsimu tentang malaikat itu salah. Yang kau maksud dengan makhluk kecil bersayap itu adalah Peri, bukan malaikat”
“apa bedanya?”Yesung kembali mengayunkan pemukulnya
“aku malaikat…”Leeteuk tampak panik “apa yang harus kulakukan agar bisa meyakinkanmu?”
Yesung mengangkat alis. Dia jadi curiga, mungkin orang yang bernama leeteuk ini pasien yang kabur dari RSJ “oke… oke, terserah kau itu malaikat atau peri… tapi malaikat itu punya sayap. Lalu… mana sayapmu?”
Leeteuk langsung menunduk “itu dia masalahnya…”
“maksudmu…”
“aku ini Malaikat tak bersayap. Makanya aku dikucilkan. Ceritanya panjang. Dan kau tidak akan mengerti kalau kau terus mendesakku dengan pemukul mengerikan itu” lirih Leeteuk cukup miris.
Yesung yang melihatnya jadi sedikit kasihan. “baiklah, kau boleh masuk ke rumahku. Aku akan mendengar semua ceritamu, dan kita lihat apakah aku bisa percaya dengan leluconmu”
^^
Leeteuk merasa sangat beruntung, untungnya ia jatuh di tempat yang tepat. Manusia yang bernama Yesung itu sungguh sangat baik, walaupun awalnya ia hampir terbunuh oleh manusia itu sendiri. Leeteuk tidak menyalahkannya, karena siapapun di posisi Yesung pastilah sangat kaget mendapati malaikat “nyasar” di rumahnya. Siapa yang menyangka, Yesung tidak hanya mempersilakan Leeteuk masuk ke rumahnya, tapi ia mempersilakan Leeteuk untuk membersihkan dirinya, Yesung bahkan meminjamkannya pakaian ganti untuk Leeteuk
Yesung meletakkan secangkir cokelat panas di atas meja, kemudian duduk di sofa berhadapan dengan Leeteuk “sekarang ceritalah”
“aku adalah malaikat…”
“ya aku tau, maksudku, dalam rangka apa seorang malaikat datang ke rumahku?”
“jadi kau percaya kalau aku malaikat?” Leeteuk antusias
“ck… lanjutkan saja ceritamu, aku percaya atau tidak, itu tergantung bagaimana kau meyakinkanku”
“baiklah, aku akan bercerita” Leeteuk menyempatkan diri menyeruput cokelat panas yang disediakan untuknya “wah… ini enak sekali, apa namanya?” tanya Leeteuk sumringah, tapi melihat tatapan Yesung yang jengah, Leeteuk pun menyadari basa-basinya sangatlah tidak penting “maaf… oke, sampai di mana tadi?”
Yesung melengos “apa kau bercanda? Kau bahkan belum memulai ceritamu”
“maaf-maaf, kumohon jangan marah”
“cepatlah, sebelum aku betul-betul marah dan melemparmu keluar”
“aku seorang malaikat, namaku Leeteuk. Tidak seperti malaikat lain, aku tidak punya sayap. Dan karena hal itu, aku tidak di akui oleh sebagian komunitasku. Hanya sebagian keluargaku saja yang mengakuiku”Leeteuk langsung berceloteh dengan lancar. “Malaikat lain selalu mengolok-olokku, mereka bilang, darahku tidak murni darah malaikat, mereka bilang karena darahku tidak murni makanya aku tidak bersayap. aku tidak mengerti maksud mereka, tapi saat kutanyakan pada kakek, beliau hanya menyuruhku untuk mengabaikan mereka, karena aku memiliki kekuatan malaikatku sendiri. Tapi tetap saja, merasa berbeda dari yang lain itu sungguh menyakitkan…”
“wah… aku baru tahu kalau malaikat punya dunia seperti itu juga”respon Yesung
“mungkin kau mengira hidup sebagai malaikat itu menyenangkan… yah… tidak bisa kusangkal tugas kami memang membawa kebahagiaan, tapi terkadang kebahagiaan itu sendiri sulit kami dapatkan. Terutama malaikat tak diakui sepertiku. Satu-satunya malaikat yang tidak mempunyai sayap”
“apa kau tahu sesuatu???” Yesung berujar serius
“apa?” Leeeteuk ikut serius
“sebenarnya aku… aku…”
“ya???”
“aku juga malaikat”
Leeteuk langsung melengos “kau jangan bercanda, mana ada malaikat berwujud sama persis manusia. Tanpa sayap pula, dan tidak punya kekuatan apa-apa”
Yesung melipat tangan di dada, mengangkat alis tinggi-tinggi “sama seperti responmu barusan, itulah jawabanku bila kau bertanya apakah aku percaya kalau kau malaikat?”
“tentu saja itu tidak sama. Aku malaikat asli, sedangkan kau manusia asli”
“oke…oke, kau bilang Malaikat itu punya sayap dan mempunyai kekuatan khusus, apalah sebutannya. Okelah, kau malaikat tanpa sayap, tapi kau tetap punya kekuatan bukan?”tantang yesung
“tentu saja… kau mau aku membuktikannya? Baiklah, kau mau aku melakukan apa?”
“tidak muluk-muluk… aku hanya meminta, kau kembalikan pekarangan rumahku seperti sedia kala”
“oh itu sih mudah…” Leeteuk beranjak, kemudian menuju halaman belakang. Yesung mengikuti langkahnya “kau ingin kawah itu hilang kan?”
“terserah kau mau apakan kawah itu, aku hanya ingin melihat halaman rumahku seperti sebelum kau datang”
“hm… ara…ara” Leeteuk menjulurkan tangannya ke depan, menunjuk cetakan kawah di depannya, dan mulai berkonsentrasi. Sementara yesung hanya bisa melengos di belakang.
5 detik berlalu
10 detik
15
30
1 menit
5 menit…
“Yesung-shii”lirih Leeteuk
“kau tidak punya kekuatan kan, atau kekuatanmu menghilang? Apalagi alasan bodohmu?”balas Yesung sadis
“bukan begitu, aku masih merasakan kekuatanku… tapi… aku…”
“kenapa?”
“aku lupa cara mengeluarkannya”
Andai saja yesung itu kanibal, sudah ia santap si Leeteuk itu. “begini saja… kau tinggal di mana? Kau butuh berapa uang? Bukannya aku kaya, tapi aku bisa membantumu. Aku sudah cukup stress dengan bualanmu… jadi kumohon…”
“ah… aku ingat” Leeteuk kembali ke posisi semula dan kembali berkonsentrasi. Bibirnya mengukir seulas senyuman. Dan detik itu juga,…
CLIIIINNNGGG….
Tubuhnya mengeluarkan cahaya menyilaukan… Yesung sampai terkejut dan terperangah melihatnya. Yang lebih mengejutkan lagi, kawah yang tercetak nyata di sana perlahan menghilang, dan tanahnya kembali seperti sedia kala.
Cahaya menyilaukan yang terpancar dari tubuh Leeteuk perlahan meredup, ia pun menoleh ke Yesung “apa kau sudah percaya kalau aku malaikat?”
Yesung hanya bisa menatap Leeteuk dengan mulut menganga…
“Yesung-shii… apakah kau percaya?”tegur Leeteuk membuat yesung tersadar dari keterperangahannya
“Ne… a… aku percaya kau ini malaikat”
Leeteuk menghela nafas lelah “baguslah”
“tunggu… hanya perasaanku saja, atau wujudmu memang seperti memudar?”
“sepertinya aku menggunakan kekuatanku terlalu banyak. Sebenarnya kalau aku berada di langit, itu bukan masalah. Tapi ini bumi, cukup jauh dari tempat tinggalku, berarti sangat jauh dengan sumber kekuatanku”
“kau tidak apa-apa? Sepertinya kau sekerat”
“tidak apa-apa. Aku hanya butuh waktu sampai tenagaku pulih” pandangan Leeteuk mulai remang
“eh malaikat… kau kenapa? Baik-baik saja kan? Eh…”
Kesadaran Leeteuk hilang. Ia pun ambruk, dan jatuh ke pelukan Yesung sebelum tubuhnya menghantam tanah.



Part 2
STORY BEGIN
Yoona memperhatikan setiap gerak-gerik Yesung. Tidak seperti biasanya, hari ini yesung terlihat begitu aneh. Seolah tidak tenang, seolah cemas, seolah takut. Dan ekspresi lain menjurus ke ekspresi yg sama… intinya, yesung tidak se “tenang” biasanya.
“kau sedang apa Yoona-shii?” tanya Yuri saat ia mendapati Yoona tengah bersembunyi di balik pintu masuk kelas, “kau tidak ke kantin?”
“ck… aku tidak lapar” jawab Yoona tanpa menoleh
“kenapa kau bersembunyi begini?”
“aku sedang memperhatikan Yesung Oppa”
Yuri cekikikan “sejak kapan kau memanggilnya Oppa?”
“dia kan lebih tua dariku… ah sudalah…” Yoona menoleh ke Yuri “ngomong-ngomong, apa kau bisa membantuku?”
“dalam hal apa?”
“aku penasaran dengan sikap Yesung Oppa hari ini. Aku ingin menanyakannya, tapi aku malu kalau menghampirinya seorang diri”
“jadi kau memintaku menemanimu?”
“A, ne… kau mau?”
“hm… baiklah… ayo” Yuri menarik tangan Yoona menghampiri Yesung yang masih duduk di bangkunya seorang diri
“Annyeong Oppa… kenapa kau tidak ke kantin?” tanya Yuri santai
“ah… aku tidak lapar”jawab Yesung sembari mengulas senyum tipis
Yuri menyikut Yoona, memberinya kesempatan untuk bertanya. “ng… annyeong Oppa”
“annyeong…”
“um… apa… um…”
Yuri gemas sendiri, kemudian berpikir, sepertinya Yoona kurang leluasa “ah… aku lupa sesuatu. Yoona, aku tinggal dulu. Oppa tolong jaga Yoona, aku titip dia sebentar” Yuri langsung pergi dalam hitungan detik.
“apa-apaan Yuri itu?” omel Yoona
Yesung tersenyum “hei,,,”
“ah, ye?”
“duduklah, sepertinya kau ingin bicara sesuatu”
“ah… ne” Yoona duduk di bangku depan Yesung “itu… sejak tadi aku memperhatikanmu, sepertinya kau ada masalah”
Yesung tertawa kecil “benarkah? Aku tampak seperti itu yah?”
“um… aku memang baru beberapa hari di sekolah ini, tapi… aku merasa, hari ini kau sedikit berbeda dari kemarin-kemarin. Kau mencemaskan sesuatu?”
Yesung mengangkat alis. Dari sekian banyak temannya, hanya Yoona yang menyadari kegelisahannya. Takjubnya lagi, Yoona itu orang baru “kau memperhatikan sikapku yah?”
“eh itu…” Yoona salah tingkah
“hm… kau benar, aku mencemaskan sesuatu. lebih tepatnya…. Seseorang” ujar Yesung serius
Yoona terkaget. Yesung mencemaskan seseorang, apakah itu pacarnya..?? “si… siapa oppa?” tanya Yoona hati-hati sekali
“aku bingung harus menceritakannya dari mana… ini terlalu… pribadi” wajah Yesung semakin cemas
Jawaban Yesung semakin memperkuat dugaan Yoona “pribadi??? Apa maksud oppa… orang yang dimaksud itu, punya hubungan spesial dengan oppa?”
Yesung tidak menjawab, mungkin juga tidak fokus, dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri
Yoona melihatnya, ia melihat kabut masalah hanya dengan menatap mata yesung yang tidak fokus itu. Dan entah kenapa, Yoona terpanggil untuk melenyapkan kabut masalah itu “apa Oppa butuh bantuan? Kalau aku bisa, aku akan membantumu Oppa”
Yesung mengangkat wajah, menatap Yoona tepat di manik matanya. Yesung ingin sekali menceritakan semua tentang “malaikat nyasar” itu pada Yoona. Tapi Yesung masih ragu. Kalau sampai keberadaan malaikat itu diketahui orang banyak, terlebih lagi kalau masyarakat tau malaikat itu memiliki kekuatan yang hebat, malaikat itu bisa dimanfaatkan, Yesung jadi iba. Tapi… ketakutannya bukan hanya di situ saja. Sekarang ini, malaikat itu sedang terbaring lemah tak sadarkan diri di rumah Yesung, tepatnya di kamar yesung. Akan menjadi sebuah malapetaka besar kalau saja Omma yesung menemukan sesosok makhluk berwujud manusia di rumahnya. Yesung ngeri sendiri membayangkannya.
“Oppa… Ottoke yo?”tanya Yoona
Yesung berpikir, sepertinya Yoona ini satu-satunya orang yang bisa membantunya di saat yang sangat kepepet itu “apa kau serius mau membantuku?”
“Mulon imnida Oppa… apapun, kalau aku bisa”
Yesung akhirnya punya ide. Pertama-tama dia harus mengarang cerita dulu “begini… aku punya teman. Dia… dia kabur dari rumahnya. Katanya dia tertekan selama ia tinggal dengan keluarganya.”
“lalu?”
“sekarang dia berada di rumahku”
Yoona tersentak. Sekarang, dugaan bahwa Yesung sudah punya pacar itu tidak bisa disangkal lagi, hebohnya lagi, pacarnya yesung sampai nekat kabur dari rumahnya sendiri untuk bisa tinggal bersama Yesung. (begitu pikiran Yoona) “la… lalu aku harus apa Oppa?” toh Yoona tetap bersikap tenang, tetap terlihat kuat karena dia sudah terlanjur menawarkan bantuan
“apa kau punya tempat kosong?” tanya yesung
“tempat kosong? Di rumahku?”
“jangan… jangan di rumahmu, aku takut orang lain mengetahui keberadaannya. Eh maksudku, kalau orang lain mengetahui keberadaannya, aku takut dia akan dikembalikan ke keluarganya”
Yoona menghela nafas “sepertinya teman yang oppa maksud ini adalah orang yang sangat penting”
Yesung mengangkat alis, bingung. “ah… ya, dia orang yang sangat penting” toh dijawab juga “jadi… apa kau punya tempat kosong”
Dalam kekecewaan Yoona tersenyum “ya Oppa, aku punya. Tidak jauh dari rumahku. Appa membelikanku sebuah rumah kecil untuk menjadi studioku”
“studio?”
“ne… kugunakan sebagai studio seniku. Melukis”
“gudang?”
“bukan… itu seperti rumah juga, ada kamar tidur, dapur, kamar mandi, bahkan ruang tamunya. Tidak ada yang sering ke sana kecuali aku”
“hm… sepertinya di studiomu itu lebih aman”
“tapi oppa… sampai kapan Oppa akan menyembunyikan teman oppa?”
“entahlah, aku sedang mencari jalan keluarnya. Untuk sementara, kumohon pinjamkan studiomu dulu sebagai tempat tinggalnya. Bisa?”
Yoona mengangguk. Entah mengapa walau dia kecewa karena yesung sudah punya pacar, dia tetap ingin membantu Yesung.
^^
Yesung pulang ke rumahnya dengan perasaan sedikit lega. Setidaknya dia sudah punya jalan keluar untuk masalahnya. “hm… bagaimana keadaan si malaikat itu yah?”tanya yesung pada dirinya sendiri kemudian naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Yesung terkejut, ia tidak menemukan sosok malaikat itu di kamarnya. Ruangan itu sudah kosong, bahkan sudah dirapikan sedemikian rupa. “apa dia sudah kembali ke langit?” tanya yesung pada dirinya sendiri “bagaimana keadaannya? Atau… dia menghilang begitu saja? Semalam itu wujudnya sangat aneh, sosoknya memudar, hampir seperti bayangan… ah tidak mungkin” yesung berlari menuju lantai bawah, berbelok ke arah dapur untuk menuju halaman belakang. Tapi langkahnya terhenti saat matanya terpaku pada satu titik.
“A… Yesung-shii. Dari mana saja kau? Aku kaget saat terbangun, aku seorang diri di rumah ini”
“malaikat? Kau masih di sini?” tanya Yesung kaget
Leeteuk mengerutkan kening “memangnya aku harus kemana lagi? Langit itu jauh, terlebih untuk aku yang tidak mempunyai sayap ini. Sangat mustahil aku bisa kembali”
Yesung menghembuskan nafas lega. Entah kenapa dia merasa seperti itu. Tadi dia sempat merasa takut kalau Leeteuk sudah pergi. Yesung sendiri tidak tau kenapa, tapi dia merasa senang setelah melihat Leeteuk masih ada “kau sedang apa?”
“aku.. aku mencari makanan. Aku lapar”
“biasanya kau makan apa di langit?” yesung menghampiri kulkas
“buah cahaya. Rasanya menakjubkan, satu kali memakan buah itu, kau tidak akan merasa lapar selama setahun, oh iya… buah itu juga menjadi sumber kekuatan malaikat” celoteh Leeteuk semangat
“buah cahaya? Ah sudahlah… aku sudah pusing dengan hal-hal yang berhubungan denganmu. Sekarang kau makan saja apa yang kusiapkan. Di bumi ini tidak ada yang namanya buah cahaya”
“MWO?” Leeteuk terkejut
“kenapa kau terkejut. Aku serius, yang ada di bumi ini hanya ini… namanya buah apel” yesung menyodorkan sebuah apel untuk Leeteuk
“tapi tanpa itu, kekuatan malaikatku akan semakin memudar”
“hei… kau bilang setelah makan buah itu kau tidak akan merasa lapar selama setahun, begitu juga dengan kekuatanmu kan? Kau belom ada setahun di bumi, jadi tidak akan ada masalah kan?”
Leeteuk patah semangat “masalahnya, terakhir aku memakan buah itu… saat aku berada di hutan cahaya”
“kapan itu?”
“hampir yah… kira-kira sekitar beberapa minggu lagi akan tepat setahun sejak terakhir aku makan buah itu”
Yesung membelalak “apa kau bercanda?”
“aniyo…”
“sudahlah, lupakan masalah itu. Aku akan menyiapkan makanan, sementara kita memikirkan bagaimana caramu kembali ke langit”
“mustahil… sudah kubilang aku tidak punya sayap”
“kau ini bagaimana, kau jangan memvonis sesuatu sebagai kegagalan sebelum kau mencobanya. Sekarang kesampingkan masalah itu dulu”
Leeteuk terkaget. Entah kenapa hatinya merasa hangat saat Yesung memarahinya seperti itu. Sosok Yesung saat itu… seperti sangat familier di matanya.
^^
Minggu pagi, Yesung sedang menjemur pakaian di halaman belakang. Sebenarnya itu pekerjaan Ahjuma, tapi yesung heran sendiri, kenapa Ahjumma itu tidak muncul-muncul sejak Omma dan adik Yesung keluar kota. Semua pekerjaan rumah tangga terpaksa harus dikerjakan sendiri.
“Yesung-shii, apa kau tinggal sendirian di rumah ini?” tanya Leeteuk membuat Yesung tersadar kalau pekerjaan rumahnya semakin mudah karena ada malaikat itu
“tidak. Aku tinggal dengan Eomma dan Namdongsaeng ku” jawab Yesung sambil menjemur pakaian, dibantu Leeteuk
“lalu di mana mereka?”
“mereka keluar kota, menghadiri acara keluarga mungkin besok baru pulang”
“kenapa kau tidak ikut?”
“kalau aku ikut, siapa yang harus jaga rumah?”
“hm… Abojimu mana?”
Yesung tersentak, sejenak menghentikan kegiatannya, “dia sudah pergi” jawab Yesung kemudian melanjutkan menjemur pakaian
“kemana?”
“entahlah… mungkin ke surga”
“dia malaikat?”
Yesung menoleh ke Leeteuk, BT berat “apakah semua yang berada di surga hanya malaikat? Appaku meninggal saat aku berusia 13 tahun. Kau mengerti?”
“meninggal? Maksudmu… musnah?”
“musnah?” Yesung jadi bertanya balik “kita sedang membirakan manusia, bukan benda”
“maksudku… Aboji mu sudah tidak ada lagi di sisimu. Kalau kami menyebutnya musnah. Sama seperti eommaku. Eommaku di musnahkan saat aku baru dilahirkan”
Yesung terkejut “apa maksudmu dengan dimusnahkan?”
“di musnahkan, dihilangkan keberadaannya”
“maksudmu, eommamu sengaja dimusnahkan? Oleh siapa?”
“para petinggi malaikat, itu karena Eommaku melakukan kesalahan” (Author note: ingat… ini fiksi, jadi nggak masuk akal sedikit nggak papa kan?)
“astaga… kesalahan seperti apa yang dilakukan eommamu sampai-sampai harus dimusnahkan segala”
“entahlah, kata kakek, eomma melanggar peraturan paling penting, makanya dimusnahkan”
Yesung menelan ludah. Cukup kaget juga dengan penuturan malaikat itu.
“Yesung-shii… kau kenapa? Kenapa diam?”tegur Leeteuk
“ah tidak… tidak apa-apa”
“sini aku bantu mengangat keranjang itu, tampaknya berat”
“tidak perlu, aku bisa sendiri” tolak yesung, merasa kurang enak dengan Leeteuk. Yesung merasa iba dengannya, pasti suasana hatinya sedang tidak baik, oleh karena itu Yesung tidak ingin memberatkannya.
“itu kan berat” Leeteuk tetap bersikeras membantu
“tidak perlu… kau istirahat saja, auramu memudar lagi, pasti karena kelelehan. Istirahatlah”
“sudah kubilang aku sudah membaik” Leeteuk menarik keranjang itu dari tangan yesung, tapi Yesung mempertahankannya. Akhirnya terjadilah adegan tarik menarik keranjang..
^^
Yoona mengikuti langkah Eun hyuk yang serius membaca secarik kertas dan sesekali memperhatikan nomor beberapa rumah yang mereka lewati
“Eun Hyuk-shii, apa kau yakin kalau kau tahu rumah yesung Oppa?”tanya Yoona untuk kesekian kalinya
“ini alamat yang diberikan Yesung padaku waktu itu. Kau ikuti saja langkahku” Eun hyuk berhenti di depan sebuah rumah yang cukup besar. Ia lalu mencocokkan alamatnya dengan yang tertera di kertas itu. “Yoona-Shii, ini dia rumahnya” EunHyuk menarik tangan Yoona menuju rumah itu.
Eunhyuk memencet bel… “Annyeonghaseyo…” seru Eun Hyuk cukup lantang kemudian memencet bel berkali-kali tapi tidak ada sahutan juga dari dalam
“apa mungkin oppa sedang keluar?” tanya yoona
“tidak mungkin, Yesung hanya akan keluar di hari minggu kalau ada latihan basket di sekolah. Aku dan dia satu tim, jadi tahu”
“terus kenapa Oppa tidak muncul? Apa dia tertidur?”
“hahahaha, Yesung itu bukan pemalas, dia bangun paling lambat jam 5 pagi”
“ck… oppa kemana yah?”
Eunhyuk sedikit berpikir “atau mungkin ada di belakang yah? Aku sering dengar dari yesung kalau dia suka menghabiskan waktu luangnya di halaman belakang rumanya”
“kalau begitu ayo” kali ini Yoona yang menarik tangan Eun Hyuk mengambil jalan memutar melewati samping rumah menuju halaman belakang.
Sementara itu…
“hei… sudah kubilang aku bisa melakukannya sendiri, kau masuk saja beristirahat” kata Yesung sambil berusaha merebut keranjang pakaian dari tangan Leeteuk
“tidak… aku mau membantumu, aku harus balas budi kan?” Leeteuk tetap bersikeras.
“tidak ada jalan lain” yesung akhirnya menyentak keranjang itu dari Leeteuk. Tapi… apa yang terjadi? Sentakan itu begitu keras, sementara genggaman Leeteuk juga sangat kuat. Alhasil…
BUUGGHHH…
Mereka berdua bertubrukan telak. Leeteuk mendarat tepat di atas yesung (Author note: ingat M-Net mini drama? Waktu adegan Kyumin bertubrukan, dan Kyu jatuh tepat di atas Sungmin itu loh…. Nah, kurang lebih sama).
Yesung membelalak kaget mendapati Leeteuk yang menindihnya tepat di atas.
“O… Oppa?” seru Yoona kaget
“Yesung hyung… apa yang kau lakukan?” seru Eun Hyuk tidak kalah kaget
Yesung menoleh, dan semakin terkejut mendapati 2 teman sekelasnya sedang berdiri mematung tak jauh darinya. Segera saja ia menyingkirkan Leeteuk yang menindihnya itu, kemudian berdiri secepat kilat. “hei… sejak kapan kalian di situ?”
Leeteuk ikut berdiri di sebelah Yesung “Annyeonghaseyo… salam kenal, aku Leeteuk”
“Yesung Hyung, bisa kau jawab pertanyaanku barusan? Apa yg sedang kau lakukan dengan… pria itu?”tanya eun Hyuk
“kami sedang menjemur pakaian, dan ada sedikit kecelakaan… sayangnya kalian datang tepat pada saat kecelakaan itu terjadi. Jadi kumohon jangan memikirkan hal yang aneh-aneh”jawab Yesung berusaha tenang
“memangnya siapa dia hyung? Setahuku kau hanya punya Ryeowook sebagai nam Dongsaengmu”tanya Eun Hyuk lagi
“apa dia orang penting yang oppa maksud kemarin?”tambah Yoona yang menjadi orang yang paling terkejut akan hal itu
“ha??? Ah ne… aigo… bagaimana menjelaskan ini” Yesung jadi serba salah, masalahnya adalah, Yesung berencana hanya akan menceritakan tentang keberadaan Leeteuk kepada Yoona saja, tapi Eun Hyuk sudah kepalang basah ada di situ.
“kenapa kau panik Hyung???” tanya Eun Hyuk dengan tatapan sedikit… risi
Yesung hapal tatapan seperti itu, dan sepertinya pikiran jijay mereka harus dilenyapkan. “Eunhyuk-ah, Yoona-shii. Sebaiknya kita bicarakan di dalam” ujar Yesung akhirnya. Setidaknya ia harus tenang dalam hal ini.
^^
“MWOO??? MALAIKAT???” inilah respon pertama Yoona dan Eun hyuk saat yesung DENGAN TERPAKSA menceritakan tentang keberadaan Leeteuk di rumahnya, dari a-z.
Yesung mengangguk “kalian pasti tidak akan percaya begitu saja. Awalnya aku juga seperti itu. Tapi… inilah kenyataannya. Kawah yang sempat tercetak di halaman rumahku hilang dengan kekuatannya, dan hal itulah yang membuatku tidak bisa menyangkal kalau dia itu malaikat”tambah Yesung, sesekali memperhatikan Leeteuk yang dengan senangnya membersihkan ruang tengah, tempat mereka berkumpul.
“tapi Oppa, kenapa malaikat bisa berwujud sama seperti kita?”tanya Yoona
“sudah kubilang kan, katanya dia itu malaikat tak bersayap. Entah apa sebabnya, dia juga tidak tau. Terserah kalian mau percaya atau tidak. Tapi satu yang kuminta dari kalian, kumohon jangan beritahu siapapun tentang keberadaannya”
“Hyung… sikapmu itu aneh, kau seperti berusaha menyembunyikan pacar gelap saja”tegur Eun Hyuk masih jijay
“Eun Hyuk, jangan sampai aku betul-betul membunuhmu kalau kau belum melenyapkan pikiran burukmu itu” ancam Yesung, jengah
“ara… ara. Lalu bagaimana selanjutnya? Apa yang akan kau katakan pada omma mu?”
“itulah, aku meminta bantuan Yoona…” ucap Yesung sembari melirik Yoona
“tapi Oppa… dia itu namja”protes Yoona
“yang bilang dia Yoja siapa?”
“aku pikir teman spesial yang dimaksud Oppa itu seorang Yoja. Aku pikir… pacarnya Oppa yang kabur dari rumah dan ingin bersama oppa”
“Aigo… Yoona-shii, kenapa kau sampai berpikir seperti itu? Memangnya tampangku seperti nappeun namja? Aku namja baik-baik”
“Mianhae Oppa”
Yesung menghela nafas “gwencana… jadi bagaimana? Kau bisa meminjamkan studiomu itu kan?”
Yoona tampak berpikir “hm… baiklah”
Yesung tersenyum “Gomawo ne Yoona-shii. Kau sangat baik”
“cheonmaneyo Oppa”
“ehemmm” Eun hyuk pura-pura batuk. Membuat Yoona salah tingkah
“YESUNG-SHII… YESUNG-SHII” pekik Leeteuk membuat 3 orang yang tengah mengobrol itu terkaget dan langsung menghampiri Leeteuk yang tengah berdiri di depan TV
“kau kenapa?” tanya Yesung
“lihat… ada manusia di dalamnya. Kasihan… dia menangis” jawab Leeteuk panik sambil menunjuk sebuah TV yang menampilkan drama Korea
Yesung menepuk jidatnya “Aigo… malaikat. Ini namanya TV, yang di dalam itu hanya gambar, bukan manusia asli”
“kenapa dia menangis?”
“dia sedang berakting, ini namanya drama. Dia hanya pura-pura”
Leeteuk semakin bingung “kenapa dia pura-pura? Apa dia mau menipu kita?”
“sudahlah, kapan-kapan akan kujelaskan. Sekarang akan kuperkenalkan kau dengan chingudeul ku”
Eun hyuk dan Yoona akhirnya meyakini kalau Leeteuk itu bukan manusia seperti mereka. Dalihnya, bagaimana mungkin ada manusia yang tidak tahu yang namanya TV kecuali kalau manusia babo itu sudah gila.
“Annyeong chingudeul nya yesung-shii. Aku Leeteuk, dan aku seorang malaikat” sapa Leeteuk seramah mungkin
“Annyeong leeteuk shii. Aku Eun Hyuk”
“Annyeong Leeteuk-shii. Yoona imnida”
Leeteuk menyalami tangan Eun hyuk, kemudian menyalami Yoona “wah… kau menyukai Yesung-shii yah?”
Yang ada di situ langsung terkaget, terlebih lagi Yoona.
“a… apa maksudmu Leeteuk-shii?” tanya Yoona gelagapan
“auramu sangat indah saat berada di dekat yesung-shii. Aura itu hanya dimiliki orang yang sedang jatuh cinta” jawab Leeteuk polos
Tamat sudah riwayat Yoona… ia tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa menunduk dengan wajah memerah seperti apel
Melihat itu, Yesung jadi iba “sudahlah… Yoona-shii, jangan pedulikan dia. Dia memang seperti itu. Santai saja yah” ucapnya sambil tersenyum.
Barulah Yoona kembali lega.
^^
“kenapa aku harus tinggal di sini Yesung-shii?” tanya Leeteuk cemas saat ia di bawa ke sebuah rumah kecil milik Yoona
“maafkan aku malaikat, tapi aku takut kau ditemukan eommaku kalau kau tinggal di rumahku. Dia bukan orang yang ramah” jawab yesung jujur
“waeyo? Mana mungkin dia bukan orang yang ramah sementara anaknya sangat ramah? Yesung-shii kumohon jangan meninggalkanku”
Yesung merinding sendiri mendengar itu… “begini, hanya sementara saja kau tinggal di sini. Sementara kita mencari jalan keluar agar kau bisa kembali ke langit. Kau harus punya tempat tinggal yang cocok, dan satu hal yang harus kau tau, rumahku bukan tempat yang aman untukmu”
“apa aku akan tinggal sendiri di sini?”
“um… aku akan sering-sering ke sini. Tenang saja” hibur yesung
“ne Leeteuk-shii. Aku juga akan sering ke sini, Eun hyuk juga. Iya kan?” Yoona menyikut Eun hyuk
“A, ne… Leeteuk-shii. Kami akan sering main ke sini, sepulang sekolah kami akan langsung ke sini” tambah Eun Hyuk
“Jeongmal?” tanya Leeteuk penuh harap.
“Nae… leeteuk-shii” sahut mereka berbarengan.
^^
“kenapa kau senyam senyum sendiri Yoona-shii?” tanya Yuri
“ah… tidak kenapa-napa. Aku hanya suka hari ini” jawab Yoona masih sumringah
“kau suka hari senin? Aku sendiri membencinya”
Yoona menoleh ke Yuri “bukan karena ini hari senin makanya aku senang, tapi hari ini adalah hari paling awal dalam satu pekan di mana aku bisa melihat Yesung oppa dari pagi sampai siang”
Yuri mengerutkan kening “Oh Tuhan… kau jatuh cinta padanya yah?”
Yoona hanya tersenyum.
Tak lama berselang, Eun Hyuk muncul “Annyeong Yeppo yoja ya…” sapanya sembari menghampiri bangku Yoona dan Yuri
“Annyeong Eun hyuk-shii. Mana Yesung Oppa?” tanya Yoona
“kau kira aku pengawalnya? Mana aku tahu… tunggu saja, dia pasti datang.” Jawab Eun Hyuk seadanya, kemudian ia menoleh ke Yuri yang memasang wajah jutek sejak kedatangannya. Eun Hyuk juga jadi serba salah.
“hanya perasaanku saja, atau hawa di sekitarku jadi panas karena kalian berdua” sindir Yoona
“bukan karena aku Yoona-shii, tapi karena memang ada hawa iblis di sekitar sini”ucap Yuri sembari melirik tajam ke Eun Hyuk
“aku tidak ada waktu bertengkar Chagi-ah… eh… maksudku, Yuri-ah. Jadi kumohon, bersikaplah biasa”balas Eun Hyuk
“siapa yang mau bertengkar? Aku juga tidak punya waktu untuk itu” Yuri menggebrak meja kemudian pergi dari tempat itu.
Yoona jadi terkaget-kaget dibuatnya “a… ada apa nih? Sepertinya ada hal yang tidak kuketahui”
Eun Hyuk tersenyum. “kalau kau ingin tahu, tanyakan saja pada temanmu itu. Tapi satu yang harus kau tahu setelah kau mendengar cerita dari mulutnya. AKU SAMA SEKALI TIDAK BERBOHONG” Ucapnya kemudian pergi ke bangkunya sendiri
“aneh…” lirih Yoona kebingungan. Tapi kebingungannya langsung beralir dalam hitungan detik. Yesung dengan gaya cool nya masuk ke kelas, sesekali membalas senyuman teman-teman sekelasnya (terutama cewek-cewek) yang tebar pesona sebisanya.
Alasan kedua kenapa Yoona suka hari ini adalah, ia tidak perlu merontokkan harga diri dengan menghampiri Yesung duluan, karena toh, namja itu sudah menuju bangku Yoona setelah meletakkan tas nya. “Annyeong Yoona-shii. Bagaimana keadaan malaikat?” tanya yesung dengan suara pelan.
Yah, walaupun objek yang di bicarakan bukan dirinya, tapi Yoona senang, setidaknya Yesung menghampirinya duluan pagi ini “dia baik-baik saja. Walaupun aku hampir stress karena menjelaskan setiap detail lukisan-lukisan yang kubuat padanya. Ternyata dia cukup cerewet juga untuk ukuran seorang namja”
“Jeongmal?” Yesung tersenyum geli, menampakkan deretan giginya yang rapi “kuharap dia tidak buat masalah di studiomu”
Yoona menelan ludah, berusaha sebisa mungkin menahan kegugupannya. Oh Tuhan… senyumnya__batin Yoona
^^
“Annyeonghaseyo” sapa yesung saat ia pertama kali masuk ke studio milik Yoona. Ia mendapati Yoona, Eun Hyuk, dan Leeteuk sedang duduk mengelilingi meja bundar. Entah sedang apa.
“Yesung-shii. Kau datang. Aku merindukanmu” sahut Leeteuk sumringah.
Yesung jadi merinding sendiri. Malaikat itu, apa dia lupa kalau dia itu namja? Atau mungkin memang seperti itu cara menyapa sesama namja di dunianya? “kalian sedang apa?” tanya Yesung sembari mengacuhkan celotehan aneh Leeteuk
“kami sedang melakukan permaianan, tebak kata. Sekalian juga mengajari Leeteuk-shi beberapa kosa kata”jawab Yoona
“aku selalu menang Yesung shii. Yoona-shii bilang, kalau aku ini pandai”tambah Leeteuk masih sumringah tidak jelas
Yesung tersenyum, ia merasa senang juga kalau malaikat itu tertawa “lalu kenapa banyak coretan Lipstik di wajah Eun hyuk?”tanya yesung lagi,
“itu karena dia kalah. Aku sendiri heran, masa dia kalah sama Leeteuk-shii yang polos”
“heiii… itu karena kau menanyakan pertanyaan sederhana. Terkadang pertanyaan sederhana sangat sulit dijawab oleh orang intelektual sepertiku”elak Eun Hyuk
“ah sudahlah… kau memang tidak tahu jawabannya” ejek Yoona. Kemudian ia beralih menatap Yesung “Oppa… apa kau sudah menemukan jalan keluar untuk Leeteuk-shii?”
“aku selalu memikirkannya, tapi aku sama sekali tidak menemukan jawabannya. Masalahnya, ini sangat jauh dari logika kita, kita seperti bergulat dengan sesuatu yang tidak nyata” ucap Yesung pasrah
“yah… aku juga berpikir hal yang sama” Yoona ikutan menyerah
“apa kalian mau mendengar pendapatku?” potong Eun yuk
“ya… pendapat semua orang akan didengarkan dalam kasus ini” jawab Yesung
“hm… menurutku, kita harus tau dulu kenapa Leeteuk-shii bisa sampai nyasar ke bumi ini. Yang kita tahu kan dia jatuh dari langit, tapi kita tidak tahu prosesinya bagaimana, kita tidak tau jelas bagaimana kondisi Leeteuk-shi sebelum jatuh, sebaiknya kita mempersilakan Leeteuk-shii menceritakan semuanya, dari awal sampai akhir. Tidak akan ada akhir kalau tidak ada awal. Setidaknya kalau kita tau awal ceritanya, kita bisa mengembalikannya seperti semula”
Yesung dan Yoona bertatapan sejenak, kemudian mengangguk serentak “yah… sebaiknya kita coba”lalu mengalihkan pandangan ke Leeteuk yang juga menatap mereka
“kenapa kalian melihatku seperti itu?” tanya Leeteuk
“kami ingin membantumu. Jadi kalau bisa, kami minta kerja samamu”jawab Yesung
“dalam hal apa?”
“apa kau bisa menceritakan kenapa kau bisa berada di bumi?”
“sudah kubilang, aku terjatuh”
“maksudku, bagaimana bisa kau terjatuh dari langit begitu saja, pasti ada prosesnya. Iya kan?”
“Yesung-shii… aku terjatuh dari tempatku seharusnya tinggal. Kumohon jangan tanya bagaimana prosesnya, karena aku tidak suka menceritakannya. Dan kumohon jangan menatapku seolah kau menatap seorang pembohong. Aku juga tidak suka” tutur Leeteuk dengan sorot mata meredup, tidak seperti biasanya
“kau kenapa? Memangnya seperti apa aku menatapmu sekarang? Aku hanya ingin membantumu kembali ke tempatmu”
“apa kau tidak senang aku berada di bumi?”
Yesung menepuk jidatnya “bukan seperti itu, malaikat. Kumohon mengertilah. Aku hanya ingin membantumu. Seperti yang kau bilang beberapa hari yang lalu, sudah hampir setahun sejak terakhir kau memakan buah cahaya, dan kau bilang, buah cahaya itu sangat penting untuk seorang malaikat. Walaupun aku tidak tau dampak kalau kau tidak memakannya dalam setahun, tapi aku yakin… itu tidak akan baik untukmu”
Leeteuk tersenyum, menatap Yesung penuh perasaan. Bisa ditebak, bagaimana ekspresi yesung saat mengetahui dia ditatap seperti itu.
“kau kenapa? Apa aku mengatakan hal yang salah?”tanya Yesung takut-takut
“Yesung-shii, bisakah aku memelukmu?”pinta Leeteuk tulus
“MWOO??? Apa aku tidak salah dengar? Kenapa kau ingin memelukku?”
“entahlah… aku ingin saja memelukmu. Kemarin itu saat auraku memudar dan aku jatuh di pelukanmu, auraku kembali normal. Aku tidak tahu apa penyebabnya, tapi dari situ aku yakin, tanpa buah cahaya pun aku bisa bertahan lebih lama, asalkan kau tidak jauh-jauh dari sisiku”
Yesung menelan ludah. Kenapa perkataan Leeteuk semakin mengerikan saja. Ia menoleh ke Yoona, yang juga menatapnya dengan penuh tanda tanya.
“ehem… kenapa aku seolah mendengar penuturan seseorang yang seharusnya untuk… kekasihnya yah?”tanya eun hyuk, tidak bermaksud menyindir.
“yah… dan kalau kau melanjutkan kata-kata menjijikkanmu lagi, aku jamin, kau tidak akan bisa mendengar lagi seterusnya”ancam Yesung
“aniyo Hyung… aku tidak bermaksud menyinggungmu. Terus terang saja, aku terharu dengan penuturan Leeteuk-shii, mungkin dia tidak punya maksud apa-apa. Dan mungkin saja begitu cara dia menunjukkan kasih sayangnya pada seseorang yang sudah dia anggap seperti keluarga” Eun hyuk memperjelas
“ne Yesung-shii. Seperti yang dikatakan EunHyuk-shii. Aku sudah menganggapmu seperti keluargaku sendiri. Aku bahkan lebih menyayangimu dari pada kakekku”sambung Leeteuk
“arasso, arasso… jadi aku harus bagaimana sekarang?”tanya Yesung pasrah.
Leeteuk berdiri dari tempatnya menuju Yesung, kemudian memeluknya. Yesung tidak menolak, bukan karena dia tidak mau… tapi ada sesuatu yang lebih mengejutkan dari sekedar menolak pelukan Leeteuk. Yaitu…
“Oppa… kau bersinar, seperti Leeteuk-shii”pekik Yoona
“ke…kenapa seperti itu?” Eun Hyuk juga takjub
“Yesung-shii… kau mungkin bukan malaikat sepertiku, tapi” Leeteuk melepas pelukannya dan menatap Yesung “kau memiliki hati seperti malaikat. Auramu yang mengatakannya”
Yesung tidak bisa berkata apa-apa. Ada sensasi lain yang tertinggal setelah pelukan itu. Apa itu? Dia tidak bisa menjawabnya secara gamblang.
^^
Yesung sedang terlelap pulas saat pintu kamarnya diketuk. Sebenarnya ia sangat lelah, seharian kena semprot oleh eommanya. Yesung sendiri tidak tahu apa salah yang terlah diperbuatnya. Tadi sore eommanya pulang seorang diri. Yah… hanya sendiri, siapapun di posisi yesung pasti akan bertanya “di mana adikku, eomma?” dan apa yang didapatkan yesung saat ia bertanya itu? Ia dimarahi habis-habisan, tanpa tahu isi permasalahannya.
Dan sekarang, ia harus memaksa mata lelahnya untuk terbuka, siapa yang mengetuk pintu kamarnya tengah malam begini?
“nuguseyo?”tanya Yesung lemah. Ia menghampiri pintu kamarnya, kemudian ia buka secara perlahan. Dan s0sok di balik pintu itu langsung membuat kantuk Yesung lenyap
“turun lah ke bawah, ada yang ingin kubicarakan denganmu”ucapnya jutek
“Nae eomma” sahut Yesung hati-hati sekali.
Dan di sinilah ia, di depan wanita separuh baya yang menatapnya dingin.
“sepertinya kita langsung pada intinya saja… aku paling malas berbasa-basi”Eomma menarik nafas, tampaknya cukup berat  “apa kau tau kalau adikmu sedang sakit?”tanya eomma nya
“mwo??? Wooki-ah sedang sakit? Dia sakit apa eomma?”tanya Yesung balik
Eommanya melengos “kau tidak perlu menampakkan wajah sok khawatirmu itu, aku muak melihatnya…”
“wookie sakit apa eomma? Kumohon jawablah pertanyaanku”
Eommanya tidak menjawab, dia hanya melemparkan sebuah Map yang di depannya tertulis sebuah nama RUMAH SAKIT terkenal di seoul. “baca itu… dan aku mau lihat seperti apa ekspresimu”
Yesung menelan ludah, entah kenapa perasaannya tidak enak. Apapun isi map itu, Yesung sangat yakin, pasti bukan hal yang baik. Perlahan ia membuka map itu dan mulai membacanya. “MWOO??? Penyakit jantung koroner?”pekik Yesung tertahan, kemudian ia menatap eommanya “apa ini eomma? Tidak mungkin adikku mengidap penyakit ini”
Eomma tersenyum licik “aku betul-betul muak dengan responmu. Pasti dalam hati kau sangat senang karena wookie sebentar lagi akan mati”
“EOMMA… Wookie tidak akan mati, adikku tidak akan mati…”bentak Yesung penuh emosi.
Eommanya terkejut melihat sikap Yesung seperti itu. ini pertama kalinya ia dibentak oleh anak pertama suaminya itu.
“adikku tidak akan mati eomma… dia akan terus hidup”
“Tahu apa kau? Ha? Kau pikir aku mau melihat anakku mati? Kenapa harus wookie yang mengidap penyakit itu? Kenapa dia harus mewarisi penyakit ayahnya? Kenapa… kenapa bukan KAU saja???”hardik Eommanya sadis. Saking emosinya ia mengeluarkan air mata dan suaranya bergetar
Yesung seperti tertampar oleh kata-kata eommanya itu. Dan kini… semua ganjalan di hatinya telah berada di titik puncak, tak bisa lagi ia bendung. Dan ia rasa, ini waktu yang tepat untuk menyingkirkan ganjalan itu
“apa aku boleh tahu eomma? Aku ingin tahu semua alasannya… kenapa aku harus selalu menjadi yang terbelakang? Kenapa aku harus menjadi anak yang paling eomma benci, kenapa aku… diperlakukan seolah bukan anak kandung eomma?” tanya Yesung berubi-tubi, berikut cucuran air mata yang telah lama ia pendam bersama kata hatinya.
“oh… kau mau tahu rupanya?” eomma mengusap kasar air matanya “awalnya aku ingin memegang janjiku pada ayahmu sampai mati, tapi keadaan tidak bisa membuatku menepati janji. Dan sepertinya ayahmu akan murka di sana. Tidak mengapa, asal aku tidak lagi mendengarmu memanggilku eomma”
“eom… eomma?” Yesung masih belum mengerti
Eomma menatapnya sinis “jangan memanggilku eomma… karena kau… kau BUKAN ANAKKU”
PLETARRR… suara petir bersahutan. Bahkan langitpun ikut terkejut atas pengakuan eommanya
“eomma? A… apa yang eomma katakan?”tanya yesung memastikan pendengarannya. Jantungnya seperti hendak meledak mendengar perkataan eommanya tadi
“kurang jelas? AKU BUKAN EOMMA-MU. Eommamu sudah meninggal sejak kau berusia 1 tahun. Dan karena aku sangat mencintai ayahmu, aku rela menikah dengannya, dengan status dudanya… dan aku terpaksa menjadikanmu anak tiriku. Tapi untung saja penderitaanku merawatmu tidak berlangusng lama, karena 3 tahun setelahnya, wookie lahir ke dunia ini”
Yesung tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya menatap eommanya dengan tatapan kosong. Terjawab sudahlah semua pertanyaannya, dan jujur saja, ini adalah jawaban yang paling tidak ingin ia dengar selama hidupnya.
“kenapa kau diam? Ha??? Anakku wookie tengah terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit menunggu kematiannya, dan aku yakin kau pasti tertawa karena aku akan kehilangan anakku, sama seperti kau kehilangan eomma dan appamu…”
“eomma…”
“JANGAN PANGGIL AKU EOMMA”
“Wookie tidak akan mati”lirih Yesung dengan tatapan kosong
“TAU APA KAU? Dokter telah memvonis kematiannya… kau tahu? JONG WOON… kau pasti senang bukan? Anakku tidak akan selamat kecuali dia mendapatkan donor jantung. Dan kau pasti sangat tahu dengan jelas… di dunia ini tidak ada manusia dengan sukarela memberi jantungnya pada orang lain”
Yesung tidak membalas. Dia hanya mengusap pelan air matanya, menatap eommanya dengan tatapan penuh arti, kemudian melangkah gontai menuju kamarnya.
TO BE CONTINUED…

( Angel_Clouds {part 3})

Yoona duduk di bangkunya dengan gelisah. Sesekali melihat ke arah pintu masuk kelas, dan untuk kesekian kalinya juga ia berdecak kesal.
“kau kenapa Yoona?” tegur Yuri, ikut terganggu
“kemana Yesung oppa? Jam pertama tadi dia ada, kenapa sekarang sudah tidak ada?”jawab Yoona masih gelisah
“eh… iya juga, aku tidak menyadarinya”
“ck… aku yakin oppa punya masalah”terka Yoona yakin
“dari mana kau tahu?”
“dari tatapan matanya. Pagi ini… dia terlihat… sangat kelabu
“hahahaha… persis seperti julukannya”
“apa?”
“tentu saja CLOUDS, apa lagi? Awan yang kelabu” Yuri berputis. Itu justru membuat Yoona tambah gelisah
“Yuri-ah, di sini ada tempat yang paling bagus untuk melihat awan?”
“hm… sepertinya sih di balkon atap. Tapi jangan kesana deh, pembatasnya pendek. Kita bisa terjatuh dari atas”
Yoona tersenyum kemudian berdiri dari bangkunya “Sonsengnim… saya permisi ke toilet sebentar”
“nae… haseyo”
“Gamsahamnidah” Yoona beranjak dari bangkunya sebelum mengulas senyuman pada Yuri yang melototinya
^^
Tepat seperti dugaan Yoona. Ternyata namja yang dicari-carinya ada di tempat itu. Duduk di atas pembatas balkon dan mendongak menatap langit.
“O…Oppa… sedang apa kau di sini? Jam kedua sudah dimulai”tegur Yoona pelan
Yesung tidak menoleh, ia tetap dengan pandangannya ke langit “kau lihat itu Yoon-ah, awan di atas sana sangat indah. Ia bebas, dan… tidak pernah sendiri karena ia majemuk.” Yesung menghela nafas lelah “terkadang aku sangat iri dengan awan”
“kau bicara apa Oppa?” Yoona menghampiri Yesung. Ia hanya bisa berdiri di sebelahnya karena ia tidak bisa memanjat saat ia mengenakan rok
“aku suka awan”jawab Yesung samar
“apa terjadi sesuatu? apa kau punya masalah?”
“aku ingin menjadi awan” masih jawaban samar
“OPPA!!!” pekik Yoona putus asa
Yesung menoleh “sepertinya aku dan malaikat sedang bertukar posisi. Malaikat sangat suka dengan bumi, sementara aku sangat suka dengan langit”
Yoona tidak berkata apa-apa lagi, ia hanya menatap yesung dengan tatapan pedih. Dan perlahan ia menangis. Jelas saja itu membuat Yesung terkejut
“Kau…kau kenapa Yoon-ah?”
Yonna terus menangis. Yesung semakin panik. Ia pun turun dari pembatas balkon dan berdiri berhadapan dengan Yoona “aigo… kumohon jangan menangis, walau aku tidak tahu apa salahku, tapi aku sungguh minta maaf… jeongmal mianhae” Yesung merengkuh pundak Yoona dan sedikit menunduk agar bisa melihat wajah Yoona yang mendung itu
“kenapa kau seperti itu Oppa?” tanya Yoona sambil terisak
“a… aku? Aku kenapa?”
“mungkin kau hanya menganggapku sebagai orang baru di kehidupanmu, tapi asal oppa tahu saja. Aku adalah orang yang paling sedih saat melihat Oppa seperti ini”
“Yoon-ah… aku tidak apa-apa. Kenapa kau bersedih?”
“kojitmal! Aku tahu oppa berbohong”
“a…ani… aku tidak berbohong”
“sayangnya, mata oppa berkata lain. Kau punya masalah kan Oppa? Oppa… aku memang bukan apa-apa bagi Oppa. Tapi… kumohon, dalam kondisi seperti ini, anggap aku ADA”
“Yoon-ah…” Yesung melepas rengkuhan tangannya dan kembali menatap keluar. “mianhae… untuk yang ini, aku tidak bisa menceritakannya”
“apa karena aku bukan apa-apa bagi oppa? Makanya Oppa tidak ingin cerita padaku?”
“aniyo Yoon-ah…”
“apa karena Oppa tidak percaya padaku?”
“bukan… ini. Ini masalahku sendiri Yoon-ah. Aku tidak ingin membuatmu khawatir lebih dari ini. Jadi kumoon lupakanlah. Anggap saja aku sedang baik-baik saja”
“BAGAIMANA BISA???” Pekik Yoona mendarah daging, membuat Yesung menoleh kaget padanya
“Yoon-ah?”
“Bagaimana bisa aku tidak khawatir, bagaimana bisa aku menganggap oppa baik-baik saja sementara ada kabut di pancaran matamu, dan bagaimana bisa aku melupakannya begitu saja sementara aku tersiksa dengan perasaanku sendiri?”
“Yoon-ah… aku”
“Bagaimana bisa aku tidak peduli pada oppa sementara setiap saat aku ingin berteriak sekeras mungkin kalau aku menyukai oppa… jeongmal johahae Oppa”
Yesung terkejut “Yoon-ah?”
“ah ani ani… aku tidak menyukai Oppa, tidak sesederhana itu.… saranghaeyo Yesung Oppa… jeongmal saranghaeyo”
Yesung makin terkejut… “Yoon-ah__” seolah tidak percaya
“kenapa? Oppa kaget? Oppa tidak percaya karena kita baru beberapa minggu berkenalan?”
“Yoon-ah tunggu… dengarkan aku”
“atau Oppa menganggapku bercanda? Aku mencintaimu oppa… sungguh. Kenapa kau tidak bisa mengerti perasaanku? Apa kau menyukai orang lain? Atau karena__” ucapan Yoona terpotong. Bukan karena apa-apa. Hanya saja, ada sesuatu yang membuat mulutnya terkatup sendiri. Sesuatu yang lembut dan hangat mendarat manis di bibirnya. Yesung mengecupnya, membuat ia bungkam sementara perasaannya meledak-ledak
“Yoon-ah… dengarkan aku”lirih Yesung tepat di depan wajah Yoona, tak selang beberapa detik setelah ia melepas ciumannya. “aku tidak bisa menjanjikan apa-apa. Aku tidak ingin mengatakan apa-apa tentang perasaanku, karena itu hanya akan membuat kita berdua terluka”
“o…oppa?”lirih Yoona sambil menatap yesung tepat di manik matanya. Emosinya masih labil terlebih ditambah dengan ciuman singkat tadi
“tentang perasaanmu… gomawo… jeongmal gomawo Yoon-ah, ini pertama kalinya aku mendapatkan perasaan seperti itu. Tapi… maafkan aku. Bukannya aku tidak menyukaimu, tapi… percayalah, aku melakukan semua ini hanya untuk menjauhkanmu dari penderitaan lebih dalam”
“tapi oppa… aku”
“kumohon Yoon-ah, aku tidak ingin melihatmu terluka lebih dari ini. Percayalah”
Yoona tidak bisa berkata apa-apa. Tapi setidaknya, dia punya satu hal yang membuat masalah ini sedikit jelas… yesung bukannya tidak menyukai Yoona, tapi ia tidak ingin melihat yoja itu terluka lebih dari ini.
(Author note: ehem… ada scene kissu nya… mianhae… hanya demi memperkuat nilai estetikanya *maksa amat authornya*… Mianhaeeeeeeee)
^^
“yesung-shii… kau datang” sambut Leeteuk sumringah
“apa kabarmu malaikat? Kau baik-baik saja kan?”tanya Yesung
“nae yesung-shii. Sudah kubilang, saat kau berada di sekitarku, auraku jadi stabil”jawab Leeteuk
Yesung tertawa “kau belum pernah jalan-jalan kan? Bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan”
“jalan-jalan?” Leeteuk mengerutkan kening “apa terjadi sesuatu, Yesung-shii?”
Satu lagi orang penting dalam hidup Yesung yang menyadari masalahnya. Tapi… dia tidak ingin melihat orang penting itu ikut terluka “aniyo… memangnya salah kalau aku mengajakmu jalan-jalan? Atau kau memang tidak mau? Kalau begitu aku mengajak Eun Hyuk saja”
“tunggu…tunggu. Baiklah, aku mau. Kita pergi berempat yah?”
“tidak, kita pergi berdua saja, nanti aku akan menelpon yang lain kalau kita sudah sampai di tempat tujuan”
“memangnya kita mau ke mana?”
Yesung tersenyum “ikut saja denganku”
^^
Leteeuk membelalak kaget. Kelelahannya duduk berjam-jam di dalam mobil kini terbayarkan dengan apa yang disaksikan oleh matanya sendiri. “yesung-shii…”
“bagaimana? Indah bukan?”tanya yesung
“aku tidak menyangka, danau di bumi begitu luas”
Yesung berdecak “ini bukan danau, tapi laut. Dan kita sedang berada di pantainya”
“laut…?”Leeteuk menoleh ke Yesung “aku suka laut, Yesung-shii”
“aku juga”
“kenapa?”
Yesung mengangkat bahu “entahlah… mungkin karena aku bisa melihat garis cakrawala dari sini, dan dengan begitu, aku bisa menganggap seolah langit dan bumi itu sangat dekat. Terlebih lagi, awan di sekitar sini sangat indah”
“kau sangat suka awan yah?”
Yesung mengangguk
“di tempatku dulu, kau bisa sampai bosan melihat awan”
“benarkah? Mungkin kapan-kapan aku bisa ke tempatmu”
Leeteuk mengerutkan kening “kau tahu kan kalau itu mustahil”
“tidak juga, kalau aku mau”
“yesung-shii. Kau serius tidak ada masalah? Kau baik-baik saja kan?”
Yesung hanya tersenyum sambil mengangguk “aku hanya mengkhawatirkanmu, apa benar kau tidak akan apa-apa selama tinggal di bumi tanpa buah cahaya?”
“sudah kubilang, asal kau berada di sekitarku, aku tidak akan apa-apa”
“kalau begitu, apa yang akan terjadi padamu kalau aku tidak ada?”
Leeteuk menatap Yesung dengan sangat heran “apa maksudmu?”
“aku rasa sudah jelas… bagaimana kalau sendainya aku tidak berada di sekitarmu dalam waktu yang cukup lama?” Yesung balik menatap Leeteuk
Leeteuk masih bingung tapi toh dijawab juga “kalau begitu keadaannya, aku harus kembali ke langit, karena kalau aku tetap tinggal di bumi tanpa kau disekitarku, auraku akan meredup dan lama kelamaan, aku akan musnah”
“hm… kalau begitu… kembalilah ke langit”pinta Yesung
“itu mustahil. Lagi pula sudah kubilang, aku akan baik-baik saja selama kau ada”
“aku tidak selamanya bisa berada di sekitarmu malaikat… bagaimana kalau aku pergi? Atau dengan kata lain… aku … aku musnah seperti katamu”
Leeteuk tersenyum “kalau begitu, cukup mudah. Kau hidup, akupun hidup, dan kalau kau musnah, akupun musnah….kita akan musnah bersama. Mudah bukan?”
Yesung terlonjak kaget. Sebegitu besarnya kah makna kehadiran dirinya di hidup malaikat itu sehingga dengan mudahnya malaikat berkata kita akan musnah bersama. Dan tidak bisa ia sangkal, walaupun kalimat itu sedikit menyeramkan, tapi ia bahagia, ia senang, dan ada sesuatu yang hangat dan damai meresap ke dalam hatinya. Ini kah namanya… keluarga? Lebih khusus lagi… apa begini, rasanya punya kakak?
“kenapa? Apa perkataanku aneh? Aku serius. kalau kau musnah, aku juga rela musnah”
Yesung tersenyum “aniyo… tidak ada yang salah dengan perkataanmu”
“lalu kenapa? Apa kau serius baik-baik saja?”
Yesung lagi-lagi tersenyum “nae Leeteuk hyung… aku baik-baik saja”
Leeteuk terperanjat kaget “Tunggu… kau memanggilku apa barusan?”
“Leeteuk hyung. Memangnya salah? Bukannya kau lebih tua dariku?”
Leeteuk menatap Yesung dengan tatapan tak percaya “ah ani… hanya saja… sejak kita bertemu, ini pertama kalinya kau menyebut namaku dengan benar, dan ditambah lagi… kau memanggilku… hyung…”
“kau tidak suka?”
“aniyo… justru sebaliknya, aku sangat senang… aku… aku bahagia, namdongsaeng…”
Yesung tersenyum, seolah ada perasaan aneh yang menjalar ke hatinya “hahahaha… ternyata hangat juga yah punya kakak. Sekarang aku tahu, kenapa Wookie begitu senang saat bersamaku. Ternyata sehangat ini yah rasanya punya kakak”
“kemarilah dongsaeng” Leeteuk memeluk yesung dengan erat. Seolah tidak ingin melepasnya “mungkin ini aneh bagi manusia, tapi … saranghaeyo dongsaeng”
Yesung tertawa sembari berusaha sekuat tenaga menahan air matanya “nae hyung. Nado saranghae”
“hanya satu hal Yesung-shii… ah ani… Yesung-ah. Saat kau ada masalah, kumohon cerita lah. Aku memang bisa membaca auramu, tapi aku tidak bisa tahu dengan jelas apa yang terjadi padamu. Jadi Yesung-ah… buktikan kalau keberadaanku di sebelahmu mempunyai makna”
Yesung menelan ludah, masih berusaha mati-matian agar air matanya tidak menetes sedikitpun “gamsahamnidah Hyung…” hanya itu yang bisa ia ucapkan
^^
Ryeowook terbaring lemah di sana. Dengan beberapa alat medis penyokong kehidupan yang menempel di badannya. Yesung sendiri sudah cukup shock karena ia adalah orang terakhir yang tahu kalau adiknya mengidap penyakit yang cukup parah. Ia sungguh menyesal, kenapa sejak awal ia tidak curiga saat Eommanya setiap bulan mengajak Ryeowook keluar kota. Dan yang paling membuatnnya terpukul adalah, mereka bukannya pergi ke acara keluarga, tapi mereka pergi untuk check-up kesehatan.
Sayangnya, kemarin itu adalah Chek-up kesehatan Ryeowook yang mengharuskannya dirawat inap di RUMAH SAKIT.
Yesung membelai rambut adiknya dengan sayang, betapa ia tidak ingin kehilangan adiknya itu. Betapa ia akan merasa betul-betul tak berarti kalau saja benar… Ryeowook akan PERGI.
“ehem… “seseorang beredehem di belakang yesung, membuat ia sedikit kaget.
Yesung menoleh “ah… dokter Kim. Maaf, aku tidak menyadari keberadaan anda”Yesung langsung berdiri, sembari mengusap air matanya yang bercucuran tanpa ia sadari
“ah, gwencana… seharusnya aku yang minta maaf karena telah mengagetkanmu” jawab dokter Kim
“apa sudah ada perkembangan dokter? Bagaimana keadaan adikku?”
“hm… apa kau yang bernama Yesung?”
Yesung mengangguk “Ne… bagaimana dokter bisa tau?”
“hm… Ryeowook selalu bercerita tentangmu. Pantas saja Ryeowook sangat bahagia memiliki kakak sepertimu, ternyata… kau kakak yanng pennuh dengan kasih sayang”
Yesung menunduk… “aku Hyung yang payah, aku tidak tahu kalau adikku mengidap penyakit parah sejak lama”
Dokter Kim menepuk pundak Yesung “sudahlah, apa kau tahu, Ryeowook yang melarang eomma kalian untuk memberitahumu tentang penyakit yang dideritanya. Itu karena dia tidak ingin melihat hyung kesayangannya bersedih”
“tapi kalau aku tau sejak awal, aku akan menemaninya menjalani pengobatan, dan selalu mendukungnya”
“kau sudah melakukannnya Yesung-shii… percayalah” dokter Kim tersenyum
“lalu… bagaimana dengan operasi itu? Apa ada kabar baik?”
Dokter menghela nafas “ini sedikit sulit Yesung-shii. Inilah yang sering menjadi kendala bagi penderita penyakit gagal jantung. Jumlah pendonor sungguh terbatas, kalaupun ada, belum tentu juga jantung itu cocok untuk pasien”
Yesung menatap dokter Kim dengan serius “kalau begitu… dokter. Berikan jantungku untuk adikku”
“MWOOO???”

“Yonna… kau kenapa?” tanya yuri yang mendapati Yoona tengah melamun di bangkunya, wajahnya pucat dan lesu
“aku tidak kenapa-napa”jawab Yoona seadanya
“sayangnya, wajahmu berkata sebaliknya”
“sudahlah Yuri, aku tidak apa-apa. Kalau misalnya aku mengganggumu, abaikan saja aku”
Yuri jadi tambah bingung. Terlebih lagi saat Yesung masuk ke kelas. Sebenarnya bukan apa-apa, bukan masalah juga kalau Yesung masuk begitu saja dan langsung duduk di bangkunya, memasang kacamata dan membaca buku tanpa menyapa siapapun di sekitarnya karena Yesung yang dulu memang sering begitu. Tapi yang menjadi masalah adalah… sepengetahuan Yuri, sejak Yesung dan Yoona akrab, ini adalah pertama kalinya Yesung masuk kelas tanpa menyapa Yoona, begitupun sebaliknya. Ini pertama kalinya Yoona hanya tertunduk lesu saat Yesung masuk (biasanya kan Yoona langsung menghampirinya, paling tidak menyerukan namanya Yesung agar namja itu menoleh)
“selamat pagi Yesung oppa…” sapa Yuri basa-basi
Yesung menoleh “selamat pagi” sahutnya berusaha tersenyum pada Yuri yang menyapanya tadi. Dan saat Yesung menoleh itulah ada jeda di mana tatapan  mata Yesung dan Yoona bertumbukan, hanya selang beberapa detik, Yesung langsung mengalihkan pandangannya dan kembali membaca buku, sementara Yoona semakin terpuruk dengan keadaannya.
“ehem…aku tidak akan banyak tanya, walaupun aku amat sangat bingung dengan keadaan kalian. tapi… aku ingin kau tahu, aku ada di sini, selalu berada di sebelahmu, jadi kalau kau butuh teman curhat… datanglah padaku”tutur Yuri yang iba juga melihat kondisi temannya
Yoona menoleh. Matanya berkaca-kaca dan bibirnya bergetar. Hal itu justru membuat Yuri jadi panik sendiri.
“Yoona… kau… kau tidak apa-apa kan? Kenapa kau… aduh…”Yuri semakin panik
“Yu…Yuri” suara Yoona bergetar
Yuri menghela nafas “tidak ada jalan lain, sepertinya kita harus bolos hari ini, kondisi mu tidak memungkinkan untuk menerima pelajaran”
Kedua yeoja itu itupun meninggalkan kelas setelah Yuri membisikkan sesuatu pada ketua kelasnya, mungkin minta izin. Yesung melihatnya, dengan ekor matanya ia menangkap kepergian dua yeoja itu, dan yang membuatnya merasa terluka adalah, keadaan Yoona sepertinya TIDAK baik. Ia meremas pena yang yang ia genggam, mencoba melawan perasaannya dengan akal sehat… dan kali ini, akal sehatnya yang menang “Mianhaeyo Yoon-ah… jeongmal Mianhae… ini kulakukan agar kau tidak terluka lebih jauh dari ini…. Mianhae”
“Hyung…. Yoona kenapa?” Tanya Eun Hyuk tiba-tiba. Hal itu membuat yesung terlonjak kaget.
“hei… apa kau tidak bisa sehariiii saja tidak membuatku kesal?”tegur Yesung
“ha? Aku membuatmu kesal? Bagaimana bisa?”
Yesung menghela nafas, mengelus dada “dia sedang sakit, makanya diantar pulang”
“APA??? YURI SAKIT?” pekik Eun Hyuk panik
Yesung mengerutkan kening “aku yang salah dengar, atau kau yang salah sebut?”
“kau bilang dia sedang sakit, makanya diantar pulang. Apa Yuri sakit parah?” Eun Hyuk berusaha menenangkan diri
“loh, yang kau tanyakan sejak awal kan Yoona, jadi DIA yang kumaksud itu YOONA, bukan YURI”
Eunhyuk seolah tertohok pedang panjang “Oh… Yoona. A… aku pikir Yuri, soalnya aku mendapati mereka berdua pergi…” Eun Hyuk jadi salah tingkah
Yesung menutup bukunya “mau dengan pendapatku?”
Eunhyuk mengangkat wajahnya yang memerah “pendapat apa?”
“jujur, aku paling payah dalam urusan cinta, tapi… coba dengarkan si payah ini” Yesung menarik nafas, mencoba memilih kata-kata yang cocok agar Eun Hyuk tidak tersinggung “terkadang, kalau kita ingin mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu tapi urung karena terhalang oleh rasa takut dan sedikitpun tidak ada keberanian untuk mengungkapkan atau melakukannya, ujung-ujungnya akan berbuah penyesalan. Kau tahu kan, penyesalan itu adanya di belakang. Untuk itu… aku hanya bisa berpesan, selama kau masih punya waktu, selama kau masih mampu, dan selama masih ada kemauan… katakanlah… ungkapkan semuanya, sebelum terlambat. Sebelum semua kesempatan itu lenyap tak bersisa, sebelum harapanmu pupus dan berakhir dengan sebuah penyesalan pedih… katakanlah Eunhyuk…”
Eun hyuk menatap Yesung tepat di matanya, mencoba mencerna setiap kata-kata yang keluar dari makhluk aneh di depannya itu. Semuanya memang benar, Eun Hyuk menyadarinya, kini ketakutannya untuk “menyesal” lebih besar dari pada ketakutannya untuk “mengatakan”
“kau masih mencintainya kan? Katakanlah… minta maaf padanya” tambah Yesung saat melihat Eun Hyuk masih bimbang dengan perasaan dan pikirannya
“bukan aku yang salah, hyung”lirih Eun Hyuk
“point nya bukan siapa yang salah dan siapa yang tidak… mengalah bukan berarti kalah, minta maaf tidak selamanya untuk orang yang bersalah, itu adalah langkah awal untuk membuatnya luluh dengan ketulusanmu. Katakanlah, selama kau masih punya waktu”
Eun hyuk meremas tangannya, berusaha membulatkan tekad. Detik berikutnya ia menatap Yesung dengan tajam “Gomawo Hyung… aku akan segera kembali” detik itu juga Eun Hyuk pergi menyusul Yuri.
Yesung menatap kepergian Eun Hyuk dengan tertawa tipis “katakanlah karena kau masih punya waktu…” tawanya memudar, terganti dengan wajah kelam dan menyedihkan “tidak sepertiku” lirihnya.
Kelas itu sungguh ramai dengan hiruk pikuk penghuninya… tapi ditengah keramaian itu, ada hati yang menjerit karena sepi.
^^
Leeteuk meletakkan nampan berisi 2 gelas jus jeruk dan sepiring cake kering. Ia keheranan saat Yoona dan salah satu teman (selain Eun Hyuk dan Yesung) mampir ke studio tempat Leeteuk tinggal sementara.
“sebenarnya ada apa dengan Yoona?” tanya Leeteuk ramah.
Yuri menunduk hormat sejenak “ung…”  ragu untuk memanggil Leeteuk dengan sebutan apa.
“Yuri… ini Leeteuk oppa. Sepupuku. Baru datang dari Ilsan”Yoona masih sempat memotong, dalam hal segenting apapun, identitas Leeteuk yang terus dirahasiakan harus menjadi prioritas utama
“ah… Oppa nya Yoona. Annyeong Oppa… Yuri imnida, chingu nya Yoona”
“Annyeong Yuri-shii. Senang bertemu denganmu. Terima kasih sudah mengantar dia pulang, walaupun sedikit kaget juga kenapa tidak langsung ke rumah saja?”
“mianhae oppa, eomma ada di rumah, dan aku tidak ingin membuatnya khawatir. Makanya aku ke sini tanpa sepengathuannya” Yoona yang menjawab
Leeteuk mengangguk “kau tidak apa-apa?”
“hanya pusing sedikit, mungkin setelah beristirahat sejenak, aku akan kembali pulih”
“YURI-AH” seru Eun Hyuk yan tiba-tiba saja datang setelah mendobrak pintu.
Tiga orang yang berada di dalam langsung terlonjak kaget. Bahkan Leeteuk hampir terjungkal dari kursinya
“Eun hyuk-ah? Kenapa kau ada di sini?” tanya Yuri kaget. Pertanyaan itu sekaligus mewakili Yoona dan Leeteuk yang masih mengelus dada saking kagetnya.
“aku ingin bicara”jawab Eun hyuk dengan wajah serius (*author note: Eun Hyuk berwajah serius? kaya apa yah?*)
“kalau kau ingin bicara tentang masalah kita, aku rasa tidak perlu, karena semuanya sudah selesai”tolak Yuri
“sayangnya bukan ini akhir yang kuharapkan. Aku sudah muak terus-terusan hidup dengan kesalah pahaman ini. Beri aku waktu 10 menit untuk menjelaskan semuanya, aku hanya ingin kau mendengarkannya dengan perasaanmu, bukan dengan luapan amarahmu. Keputusan akhirnya aku serahkan padamu. Kumohon, hanya 10 menit”
Yuri menelan ludah, dalam hati ia ingin sekali mendengarkan semua penjelasan Eun Hyuk, semuanya… tanpa ada yang disembunyikan. Tapi kenangan pahit setahun yang lalu membuatnya mengurungkan niat.
*flash back
Di dalam GOR… di mana Eun Hyuk sedang bermain basket seorang diri. Yuri menatap kotak bekal buatannya yang akan ia berikan kepada Eun Hyuk yang sedang serius mendrible bola dan men-shoot nya ke ring. Saking seriusnya, ia tidak menyadari kalau ada Yuri di balik pintu GOR.
Yuri tersenyum. Sungguh senang melihat kekasihnya tengah serius bermain basket. Sungguh cinta nya ia pada cowok keren itu.
Seorang cewek melintas begitu saja di sebelah Yuri dan berlari penuh semangat menuju Eun hyuk. Dari pakaiannya, yeoja itu bukan siswi sekolah itu, bahkan seperti bukan anak sekolahan, pakaiannya modis seperti model terkenal. Tapi bukan itu yang membuat mata Yuri hendak mencelat keluar… tapi apa yang dilakukan cewek itu dengan kekasihnya…
Yeoja itu berlari ke arah Eun Hyuk, memeluknya. Dan setelah Eun Hyuk menoleh sambil tersenyum… cewek itu… tiba-tiba saja__
*flash back end
Yuri memejamkan mata rapat-rapat saat ia mengingat kejadian memuakkan itu.
“Yuri-ah… kumohon dengarkan aku” lirih Eun Hyuk membuat Yuri kembali ke kenyataan bahwa semuanya sudah terjadi.
“pergi dari sini… sebelum aku betul-betul muak denganmu”pinta Yuri kasar
Leeteuk bertatapan dengan Yoona, saling memberi isyarat.
“ehem… aku sama sekali tidak tahu masalah kalian, tapi sepertinya memang harus ada yang diselesaikan… Yuri-shii, dengarkan saja dia. Sedikit masukan saja… Eun Hyuk namja yang baik menurutku”tutur Leeteuk kemudian memapah Yoona masuk ke kamar untuk beristirahat.
Ada selang beberapa menit, Eunhyuk maupun Yuri tidak mengeluarkan suara sedikitpun. Hanya suara nafas yang memburu, sangat jelas kalau mereka berusaha menetralkan emosi.
“kau sudah tenang sekarang?… kumohon berikan aku waktumu 10 menit. Dan dengarkan penjelasanku”pinta Eun Hyuk tulus
^^
Pagi itu… tidak seperti biasanya, Yesung telat berangkat ke sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, tapi ia hanya duduk di jok mobilnya, menatap kosong setir mobil yang entah apa menariknya. Ia menatap dasbor mobilnya, di sana terpajang 2 frame foto kecil yang berisikan 2 foto berbeda. Frame pertama terpajang foto dirinya dan Ryeowook yang saat itu masih SD, Yesung memeluknya dengan sayang. Di frame kedua adalah foto yang baru-baru ini ia take di studio milik Yoona. Dan tentu saja yang ada di foto itu adalah Eunhyuk, yoona, leeteuk, dan juga dirinya. Ia ingat bagaimana susahnya mengambil foto itu. Waktu itu mereka hanya berempat. Dan Leeteuk bersikeras harus mengambil foto mereka berempat sementara tidak ada yang memegang kamera. Dan terpaksa, kamera milik Yoona di stel otomatis dan di letakkan di atas stand kanvas milik Yoona, dan mereka pun berpose. Leteuk dan Eun Hyuk memilih gaya imut, sementara Yesung hanya tersenyum saat Yoona menggandeng tangannya.
Yesung tertawa mengingat semua moment bahagia yang sempat ia habiskan bersama teman-temannya. Ia juga ingat perkataan Eun Hyuk saat mereka pulang bersama sehabis berkunjung di studio Yoona
***Flash back
“Hyung… apa kau sadar sesuatu?” tegur Eun Hyuk saat mereka pulang bersama
“apa?” tanya Yesung setengah penasaran
“entah itu semenjak Yoona pindah ke sekolah kita, atau semenjak kehadiran Leeteuk-hyung… aku rasa… kau lebih banyak tersenyum”
“benarkah?”
“kau tidak menyadarinya?”
Yesung tersenyum “tidak juga… aku sadar ada perubahan yang ada dalam diriku. Aku lebih banyak tertawa sejak malaikat ada. Terkadang dia memang membuatku kesal, tapi justru itu yang membuatku tertawa. Entahlah… aku merasa senang melihat tawanya itu, dan kau tahu… aku sempat khawatir saat mengira dia sudah kembali ke langit”
Eun Hyuk manggut-manggut paham “ehem… kalau Yoona?”
Yesung kembali tersenyum “kau tahu kan, aku paling payah untuk urusan cewek”
“kau menyukainya kan Hyung?”
“sudahlah… aku sudah cukup senang dengan persahabatan kita semua. Jadi jangan bertanya lagi”
Eun Hyuk mencibir
*** Flash back End
“aku menyayangi kalian…” Lirih Yesung seorang diri, berikut air matanya yang mulai menetes “aku senang berada di sebelah kalian, bermain dengan kalian… tapi… aku mana bisa bersenang-senang sementara adikku berjuang untuk hidup. Sungguh tidak adil saat aku tertawa bahagia sementara adikku meringis menahan sakitnya… sungguh tidak adil” Yesung merebahkan kepalanya di atas setir kemudi. Kemudian kembali mengingat percakapannya bersama dokter Kim tempo hari
***Flash back
Yesung menatap dokter Kim dengan serius “kalau begitu… dokter. Berikan jantungku untuk adikku”
“MWOOO???” dokter Kim terkejut “apa kau sadar apa yang baru saja kau katakan?”
“ne… aku sadar sepenuhnya. Aku adalah kakaknya, jadi kemungkinan besar jantungku cocok untuk di donorkan pada adikku”
Dokter Kim jadi panik sendiri dan serba salah “tunggu… maksudmu, kau rela mendonorkan jantungmu untuk adikmu? Dan kau tahu artinya kan? Artinya sama saja dengan kau menukarkan nyawamu”
Yesung mengangguk pasti “ne… arayo. Tidak masalah bagiku, asalkan adikku bisa selamat”
“bukan hanya itu Yesung-shii. Kami juga punya aturan sendiri. Donor jantung ini adalah kasus yang cukup sensitif, banyak aturannya. Kau tidak boleh mendonorkan jantungmu sementara kau dalam keadaan sehat bugar. Itu sama saja halnya dengan kau memintaku untuk membunuhmu dulu. Yang boleh dikategorikan sebagai pendonor adalah seorang pasien terminal yang tidak punya harapan hidup lagi tapi organ jantungnya tidak terdapat gangguan, selain itu harus ada persetujuan dari pasien dan keluarga”
Yesung tampak berpikir “jadi aku harus menjadi pasien yang sekarat?”
“astaga… bukan itu maksudku Yesung-shii… kau tidak harus mendonorkan jantungmu. Kau masih muda, dan masa depanmu masih panjang. Aku akan berusaha mencari donor yang cocok untuk adikmu”
“sampai kapan dokter? Adikku sudah sekarat, semakin ditunda, ia akan semakin kesakitan. Dan itulah hal yang paling tidak kuinginkan. Apa anda tahu dokter, appaku sudah meninggal sejak aku masih berumur 13 tahun, aku tidak mendapatkan kasih sayang dari eomma sejak aku kecil, dan terakhir kuketahui… ia bukan eomma kandungku, eommaku yang sebenarnya sudah meninggal sejak aku berumur 1 tahun. Dan apa anda tahu? Sejak appa kami meninggal… hanya Ryeowook satu-satunya orang yang masih menyayangiku. menurut anda Sedewasa apa anak usia 10 tahun waktu itu? Mungkin Ryeowook satu-satunya orang yang bisa melakukan ini. Appa kami meninggal, dan yang ia lakukan adalah memelukku dan menenangkanku, selalu ada saat aku menangis, sementara eommaku memarahiku karena merusak upacara pemakaman… apa anda tahu seberapa besar arti kehadiran adikku di kehidupanku yang sepi ini, dokter? Apa anda mengerti? Sampai-sampai anda bisa dengan begitu tenangnya menyuruhku untuk bersabar dan menunggu sampai ada pendonor yang cocok untuk adikku. Oke, tidak masalah aku menunggu kalau memang akhirnya akan ada. Tapi… kalau tidak ada??? Apa aku hanya bisa berdiam diri saja?? Apa kau mengerti dokter???” tutur Yesung dengan nada tinggi. Ia sendiri tidak sadar kalau ia telah membentak seorang dokter. Emosinya betul-betul labil, ia bahkan menangis
Dokter Kim menatap Yesung tepat dimanik matanya. Dan di mata itu Ia temukan ketulusan yang dan kemauan yang kuat untuk menolong Ryeowook. Dokter Kim sampai tidak habis pikir, karena ini memang pertama kalinya ia mendapati seseorang dengan sukarela mendonorkan jantungnya atau dengan kata lain menyerahkan hidupnya begitu saja sementara keadaannya sehat-sehat saja.
“dokter… kumohon… berikan jantungku untuk adikku”pinta Yesung dengan suara bergetar menguasai tangis
Dokter Kim menghela nafas “aku bisa saja melakukannya Yesung-shii, tapi aturan tidak bisa di langgar… kau bukan pasien sekarat yang tidak punya harapan hidup, kau manusia yang sehat. Dan aku sama sekali tidak tega membunuhmu”
“kalau begitu akan kubuat diriku sekarat”
“Yesung-shii” dokter Kim terlonjak kaget. Apalagi ulah anak ini?
“kumohon dokter Kim, aku butuh persetujuan anda”
“tapi…”
“aku jamin, tidak akan ada yang menuntut. Jangan khawatirkan eommaku, aku bukan apa-apa baginya, jadi ada atau tidaknya aku, sama saja di matanya. Asalkan adikku selamat, dia pasti bahagia”
Dokter Kim semakin iba
“dokter…” yesung semakin memelas
Akhirnya dengan helaan nafas panjang disertai anggukan pasrah, dokter Kim pun menyetujuinya “baiklah, ikut ke ruanganku. Kau harus mengurus registrasinya dulu. Tapi… satu yang kuminta”
“apa dokter?”
“saat kau ingin membuat dirimu sekarat, jangan sampai kau meninggal lebih dulu. Maksudku… hati-hati dengan jantungmu”
“aku mengerti dokter… aku akan melindungi jantungku… jantung Ryeowook”
Dokter Kim memejamkan mata rapat-rapat “OH TUHAAANNN… APA YANG SEDANG KULAKUKAN???”
***Flash back end
Yesung menghembuskan nafas panjang. Mencoba menstabilkan emosi. Apa yang akan dia lakukan sungguh berisiko, sedikit saja kesalahan, pengorbanannya akan sia-sia belaka. Ia mengatur nafas berkali-kali, mempersiapkan mental dan fisik. Ia bahkan menyiapkan pelindung dada, menghindari kemungkinan dadanya tertusuk benda tajam dan melukai jantung yang akan ia donorkan itu.
Setelah merasa cukup tenang, ia meraih telepon genggamnya dan menghubungi dokter Kim
“Yoboseyo!” sapa dokter Kim
“ini Yesung, dokter”
“Yesung-shii, ada apa?”
“siapkan ambulans, 10 menit lagi, sekitar 30 meter dari rumah sakit__”
“tunggu…tunggu, apa maksudmu?”
“sudah kubilang, aku akan mendonorkan jantungku secepatnya. Siapkan semuanya, berikut operasinya. Pastikan adikku selamat”
“yesung-shii, apa yang akan kau lakukan?” suara dokter Kim terdengar panik
“aku akan membuat diriku sekarat, agar kau bisa mengoprasi kami”
“dengan cara apa?”
“10 menit dari sekarang, siapkan semuanya”
“Yesung-shii… jangan bilang kalau kau akan__”
Tut…tut…tut…
Yesung menutup pembicaraan, kemudian menghubungi Eun Hyuk
“Hyung… kenapa kau tidak ke sekolah? Dan kenapa sejak tadi kau tidak menjawab teleponku?”serbu Eun hyuk saat sambungannya masuk
“tolong jaga Leteeuk hyung, juga Yoona. Hm… kalau bisa, kumohon carikan jalan agar Leeteuk-hyung bisa kembali ke asalnya, hari ini tepat setahun sejak ia terakhir memakan buah cahaya. Aku khawatir terjadi sesuatu dengannya”
“Hyung? Kau bicara apa?”
“sudahah, turuti saja kata-kataku. Usahakanlah untuk keselamatan Leeteuk- hyung, aku sungguh tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sungguh menyesal… tapi, adikku lebih membutuhkan__”
“Hyung… kenapa perkataanmu seolah mengisyaratkan kalau kau akan pergi untuk selamanya?”potong Eun hyuk panik
“aniyo… aku hanya pergi sementara. Yang tadi itu aku serius… tolong jaga Yoona, dan carikan jalan agar Leeteuk-hyung kembali ke asalnya”
“kalau soal Yoona mungkin bisa, karena memang masuk akal. Nah… soal Leeteuk-hyung??? Itu mustahil”
Yesung menghela nafas, membenarkan ucapan Eun Hyuk “kalau begitu, persiapkan hati kalian untuk kehilangan kami berdua”
“MWOEYO?????? Hyung???”
Tut…tut…tut…
Lagi-lagi Yesung memutuskan sambungan tepat saat orang di seberang dibuat kaget olehnya.
Yesung pun mulai menjalankan mobilnya keluar pekarangan rumah dan menuju ke jalan besar… “Maafkan aku Tuhan, maafkan aku Eomma, appa, Leeteuk-hyung, Yoon-ah, wookie-ah… semuanya… aku mencintai kalian”
BRUUUUUUUUUUUUUUUMMMMMMMMMMMM
Mobil itu pun melaju dengan kecepatan menggila. Menuju lokasi yang dipresiksikan Yesung sebelumnya sebagai tempat ia meregang nyawa. Tak jauh-jauh dari rumah sakit agar ia sempat mendonorkan jantungnya sebelum betul-betul meninggal
^^
BRUUUUGGGHHHHHH…..
Leeteuk terbangun. Ia baru saja terjatuh dari tempat tidur. Matanya berkunang-kunang dan dadanya sakit. Entah apa yang terjadi, tapi rasanya apa yang ia lihat di mimpinya sepertinya nyata. Ia melihat Yesung… ia melihat orang yang sangat penting baginya… mengalami sebuah kecelakaan hebat… tubuh yesung berlumuran darah… dan… mimpinya berakhir saat ia terjatuh dari tempat tidur.
Leeteuk berlari menuju ruang depan karena ada yang menggedor-gedor pintu.
“Nuguseyo???” seru Leeteuk kemudian membuka pintu depan
“Hyung… apa Yesung-hyung mampir ke sini?” tanya Eun Hyuk panik. Yoona dan Yuri menyusul dari belakang
“Oppa… apa kau melihat yesung-oppa?” tanya Yoona lebih panik
“apa kalian juga merasakannya?” tanya Leeteuk panik, keringatnya bercucuran dan badannya lemas
“tunggu… hanya perasaanku saja atau memang, Leeteuk Oppa seperti… memudar?” tanya Yuri keheranan.
Eunhyuk dan Yoona daling bertatapan. Kemudian eunhyuk mengangguk tanda paham
“akan kuceritakan nanti,… chagi-ah”ucap EunHyuk
Tiba-tiba Leeteuk luruh ke lantai. Ketiga orang didepannya terkejut bukan kepalang
“OPPA???” pekik Yoona dan Yuri bersamaan
“Hyung….” Pekik Eun Hyuk
“Yesung-ah… yesung-ah… dia…”ucap Leeteuk putus-putus, auranya meredup
“astaga… Yoon-ah, apa kau ingat kata-kata Leeteuk Hyung tempo hari? Katanya kalau Yesung hyung ada disekitarnya, auranya akan stabil? Kalau kebalikannya? Kau tahu maksudku bukan?”tegur Eun Hyuk
Yoona tambah panik
“kau sama sekali tidak membantu keadaan bertambah baik, justru bertambah buruk”Yuri balik menegur
“Yesung-ah… Yesung-ah…” Leeteuk berusaha berdiri “dia sekarat”
Yuri, eunHyuk, terlebih Yoona terkejut bukan main “MWOOO??? SEKARAT???”
“kita harus menemukannya… kita harus… menyelamatkannya” suara Leeteuk semakin mengecil dan semakin samar…
Eun hyuk langsung memapahnya “apapun yang terjadi, kita harus menemukan yesung-hyung… kita harus membawa Leeteuk-Hyung di dekatnya. Kalau ucapan leeteuk hyung benar bahwa Yesung-hyung sekarat… berarti… arti dari ucapan Yesung Hyung kalau kita akan kehilangan keduanya adalah… hal ini”
Yoona seperti tertampar… tubuhnya lemas, dan hampir jatuh ke lantai kalau saja Yuri tidak menopangnya.
“kita harus menemukan Yesung hyung. Chagi-ah… kau tidak apa-apa?” tanya Eun hyuk pada Yuri
“Ne… gwencana”
TO BE CONTINUED….

(FF) Angel_Clouds {part 4/Ending}


Yesung mengerjap-ngerjapkan matanya. Ada sensasi aneh yang menerpa kulitnya. Rasanya sangat sejuk, dan ada aroma khas yang sungguh memanjakan hidungnya. Ia pun bangkit dari pembaringannya. Mencoba fokus dengan apa yang ada di sekitarnya. Sekali lagi ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Sekelilingnya hanya ada pepohonan, tapi beda dengan pepohonan yang pernah ia lihat sebelumnya. Serba putih dan berkabut. Ia menunduk, mendapati dirinya juga mengenakan pakaian putih bersih “apa aku sudah mati?” lirihnya seorang diri.
Ia mencubit pipinya sendiri, tapi tidak merasakan sakit “atau aku sedang bermimpi? Di mana ini?” lirihnya lagi.
Ia pun melangkah pelan ke depan, mencoba mencari seseorang, atau sesuatu yang bisa menjelaskan keadaannya sekarang. Langkahnya terhenti, tak jauh dari tempatnya berdiri, ada sebuah pohon mapple di tepi danau. Cukup familiar kelihatannya, tapi bukan itu yang menarik perhatiannya, tapi ada seorang yeoja cantik yang duduk di tepi danau sembari memetik bunga (author note: bayangkan saja wujud bidadari di cerita dongeng, mirip-mirip itu deh)
“Annyeonghaseyo… maaf sebelumnya, apa anda penghuni tempat ini?”tanya Yesung hati-hati
Yeoja cantik itu menoleh, kemudian tersenyum “kau datang Yesung-ah?”
“ha??? Anda tahu namaku?”
Yeoja itu kembali tersenyum “tentu saja aku mengetahuinya… karena aku yang memberikanmu nama itu”
Yesung membelalak kaget “ba…bagaimana bisa? Maksudku… kecuali… kau adalah…”
“ne Yesung-ah, aku eommamu. Kemarilah nak, eomma telah lama menantikanmu”Yeoja cantik yang tidak lain adalah Eomma kandung Yesung itu kemudian berdiri menghampiri Yesung
Yesung tidak berkutik, ia sudah cukup terkejut saat Yeoja itu menyebut namanya, dan sekarang Yeoja itu mengatakan kalau ia adalah eomma kandung Yesung sendiri!!
Melihat anaknya yang hanya bisa mematung, Eomma kemudian memeluk anaknya itu “aku merindukanmu nak… sungguh merindukanmu”
“eom… eomma?” tanya Yesung ragu
“Ne yesung-ah… aku Eomma mu”
“Eomma… kau eommaku?”
“ne yesung-ah”
Barulah tangis Yesung pecah, kemudian memeluk eommanya
Eomma tersenyum… “satu lagi pembuktian kalau anak-anakku memiliki hati malaikat”
Yesung tersentak “a…anak-anakku?” Yesung melepas pelukannya “bukannya Wookie juga punya eomma sendiri?”
“eomma tidak membahas tentang adikmu nak… tapi… kakakmu”
Yesung kembali tersentak “kakakku? Maksud eomma?”
“hm… sebaiknya eomma cerita dari awal. Duduk lah” eomma mengajak Yesung duduk di tepi danau. “semuanya bermula saat eomma datang ke tempat ini… ah tidak. Sepertinya eomma harus mengungkap identitas eomma yang sebenarnya”
“Mollayo eomma… aku betul-betul tidak mengerti”
Eomma tersenyum “kalau begitu… perhatikanlah” Eomma beranjak dari duduknya, kemudian berdiri tak jauh dari hadapan Yesung. Detik berikutnya tubuh Eomma yesung mengeluarkan cahaya disertai sayap yang muncul perlahan di balik punggungnya…
“Omo… eomma… kau…”
“ne… Yesung-ah. Eommamu adalah seorang malaikat”ucap Eomma seiring menghilangnya sayap itu “setidaknya itu dulu”
Yesung terkejut, seketika berdiri begitu saja, mendengar kata MALAIKAT bahkan melihat wujudnya dengan mata kepala sendiri, ia langsung teringat pada satu orang “jadi kakakku adalah…” terka Yesung tanpa melanjutkan kalimatnya, hanya mengisyaratkan dengan ekspresi wajahnya
Eomma mengangguk “dengarkan ceritaku. Sebelum aku bertemu appamu, aku adalah seorang malaikat. Waktu itu aku tak sengaja tersesat di hutan terlarang ini”
“hutan terlarang?”
“ne… hutan terlarang. Aku terbang ke sana kemari mencari jalan keluar, tapi yang ada, aku terjatuh dan sayapku patah. Dengan terpaksa aku menyusutkannya kedalam tubuhku. Tepat di tempat ini, aku bersandar di pohon itu. Dan kau tau Yesung-ah… aku langsung tersedot ke dalamnya seolah terlempar ke dimensi lain, dan saat aku membuka mata, aku sudah terduduk di bawah pohon yang berada di sebuah pekarangan rumah manusia. Dengan kata lain, aku terjatuh ke bumi”
“pekarangan rumah manusia?” Yesung menoleh ke belakang, menatap pohon mapple itu, kemudian ia ingat. Pohon ini sangat mirip dengan pohon mapple yang berada di pekarangan rumahnya. Pohon yang sangat disayangi appanya, dirawat sedemikian rupa dan melarang siapapun untuk menyentuhnya, terlebih menebangnya
“kau tahu… itulah pertama kalinya aku bertemu appamu… ia merawatku yang saat itu sedang terluka. Appamu sama sekali tidak ragu, tidak curiga, bahkan sedikitpun tidak ada pikiran bahwa aku adalah orang asing yang bisa saja berbuat jahat padanya. Dan itulah pertama kali aku jatuh cinta pada seorang namja di bumi, seorang namja mandiri tanpa bantuan orang tuanya, seorang namja yang baik dan sukses dengan usahanya sendiri. Dan kau tahu nak… kebahagiaan terbesarku adalah saat appamu menyatakan cintanya padaku dan memintaku menjadi istrinya”
Yesung mengangguk, tidak bisa menyembunyikan senyumnya, betapa perjalanan cinta orang tuanya sungguh romantis. Tapi ia menyadari ada sebuah ganjalan “tapi eomma, bagaimana ceritanya sampai aku bisa terpisah dengan kakakku?”
“itulah awal masalanya nak. Aku adalah calon petinggi malaikat, makanya keberadaanku sangat di pentingkan. Hanya beberapa bulan sejak aku menikah dengan appamu, para petinggi menemukan keberadaanku di bumi, tepat di hadapan appamu, identitasku terbuka, sayapku muncul, dan aku dibawa kembali ke langit”
“eomma menerimanya begitu saja? Maksudku… eomma meninggalkan appa begitu saja tanpa beban?”protes Yesung
“salah besar nak… saat aku kembali ke langit, itulah saat-saat terberat bagiku, tak ada appamu di sisiku, rasanya sungguh berbeda, sangat buruk. Parahnya lagi… terakhir aku tahu, saat aku tengah mengandung anak dari appamu”
“kakakku?”
Eomma mengangguk “dan saat itu para petinggi mulai berdebat soal perbuatanku yang menikah dengan manusia saat berada di bumi. Aku di sidang, dan hukumannya akan diputuskan setelah anakku lahir. Dan saat itu tiba, keputusannya pun keluar, dan lebih mengejutkan, keputusan itu sungguh kejam. Aku harus memilih. Diantara aku dan anakku yaitu kakakmu, harus ada yang tetap hidup dan yang satunya harus dimusnahkan. Tentu saja aku tidak ingin mengorbankan anakku… aku lebih baik musnah dari pada anakku yang dimusnahkan…”
“la… lalu, kenapa aku bisa… lahir?”tanya Yesung masih bingung
“kau tahu nak.? ayahku yang tidak lain adalah kakekmu adalah salah satu petinggi malaikat, dan dia meminta kebijakan pada rekannya sesama petinggi untuk keselamatanku. Alhasil, aku tidak dimusnahkan sepenuhnya, tapi kekuatanku, identitas,  dan auraku sebagai malaikat yang dimusnahkan. Itupun dengan catatan, anakku yang baru kulahirkan itu tetap tinggal di langit sebagai malaikat dan tidak diperbolehkan bertemu bahkan mengetahui keberadaan ibunya. Sementara aku… dilempar kembali ke bumi”
“Hyung ku… dia sungguh malang” Yesung menunduk pilu
“tapi dibalik itu semua, ada hikmah yang kuterima. Aku kembali bertemu dengan appamu, dan kembali hidup bersama, sampai kau lahir 2 tahun berikutnya”
“dan setahun berikutnya lagi, eomma meninggalkanku? Iya kan?”
“maafkan aku nak. entah kenapa suratan takdir eommamu ini selalu seperti itu. Tepat 3 bulan Sebelum kau kulahirkan, dokter memvonisku mengidap kanker rahim, dan rahimku harus segera diangkat sebelum kanker itu menyebar. Tapi… ada konsekuensinya”
“apa itu eomma?”
“lagi-lagi aku kembali dihadapkan pada pilihan yang sama. Kalau saat itu rahimku diangkat, otomatis kau tidak akan selamat, dan kalau aku mempertahankanmu, kanker itu akan menyebar dan mengancam hidupku ke depan. Dan tentu saja aku tidak akan mengorbankan anakku. Dan untunglah kau lahir dengan selamat, dan aku bersyukur, aku masih diberi waktu selama setahun untuk merawatmu sebelum penyakit itu merenggut nyawaku” Eomma menghampiri Yesung, dan memeluknya “aku lebih baik musnah berkali-kali dari pada melihat anak-anakku menderita, apalagi sampai musnah… aku akan melakukan apapun demia kalian…”air mata Eomma berlinangan
“Mianhaeyo eomma”lirih Yesung di pelukan eommanya
“waeyo yesung ah?”
“aku sengaja memusnahkan diriku untuk menyelamatkan nyawa adikku. Dan terpaksa… kakakku harus ikut musnah bersamaku. Karena dia bilang, kalau aku musnah, dia juga akan musnah”
Eomma menghembuskan nafas panjang “tentang itu, aku tau semuanya nak. eomma yakin, kalian tidak akan musnah”
“bagaimana bisa eomma? Aku sudah mendonorkan jantungku untuk adikku”
Eomma tersenyum, “banyak hal yang tidak bisa kau duga nak. kau sangat baik, mana mungkin Tuhan menyia-nyiakan hidupmu. Walaupun wujudmu adalah manusia mengikuti wujud appamu, tapi hati yang kau miliki… adalah hati seorang malaikat. Sama seperti kakakmu, yang membuatnya beda darimu adalah… kakakmu memiliki separuh aura malaikat dari eomma”
“hm… sekarang aku tahu semuanya. Terutama… alasan kenapa Leeteuk hyung tidak memiliki sayap. Itu karena appanya adalah seorang manusia”
Eomma tersenyum “kalian malaikat ataupun manusia biasa, eomma tidak peduli, karena tidak akan bisa mengubah keadaan kalau kalian adalah anak-anakku”
Eomma kembali memeluk Yesung
“saranghaeyo eomma… jeongmal saranghaeyo”lirih Yesung tulus. Akhirnya ia merasakan kebahagiaan berada dalam rengkuhan seorang eomma. Entah itu mimpi atau kenyataan, yang jelas, Yesung telah bertemu eommanya
“nado saranghayeo Yesung-ah”balas eommanya
^^
Dokter kim masih diam terpaku. Ia menghabiskan waktu 30 menit hanya untuk menatap 2 pasien yang terbaring di branker berbeda, tetapi bersebelahan. Rekan dokter, ahli anastesi, dan perawat yang ikut andil dalam operasi itu hanya bisa saling menatap dan bertanya-tanya.
Siapa yang menyangka, dokter Kim tengah berperang dengan dirinya sendiri. Ia tahu bahwa sebagai seorang dokter, ia harus menjunjung tinggi etika dan ke-profesional-annya dalam bekerja. Ia sudah beberapa kali melakukan operasi besar termasuk operasi transplantasi jantung, tapi entah kenapa baru kali ini ada kasus yang ia tangani yang membuat hati nuraninya bimbang.
“Dokter… apa operasinya sudah bisa di mulai? Kami butuh indtruksi anda segera”tegur seorang ahli anastesi
Dokter kim menoleh “apa Ibu pasien sudah datang?”tanya Dokter Kim kembali
“sudah dokter, ia sedang berada di ruang tunggu”
“bagaimana keadaan pendonor?”
“TTV stabil dokter, hanya saja kalau terus ditunda, perdarahannya akan semakin banyak dan akan mempengaruhi kerja jantung yang akan di transplantasi, sedikitnya, kita punya waktu beberapa jam sebelum pendonor meninggal, dokter”
Dokter menghela nafas. Kau berhasil Yesung-shii, sekarang kau sedang sekarat, dan kau harus membuatku memilih antara hati nurani dan profesiku. Lirih dokter Kim dalam hati
“dokter…” tegur rekannya
Dokter Kim menoleh “atasi perdarahan, segera”
Rekan medis yang lain saling menatap
“maaf dokter? Bukannya kita harus melakukan operasi transplantasi sekarang?”
“atasi perdarahan pasien pendonor segera”perintah dokter Kim
“lalu bagaimana dengan pasien resipien?”
“kondisinya masih stabil, jadi fokuskan untuk menstabilkan kondisi pasien pendonor dulu” Dokter Kim menoleh ke rekannya “Dokter Lee, saya serahkan pasien pada anda, jangan lakukan tranplantasi tanpa instruksiku, aku akan segera kembali”
Walau sedikit bingung, dokter Lee pun mengangguk dan menjalankan perintah atasannya “baik dokter Kim”
Dokter Kim sendiri keluar dari ruang operasi dan melepas maskernya. Eomma Rywoeook langsung menyerbu dokter
“bagaimana operasinya dokter?” tanya Eomma Wookie cemas
“kondisi pendonor dalam keadaan kurang stabil, ini akan mempengaruhi organ jantung yang akan di donorkan, anda bersabarlah”jawab dokter seadanya
“dokter… apa boleh saya tahu siapa orang ini? Setidaknya saya harus tau siapa yang dengan rela mendonorkan jantungnya untuk anak saya…”
Dokter Kim menatap wanita separuh baya itu. Ada sedikit rasa kesal yang timbul saat melihat wanita itu. Dokter Kim mengingat setiap ucapan Yesung, bagaimana Yesung diperlakukan oleh wanita yang dianggapnya sebagai eomma kandung selama bertahun-tahun. Dokter Kim penasaran sendiri, apa pendapat wanita itu jika ia tahu bahwa anak yang ia benci selama ini justru adalah orang yang dengan rela memberikan nyawanya kepada Ryeowook…
“dokter? Apa anda mendengar saya?” tegur eomma Ryeowook
“ah… mianhae, saya sedang tidak fokus. Saya baru pertama kali mendapatkan pendonor seperti orang ini”
“maksud dokter?”
“kira-kira apa pendapat anda kalau pendonor adalah orang yang anda kenal?”
Eomma Ryeowook terlihat bingung “maaf… saya masih belum mengerti arah pembicaraan dokter”
“saya hanya sekedar bertanya, Nyonya Kim” (auhor note: eh… marganya sama. Baru sadar)
Walau ragu, Eomma Ryeowook tetap menjawab “kalau saya mengenal orang ini, saya akan berterima kasih karena telah menyelamatkan anak saya”
Dokter Kim menghela nafas “bagaimana bisa anda berterima kasih? Karena setelah operasi ini selesai, pendonor sendiri akan meninggal”
“saya akan berterima kasih kepada keluarganya. Dokter, apakah anda bisa memberitau saya siapa keluarganya?”
“dia sebatang kara. Dan dia berjuang menyelamatkan satu-satunya keluarga yang ia punya dan yang mengakui keberadaannya”
Eomma Ryeowook makin tidak mengerti “menyelamatkan keluarga satu-satunya? Dokter, apa anda bisa menjelaskan lebih detail… saya masih tidak mengerti”
“berapa anak yang anda punya?”
Kening eomma Ryeowook mengerut bingung “sebenarnya saya hanya punya satu anak kandung, tapi dari mendiang suami saya, ia mempunyai 1 anak juga dari mendiang istrinya yang terdahulu. Tapi apa saya bisa tau apa relasinya dengan pembicaraan kita sebelumnya?”
Dokter Kim tersenyum pilu “kita membicarakan satu topik, nyonya Kim. Anda bertanya siapa keluarga pendonor, dan barusan itu… anda sudah menjelaskannya secara detail” terang dokter Kim tepat pada sasaran
Eomma Ryeowook tersentak “tu…tunggu… maksud dokter… pendonor ini adalah…”
“ne… seorang kakak yang berjuang menyelamatkan adik yang menjadi satu-satunya keluarga yang masih mengakuinya, seorang kakak yang rela mendonorkan jantungnya demi adiknya, seorang kakak yang rela menyerahkan hidupnya dan menutup mata untuk masa depannya demi memberikan hidup dan masa depan cerah untuk adiknya, pendonor ini adalah seorang anak yang telah kehilangan kedua orang tuanya, seorang anak yang kehilangan kasih sayang dari eommanya hanya karena ia adalah anak tiri. Parahnya, sampai hidupnya hampir berakhir pun, ia tidak mendapatkan kasih sayang itu. Mungkin nyawa anak ini tidak begitu penting bagi anda, tapi apakah anda tahu, anak ini rela melepas nyawanya demi menyelamatkan anak kandung anda?”
PLETAAARRRR….
Seperti tersambar petir… kata-kata dokter Kim menembus jantung eomma. Betapa anak yang ia acuhkan selama hidupnya justru adalah orang yang berniat menyerahkan hidupnya demi Ryeowook…
“kenapa anda diam? Nyonya Kim, apakah anda senang mendapatkan 2 kebahagiaan sekaligus? Pertama, Anak kesayangan anda akan selamat, dan kedua, anak yang anda benci akan lenyap? Begitu? Anda senang?”
PLETAAARRRR
“saya heran sendiri nyonya Kim, memangnya apa kesalahan yang diperbuat anak ini sampai anda begitu membencinya? Apa anak ini pernah melukai anda? Apa anak ini sering melawan saat anda memarahinya? Apakah anak ini pernah menyakiti anak kandung anda? Apa anak ini pernah merebut sesuatu dari anak kandung anda? Apa kesalahannya sampai anak ini rela mengakhiri hidupnya tanpa takut kalau anda akan sedih. Ia begitu yakin dan menyuruh saya untuk tidak mengkhawatirkan anda, karena bagi anda, kehadiran anak ini bukan apa-apa. Beritahu saya, Nyonya Kim. Bahkan saya yang tidak mempunyai hubungan apapun dengan anak ini justru ikut merasakan kepedihan anak ini?” dokter Kim menarik nafas panjang. “saya tidak tahu dengan anda, tapi… kalau saja saya diberikan anugerah untuk mempunyai satu anak tiri seperti dia walaupun dengan resiko kehilangan anak kandung saya. Anda tahu apa yang akan saya lakukan?” dokter Kim menghela nafas panjang, memberi kesan ironis pada penuturannya agar eomma Ryeowook sadar betapa berharganya hidup orang yang sedang mereka bicarakan “anda dengar ini? Jika itu terjadi, saya… saya rela kehilangan anak kandung saya”
“HENTIKAANNN… saya mohon dokter… hentikan” Eomma Ryeowook menutup telinganya
“kenapa? Apa saya salah?”
Eomma luruh ke lantai, “jangan bicara lagi dokter… kumohoooonnnn”
“baiklah…” dokter Kim melirik arlojinya “sepertinya operasi harus segera di mulai. Kalau tidak, pengorbanan nyawa yesung tidak akan ada artinya, karena ia akan mati sia-sia”
Eomma Ryeowok terlonjak kaget. Mendengar nama “yesung”, ia seperti tertampar berkali-kali
“maaf kalau kata-kata saya mengganggu anda Nyonya, tapi kalau saya tidak mengeluarkannya, saya tidak akan bisa berkonsentrasi, dan saya tidak akan bisa menuntun hati saya untuk membunuh  yesung”
“MWOO?? Membunuh… dokter???”
“ne… membunuh. Ini kata yang paling tepat. Karena saya memindahkan jantung milik Yesung ke tubuh Ryeowook sementara Yesung masih mempunyai harapan hidup yang tinggi”
Eomma Ryeowook semakin panik, pandangannya tidak fokus, dan nafasnya memburu.
“permisi nyonya, saya kembali ke dalam dulu. Oh iya, setelah ini anda sudah bisa bernafas lega karena kemungkinan besar Ryeowok akan selamat. Dan kalau boleh saya meminta anda menyiapkan upacara pemakaman untuk Yesung. Kalau anda tidak menganggapnya sebagai anak, setidaknya hargai dia sebagai orang yang rela menyerahkan hidupnya demi anak kandung anda. Permisi” dokter Kim menuju ruang operasi… tapi…


Eomma Ryeowook menarik tangan dokter hingga menoleh.
Begitu terkejutnya dokter Kim begitu ia menoleh ke wanita itu…
… wanita keras hati itu… menangis
“dokter…. Tolong, selamatkan kedua anakku… kumohon, apapun akan kulakukan agar kedua anakku selamat. Selamatkan Wookie-ku, terlebih lagi… selamatkan Jong woon-ku, selamatkan anak-anakku…” pinta Eomma dengan wajah pilunya. Air matanya membanjiri pipinya, yang paling menyedihkan adalah, beribu penyesalan bertumpuk di pancaran matanya
Dokter Kim melihat itu. Dan sekarang ia jadi iba sendiri dan sedikit menyesal karena telah membuat seorang ibu sampai bersimpuh seperti itu di hadapannya.
Seorang suster keluar dengan handscune penuh darah “dokter…” serunya panik
“ada apa?”
“pasien pendonor… kondisinya kritis, terjadi perdarahan hebat”lapor suster itu, antara ragu juga menjelaskan keadaan pasien karena ibu pasien ada di situ.
“Mwo??” jelas saja dokter Kim terkejut, karena setahunya keadaan Yesung sebelum ia keluar kamar Operasi masih stabil, hanya ada sedikit perdarahan yang bisa diatasi.
“a… apa yang terjadi dokter… apa maksudnya, anakku Jong woon dalam bahaya???” tanya Eomma lebih panik.
Dokter Kim menoleh “tenang nyonya Kim, kami akan segera mengatasinya, anda tunggu saja di sini” Dokter Kim dan perawat tadi langsung memasuki kamar operasi.
Eomma langsung terkulai lemas di kursi, pandangannya kosong. Lengkap sudahlah penyesalannya selama ini.
“Oh Tuhan… aku tahu ini adalah teguran dari-Mu, dan aku tahu ini adalah cara-Mu untuk menyadarkan makhlukmu yang lalai ini. Engkau memberikanku Anugerah seorang anak yang selama ini tidak kusadari betapa berharganya ia, seorang anak yang memberiku cinta tanpa pernah kubalas sedikitpun. Tuhan… kumohon berikan aku kesempatan sekali lagi. Kembalikan Jong woon ke pangkuanku, berikanlah aku kesempatan untuk menjadi seorang ibu bagi Jong woon… selamatkan nyawa anakku…” Batinnya penuh penyesalan…
:’(
Eun Hyuk memapah Leeteuk, dan Yuri memapah Yoona menyusuri koridor RUMAH SAKIT. Eun Hyuk mengenakan jacketnya untuk menutupi Leeteuk yang auranya semakin memudar. Sementara Yoona seolah hilang tenaga bahkan untuk berjalan sekalipun.
“ah… itu dia, eommanya Yesung” seru Eun Hyuk lega. Ia mencoba mempercepat langkahnya, kemudian membantu Leeteuk duduk di kursi yang tak jauh dari Eomma Yesung duduk.
Eun Hyuk lalu menghampiri wanita yang tengah tertunduk pilu itu. “Annyeonghasimnika … maaf mengganggu anda, tapi saya dengar dari tetangga anda, kalau adiknya Yesung sedang di rawat di rumah sakit, dan sejak tadi pagi kami belum bertemu dengan Yesung Hyung”
Eomma itu mengangkat wajah yang lusuh penuh dengan air mata. Eun Hyuk terkejut melihatnya “A… apa yang terjadi Ahjumma? Apa terjadi sesuatu dengan rywoeook?”
“Jong woon sedang kritis, dan semua ini adalah salahku” lirih eomma
“MWOO???” pekik Eun Hyuk. Yoona langsung luruh ke lantai mendengar penuturan itu, sementara Leeteuk berusaha mengatur nafasnya yang mulai sesak
“anakku Ryeowook menderita penyakit jantung, dan harus menjalani transplantasi untuk menyelamatkan hidupnya… dan sampai kemarin, belum ada pendonor untuk anakku, kalaupun ada, belum pasti cocok” Eomma menoleh
“cwesonghamnida… saya turut bersedih mendengarnya…”
“ Jong woon tahu hal itu, oleh sebab itu… Jong woon…” bibir Eomma bergetar, air matanya kembali keluar bergerombol. Eun Hyuk menyadari hal itu, walaupun ia sangat terkejut mendengar penuturan itu
“Arayo. Jangan paksakan diri anda” Eun Hyuk sedikit bergeser, membiarkan eomma itu bersandar di bahunya. “saya yakin, Yesung hyung dan Ryeowook akan selamat”
“Eun Hyuk-ah…” lirih Leeteuk tak jauh dari sisi Eun Hyuk
“waeyo Hyung?” Eun hyuk menoleh “Omo… Hyung… kau”
“bawa aku ke tempat Yesung. Sekarang…”pintanya dengan suara melemah.
Eomma Ryeowook menoleh ke sumber suara “si… siapa dia?”
“ng… cwe songhamnida ahjumma… nanti akan saya jelaskan. Tapi ada baiknya saya membawa Leeteuk hyung ke sisi Yesung hyung”
“apapun alasan kalian, tentu saja kalian tidak akan dibolehkan masuk ke ruang operasi”
“ini penting Ahjumma… ini demi keselamatan Yesung Hyung juga”
“saya sama sekali tidak mengerti, apa pengaruh anak itu dengan anakku?”
“ck… akan saya jelaskan nanti tapi…”
Dokter Kim keluar sembari melepas masker “nyonya Kim, apa keluarga dari ayah Yesung masih ada?”
Eomma langsung terkejut diserbu begitu saja oleh dokter “ne, isseumnida. Saudara sepupunya suami saya masih hidup. Tapi… sejak kematian suami saya, kami sudah kehilangan kontak dengan dia. Ada apa dokter?”
“kalau begitu kondisinya gawat”
“maksud dokter?”
Dokter Kim menghela nafas “tidak ada gunanya juga saya berbohong. Sebenarnya…, kondisi Yesung semakin parah. Dia kehilangan banyak darah, dan harus menerima tranfusi darah secepatnya. Tapi masalahnya, stok darah yang sesuai dengan golongan darahnya sudah habis. Kalau menunggu pasokan dari pusat, saya tidak yakin bisa menyelamatkan Yesung dengan tepat waktu. Dengan kata lain… kita bisa saja kehilangan Yesung”
“MWOO?” pekik Eomma, Eun Hyuk, Yoona, serta Yuri. Leeteuk tidak bisa berkata apa-apa lagi. “ANDWEE… anakku…” Eomma Ryeowook pingsan di pelukan Eun Hyuk.
Dokter Kim jadi ikut panik. Padahal ia baru menyampaikan berita tentang keadaan Yesung, sementara keadaan Ryeowook juga tidak kalah parah, ia juga harus menerima donor jantung segera. Sementara itu Yoona ikut pingsan, Eun hyuk kebingungan harus mengurus siapa. Sementara Leteeuk semakin melemah.
“dokter… bawa saya ke tempat Yesung”lirih Leeteuk
“apa golongan darah anda sama dengan Yesung?”
Sebenarnya leeteuk tidak tahu apa maksudnya golongan darah itu, tapi ini satu-satunya cara agar ia bisa ketemu yesung “Ne… golongan darah saya sama”
“tapi kondisi anda tidak memungkinkan untuk melakukan donor darah”
“saya tidak peduli, dokter. Cepatlah, atau nyawa Yesung betul-betul tidak akan tertolong”
Dokter Kim terkejut. Satu lagi orang yang tidak segan-segan mengorbankan dirinya demi orang lain. Tanpa kata-kata lagi ia meminta perawat membawa Leeteuk ke kamar operasi.
Leeteuk terkejut, hampir saja ia melompat dari branker begitu melihat keadaan Yesung penuh luka. “Dokter… kenapa yesung-ah sampai seperti itu”
“ceritanya panjang… tapi intinya dia melakukan semua ini demi menyelamatkan nyawa adiknya”
“maksud anda?”
“dia ingin mendonorkan jantungnya untuk adiknya…”
Leeteuk terperanjat, “mendonorkan jantungnya? Jadi maksud anda, Yesung-ah menyerahkan jantungnya pada adiknya? Dan… Yesung-ah akan mati?”
Dokter hanya mengangguk, kemudian memberikan intruksi pada perawat di situ untuk mempersiapkan alat untuk melakukan tranfusi darah.
Leeteuk menatap Yesung penuh arti. Dia tidak habis pikir dengan apa yang akan dilakukan anak itu demi menyelamatkan adiknya. Leeteuk memejamkan mata, mencoba menelaah setiap makna tindakan Yesung itu. Hanya satu alasan yang ia temukan… Yesung begitu mencintai adiknya.
“Dokter… saya punya satu permintaan”ucapnya tegas
“apa itu…”
Leeteuk menarik nafas, dan menghembuskannya perlahan “selamatkan nyawa adik Yesung”
Dokter mengerutkan kening “maksud anda?”

“AAARRRGGGHH” Yesung merintih…
“kenapa nak?”
“molla… dadaku tiba-tiba sakit” keluh Yesung
“sepertinya sudah saatnya kau kembali ke tempatmu nak”
“tapi aku kan sudah… mati”
Eomma tersenyum  “kau akan betul-betul mati kalau kau kelamaan di sini. Pulang lah nak, kita akan bertemu lagi di sini, di tempat ini, sat waktumu tiba”
“eomma… masih banyak yang ingin kuceritakan padamu… aku tidak ingin berpisah lagi denganmu eomma”
“kita tidak akan berpisah nak, eomma akan selalu bersamamu, hanya saja, kita berada di dimensi yang berbeda” eomma memegang dada Yesung “eomma akan selalu berada di sini, selama kau mengingat eomma. Arasso?”
“ne eomma, arassoyo…”
Eomma tersenyum kemudian mengecup kening anaknya “pulanglah nak…”
“ne eomma… saranghamnida”
“nado saranghamnida Yesung-ah”
Yesung mengangguk, bertepatan saat tubuhnya mengeluarkan cahaya yang sangat menyilaukan, dan wujudnyapun lenyap seiring meredupnya cahaya itu
“sampai jumpa lagi… anakku”lirih eomma Yesung
Eomma Yesung kembali ke tempatnya ia menunggu.
“Annyeong hasimnika agashii… ini tempat apa?”sapa seeorang dari belakang
Eomma Yesung menoleh. Kemudian tersenyum “sudah eomma duga, tapi seperti ini juga tidak apa-apa, walaupun eomma berharap lebih dari ini nak…”
Kening orang itu mengerut “maksud anda?”
“kau telah membuktikan bahwa kau benar-benar seorang malaikat”
“ke…kenapa anda bisa tahu?”
“tentu saja aku tahu… Leeteuk-ah”
Orang yang ternyata adalah Leeteuk itu terperanjat hingga mundur ke belakang “anda bahkan tahu namaku, ke… kenapa bisa seperti ini? Siapa anda? Kenapa anda tahu identitasku juga namaku?”
“kemarilah nak, ada hal yang seharusnya kau ketahui terlebih dahulu. Jadi… duduklah di sebelah eommamu ini”
“eomma? Maksud anda??”
Eomma pun tersenyum “akan eomma ceritakan dari awal”
^^
Yesung duduk terdiam di atas kursi besi yang berada di bawah pohon mapple pekarangan rumahnya. Tatapan matanya tidak lepas dari pohon itu, tempat di mana Leeteuk muncul pertama kali dan menginjakkan kaki di bumi. Tempat di mana pertama kali mereka bertemu, tempat yang merupakan awal dari sumber keceriaannya. Leeteuk dengan sikap polosnya bahkan bisa membuat yesung melupakan tekanan batin yang ia alami ketika berhadapan dengan eomma tirinya. Bisa dibilang, Leeteuk adalah sumber kebahagiaan baginya, apalagi setelah ia tahu bahwa Leeteuk adalah kakak kandungnya.
Beberapa minggu yang lalu, saat Yesung pertama kali membuka matanya setelah sempat tak sadarkan diri beberapa hari akibat kecelakaan yang ia sengaja itu. Semua menyambutnya dengan senyuman tipis. Senyum yang sarat akan kebahagian, tapi juga adalah tameng kesedihan.
*Flash back
“di… di mana ini?” tanya yesung begitu ia sadar dari koma nya
“di rumah sakit nak… kau mengalami kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawamu”jawab eomma tirinya.
Kening Yesung berkerut melihat perubahan sikap eomma tirinya. Ia bahkan sempat berpikir bahwa ia masih bermimpi. “di mana adikku?”
“dia berada di ruang perawatan nak, dia sudah sadar. Hanya saja butuh sedikit waktu untuk memulihkan keadaannya”
“tunggu… bagaimana operasinya? Kalau aku masih hidup, berarti operasi itu batal?”
Eomma tiri yesung mengalihkan pandangannya, ia menoleh pada Eun Hyuk, Yoona, dan Yuri yang juga saling menatap bergantian.
“a… ada apa ini? Apa ada di antara kalian yang bisa menjelaskan apa yang terjadi selama aku tidak sadarkan diri?”pinta Yesung mulai cemas
Empat orang yang berada di situ saling bertatapan
“tunggu… di mana Leeteuk hyung??” tanya Yesung penasaran
Keempat orang itu langsung terkejut bersamaan.
“kenapa kalian bersikap seaneh itu, jawab aku. Siapapun di antara kalian, asalkan bisa menjawab pertanyaanku, kumohon bicaralah”bentak Yesung
“Hyung… tenanglah, jangan sampai emosimu memperparah keadaanmu”tegur eunHyuk
“lupakan hal itu. Sekarang jawab pertanyaanku, di mana Leeteuk Hyung?”
Eun Hyuk menelan ludah, sepertinya hanya ia yang bisa menjawab pertanyaan itu dengan hati-hati “ng… sebenarnya… Leeteuk Hyung… dia… dia telah meninggalkan bumi ini”
Yesung terperanjat kaget “apa maksudmu? Apa dia telah kembali ke langit?” Yesung mulai paranoid, tak bisa menduga-duga jawaban yang akan diberikan Eun hyuk padanya
“bisa dibilang seperti itu hyung”
“apa maksudmu? Bagaimana bisa Leeteuk hyung kembali ke langit sementara ia tidak punya sayap”
Eun hyuk mendekat, kemudian merangkul Yesung dengan perlahan “aku harap kau mengerti hal ini Hyung”
“apa maksudmu… kumohon jangan membuatku secemas ini”
eunHyuk mengangguk, kemudian mengelus punggung yesung “sabarlah hyung… terima hal ini”
“EunHyuk-ah…” pekik yesung geram
“saat kau tak sadarkan diri, Leeteuk Hyung telah menggantikan posisimu”
Yesung tersentak ke belakang, Eun hyuk sudah bisa menduga hal itu, oleh karenanya ia mengeratkan pelukannya ke Yesung
“Leeteuk Hyung telah meninggalkan kita… setelah ia… setelah ia mendonorkan jantungnya untuk Ryeowook”
PLETAAARRRRR…
“MWOOO????”
“Hyung… terimalah. Leeteuk Hyung telah pergi meninggalkan kita, jadi kumohon jangan membuat pengorbanan Leeteuk Hyung seolah disesali karena emosimu …”
Yesung tidak bisa berkata apa-apa. Pandangannya seolah tidak fokus, telinganya seolah berdengung setelah mendengar berita mengejutkan itu, detak jantungnya tidak stabil, kepalanya sakit, dan ia tidak bisa melakukan apa-apa selain DIAM.

*Flash back end

Sejak mendengar berita itu, Yesung hanya bisa diam, sikapnya sangat tenang, pandangan matanya kosong tak memancarkan apa-apa. Siapapun tidak bisa tahu apa sebenarnya yang dirasakan dan dipikirkan Yesung. Ia tidak tersenyum karena Ryeowook telah sembuh dari penyakitnya, ia juga tidak menangis saat Leeteuk meninggal. Ia hanya diam, raut wajahnya kaku, ekspresinya datar. Semua orang tahu kalau dia sedang terpuruk, tetapi melihatnya seperti itu, lebih menyakitkan dari pada melihatnya menangis terisak. Ia memang menjawab saat di tanya, ia akan bicara saat ada yang mengajaknya bicara, hanya saja… semakin diajak mengobrol, maka orang akan semakin terluka melihat keadaannya itu.
Yoona, Eun Hyuk, juga Yuri tidak henti-hentinya menjenguk Yesung setiap pulang sekolah. Dan setiap itu pulalah mereka harus menyaksikan keadaan Yesung yang sangat menyedihkan itu. Raganya memang masih hidup, tapi jiwanya seolah telah lenyap.
Seperti malam itu, ia duduk termenung berjam-jam dengan hanya menatap pohon mapple yang berada di dekatnya. Tak jarang pula ia mengelus pohon itu dan menyandarkan kepalanya di sana.
Ia sedikit terkejut saat sebuah selimut melingkar di tubuhnya. Ia pun memfokuskan pandangannya, dan mendapati eomma tirinya berdiri di sebelahnya
“masuklah nak… udara semakin dingin, sepertinya akan turun hujan. Eomma khawatir luka mu akan parah karena terkena air”tegur Eomma tirinya
“sebentar lagi eomma. Aku masih ingin di sini”balas Yesung datar. Ia memang menyadari perubahan sikap eomma tirinya itu. Tapi itu tidak sebanding dengan keterkejutannya saat mendengar kabar bahwa Leeteuk tidak hanya menyelamatkan nyawa Yesung tapi juga telah menggantikan dirinya mendonorkan jantung untuk Ryeowook. Dengan kata lain… Leeteuk yang tidak lain adalah kakaknya telah pergi meninggalkannya.
“Eomma turut berduka atas kematian temanmu nak… tapi… ini sudah satu bulan berlalu. Eomma sangat sedih melihatmu terpuruk seperti ini…”
“cwesonghamnida eomma… aku telah membuatmu sedih”
“a…ani Jong woon-ah”Eomma tirinya jadi serba salah “eomma bukannya menyalahkanmu… eomma hanya ingin kau kembali seperti biasanya nak… kalau kau tidak bisa melakukannya demi eomma, lakukanlah demi adikmu. Dia sudah mulai pulih nak, dan dia sangat mengharapkan kehadiranmu di sisinya”
“akan kuusahakan eomma…”
Eomma menghela nafas “sebenarnya eomma ragu mengungkit ini… tapi walau bagaimanapun temanmu yang bernama Leeteuk itu telah menyelamatkan Ryeowook kita, setidaknya kita harus menemui keluarganya dan berterima kasih. Mungkin saja itu juga bisa membuatmu sedikit lebih tenang”
Yesung mengangkat wajah dan menatap eommanya “orang tuanya sudah meninggal, eomma… dia sebatang kara, satu-satunya keluarga yang ia miliki di bumi ini adalah adiknya”
“di mana dia sekarang? Eomma ingin menemuinya”
Yesung terdiam sejenak, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan “eomma sedang melihatnya…”
Kening eomma berkerut, terlebih lagi melihat tatapan mata Yesung yang tidak seperti biasanya. Seolah ada luka yang masih berdarah di sana, tercetak jelas dengan penuh kesakitan “maksudmu apa nak?”
“Leeteuk hyung bukan temanku eomma… dia… dia kakak kandungku”
Eomma terkejut, kemudian membungkam mulutnya dengan tangan.
^^
Ryeowook telah pulih dari sakitnya. Dokter sendiri heran dengan peningkatan drastis yang dialami Ryeowook itu. Sepertinya organ jantung yang ia terima langsung diterima oleh tubuhnya. Seperti keajaiban, Ryeowook seperti pulih total, seolah ia tidak mempunyai riwayat penyakit jantung sebelumnya.
Sore itu, Ryeowook mendapati kakaknya tengah duduk termenung di bawah pohon mapple pekarangan rumahnya. Kemarin-kemarin, eomma melarang Ryeowook untuk mengusik kakaknya dengan alasan Yesung butuh waktu untuk menerima keadaan kalau Leeteuk telah meninggal.
Tapi sore itu, rasa jengah juga lelah Ryeowook telah berada di titik puncak. Tidak peduli kakaknya terusik atau tidak, ia harus menyadarkan kakaknya yang terpuruk terlalu dalam itu.
“Hyung… apa aku boleh bertanya sesuatu?” tegur Ryeowook saat ia menghampiri Yesung dan duduk di sebelahnya
“tanyalah Wookie-ah”balas Yesung sembari menatap kosong pohon mapple di dekatnya
“itu… selama aku keluar dari rumah sakit, aku tidak pernah melihat Hyung tersenyum. Apa… apa kau tidak senang saat aku sembuh?”
Yesung seketika menoleh “bicara apa kau Wookie-ah, bagaimana bisa aku tidak senang dengan kesembuhanmu?”
“lalu kenapa kau berubah hyung? Kenapa kau seperti orang yang tidak bahagia?”
Yesung menghela nafas, kemudian mendongak ke atas langit menatap awan yang mulai kemerahan “aku bahagia Wookie-ah… sangat bahagia… juga sedih”
“kalau kau bahagia… tersenyumlah, kalau kau bersedih, menangis lah… jangan seperti ini. Keadaanmu yang sekarang ini lebih tragis dari pada orang yang tertimpa bencana bertubi-tubi”hardik Ryeowook penuh emosi, suaranya bahkan bergetar karena menahan tangis yang hendak pecah
“Ani Wookie-ah… aku tidak bisa. Bagaimana mungkin aku tersenyum dan juga menangis dalam selang waktu yang bersamaan… aku tidak bisa”
“lalu bagaimana kau mempertanggung jawabkan hidupmu hyung? Kau seperti ini seperti mayat hidup saja. Kau tahu hyung??? Secara tidak langsung Leeteuk Hyung telah menitipkan hidupnya pada kita berdua. Darah yang mengalir di dalam tubuhmu adalah titipan Leeteuk Hyung agar kau tetap melanjutkan hidupmu” Ryeowook merengkuh dadanya “jantung yang berdetak ini juga adalah amanah dari Leeteuk hyung agar aku melanjutkan hidupku. Kalau kau seperti itu… artinya kau tidak menghargai apa yang telah dititipkan Leeteuk hyung pada kita. Leeteuk hyung tidak sepenuhya meninggalkan kita. ia ada hyung, ia masih hidup di dalam raga kita. hanya saja kau mengingkari kehadirannya”
Yesung menoleh ke Ryewook “Wookie-ah…”
“kalau kau menyayangi Leeteuk hyung, maka jangan bersikap seperti ini. Aku sungguh tidak tahu, apa kau marah, apa kau sedih, atau kan justru kau bahagia. Kembali lah hyung… kembalilah menjadi dirimu, kau seperti ini seolah mengisyaratkan bahwa kau tidak menerima kenyataan kalau Leeteuk hyung mendonorkan jantungnya untukku, kau seolah mengisyaratkan kalau kau tidak rela aku hidup sementara Leeteuk Hyung meninggal”
“Wookie-ah… apa yang kau katakan”bentak Yesung
“aku mengatakan apa yang kulihat hyung. Kalau kau memang bersedih, menangislah. Jangan seperti ini”
“AKU TIDAK BISA… WOOKIE-AH… AKU TIDAK BISA” Pekik Yesung mendarah daging. Air matanya langsung menggenang di pelupuk matanya “apa kau tahu, sebahagia apa aku saat tau kalau Leeteuk hyung adalah kakak kandungku? Apa kau tau sesenang apa aku saat tahu kalau Aboji dan eommaku tidak sepenuhnya meninggalkanku seorang diri? Aku bersemangat untuk hidup kembali Wookie-ah, karena aku akan bertemu dengan kakak kandungku, orang yang tidak kusadari keberadaannya. Tapi apa yang kudapatkan??? Bahkan jasadnya pun tidak sempat kulihat…”air mata yesung pun meleleh
“Hyung…”
“bukannya aku tidak menerima keadaan kalau Leeteuk Hyung telah mendonorkan jantungnya untukmu, bukannya aku tidak rela Leeteuk hyung mengorbankan nyawanya demi dirimu. Tapi… aku dihadapkan pada dua pilihan. Aku bahagia karena kau sembuh Wookie-ah, tapi kesedihanku karena kematian Leeteuk hyung membuatku tidak bisa berbuat apa-apa.”
Ryeowook memeluk kakaknya itu dengan erat. Membiarkan semua kesedihan juga luka yang dipendamnya keluar dan meleleh bersama air mata. Ia tetap seperti itu sampai ia menyadari isakan tangis Yesung mulai mereda, nafasnya mulai teratur, dan emosinya mulai stabil.
“kau menyadari sesuatu Hyung? Leeteuk hyung telah meninggalkan harapan hidup baru untuk kita berdua. Sekali lagi, Leeteuk hyung tidak sepenuhnya pergi. Ia masih ada, ia hadir dalam kehidupan kita. dan untuk menghargai semua pengorbanannya. Kita harus melanjutkan sisa kehidupan yang ia titipkan pada kita. dengan begitu, aku yakin Leeteuk hyung akan bahagia di alam sana dan tidak menyesali pengorbanannya”tutur Ryeowook
Yesung medengarnya, ia menyelami apa yang dikatakan hatinya. Seharusnya ia tidak terlarut dalam kesedihan cukup lama, karena walau bagaimana pun Leeteuk tidak pergi dengan sia-sia, ia meninggalkan sebuah harapan hidup baru untuk Ryeowook, juga dirinya. Dengan kata lain, Leeteuk tidak seutuhnya pergi, karena ia menitipkan sebagian kehidupannya untuk mereka. Leeteuk masih ada… Leeteuk masih hidup. Ia memang tidak memiliki sayap, tapi hal itu tidak menutupi indentitasnya bahwa ia memiliki hati seorang malaikat. Dia tetaplah seorang Malaikat Tanpa Sayap yang tetap hidup dalam raga mereka.
“Mianhae Wookie-ah… aku hyung yang payah”lirih Yesung dalam pelukan adiknya sembari menguasai tangisnya
“aniyo Hyung… kau Hyung terbaik yang ku punya. Makanya aku ingin melihatmu tersenyum”Ryeowook hendak melepas pelukannya tapi Yesung menolak
“sebentar lagi Wookie-ah. Hanya sebentar. Dengan begini aku seolah memeluk Adik sekaligus Kakakku”
Ryeowook tersenyum “kau tau Hyung. Baru kali ini aku merasa lebih dewasa darimu”
Seolah tertohok batu karang, Yesung jadi malu sendiri atas sindiran adiknya itu.
“tapi tidak apa Hyung. Kau tetap Hyung yang paling sempurna di dunia”
Sebuah telapak tangan menapak pelan di pundak Yesung “Ne Yesung Hyung, kau adalah Hyung yang paling sempurna di dunia ini”
Yesung melepaskan pelukannya dari Ryeowook dan menoleh ke belakang. Matanya pun membelalak “EunHyuk-ah? Yoon-ah, Yuri-shii… sejak kapan kalian di sini?”
“sejak zaman prasejarah. Kau tau Hyung… kau terlalu larut dengan kesedihanmu, bahkan kehadiran kami di sini pun kau tidak menyadarinya. Ryeowook benar, Leeteuk Hyung tidak sepenuhnya pergi, ia masih ada, dalam hati kita”jawab eun Hyuk
“lagi pula… masih ada kami, oppa… kami akan selalu bersamamu” tambah Yuri
Yesung tersenyum dan menatap teman-temannya satu persatu. “Gomawo…” Yesung tertunduk “aku berterima kasih pada kalian, sekaligus minta maaf telah membuat kalian khawatir”
“Gwencanayo Hyung… bersemangatlah. Kami tidak memintamu melupakan Leeteuk Hyung, tapi setidaknya… akhiri kesedihanmu sampai di sini. Masih banyak hal yang perlu di selesaikan Hyung. Salah satunya…” Eun Hyuk menggantung kalimatnya, kemudian melirik Yoona yang sejak tadi hanya diam
“wae? Kenapa kau melihatku seperti itu”protes Yoona
“jadi tidak ada yang mau kau katakan? Ya sudahlah, ayo kita pulang, biarkan Yesung Hyung beristirahat”sindir Eun Hyuk kemudian merangkul Yuri
“Tunggu…”seru Yoona dan Yesung berbarengan
Eun Hyuk tertawa “sudah kubilang, masih ada hal yang perlu kalian selesaikan. Ayo Wookie-ah, kau ikut dengan kami. Ini bukan urusan anak kecil”
“wae? Aku bukan anak kecil lagi”protes Wookie *ngambek
Eun Hyuk, Wookie, dan Yuri masuk ke dalam rumah. Memberikan ruang sendiri untuk Yesung dan Yoona.
Ada sekitar 10 menit mereka habiskan hanya dengan diam dan menoleh kiri kanan, tidak ada yang berani membuka suara lebih dulu.
Yesung menghela nafas, kemudian memberanikan diri meraih tangan Yoona dan menatap matanya lekat-lekat. Hal itu membuat Yoona terkejut
“Yoon-ah… Mianhae…”
2 bulan kemudian
“bagaimana ini? Ujian akhir tinggal beberapa bulan lagi” keluh Eun Hyuk panik
“apa yang kau cemaskan?” tanya Yesung sesekali mangap lebar saat Yoona menyuapkan sepotong roti ke mulutnya
“apa kau tidak dengar? Guru Jang telah keluar dari sekolah kita. siapa yang akan mengajarkan Matematika pada kita?”keluh Eun Hyuk lagi
“tenanglah… masih ada Guru Lee kan?”hibur Yuri
“masalahnya aku hanya bisa mengerti Matematika kalau di ajarkan Guru Jang…”
Yesung dan Yoona bertatapan kemudian tertawa detik itu juga “bukankah kau selalu mendapat nilai C dari guru Jang?”ledek Yesung
“hei… tahun ini aku dapat nilai B+ darinya. Itu adalah rekor terbaikku dalam matematika”
“Eun Hyuk-ah. Katanya hari ini kita kedatangan guru baru. Katanya beliau sempat mendapatkan pernghargaan dari tempat ia mengajar sebelumnya sebagai guru terbaik. Padahal ia baru 2 tahun menjadi seorang guru”tambah Yoona
“sebaik apapun dia, guru Jang tetap tak tergantikan”
“hei… jangan-jangan kau ada hati pada guru Jang?”selidik Yuri
“Jhagi-ah, candaanmu sungguh tidak lucu”Eun Hyuk ngambek berat
Sementara itu Yesung dan Yoona sibuk mendiskusikan masalah tentang guru baru itu.
“katanya beliau akan masuk hari ini”kata Yoona serius
“benarkah? Sebenarnya aku tidak peduli, tapi cukup penasaran juga, sehebat apa guru pengganti itu sampai dinobatkan sebagai guru terbaik di sekolah lamanya”balas Yesung
Entah apa yang aneh dari ucapan Yesung, Yoona malah tersenyum
“waeyo Yoon-ah? Apa ada sesuatu yang lucu?”
“Aniyo… hanya saja… aku senang melihatmu seperti ini, oppa”
“maksudnya?”
“lupakanlah… yang penting kau sudah kembali ceria”
Yesung  jadi gemas sendiri dan mencubit hidung Yoona “kau ini”
“hei… sebenarnya ini sudah lama kupendam, dan ingin kutanyakan pada kalian berdua. Kalian sudah jadian? Kapan? Prosesnya bagaimana?”tanya Eun Hyuk penuh selidik
Yesung menoleh “kau ingin tahu?”
Eun Hyuk mengangguk semangat
“um… sudahlah” yesung beranjak dari duduknya dan menarik tangan Yoona
“hei… Odigayo?”
“kembali ke kelas, sebentar lagi jam terakhir di mulai, aku juga penasaran siapa pengganti guru Jang” Yesung dan Yoona pun meninggalkan kantin sambil berangkulan
Eun Hyuk langsung membelalak “Jhagi-ah… kapan mereka jadian?”
“Molla… lagipula kenapa kau mengurusi mereka?”
“kau cemburu?”
“untuk apa aku cemburu”
Eun Hyuk tersenyum jahil
^^
EPILOG
Sosok itu berdiri tegak di sana, di depan semua siswa yang menatapnya penuh binar. Begitu mengagumkan sampai membuat banyak pasang mata yang menatapnya tak mampu berkedip barang sedetikpun.
Tapi ada empat pasang mata yang tidak kalah membelalak dari yang lain. Tidak hanya membelalak, mereka berempat bahkan mangap lebar-lebar saking tidak percayanya. Bagaimana tidak… wujud sosok itu begitu mirip dengan…
“Annyeonghaseyo… cheo neun PARK JOONG SU imnida… saya berdiri di sini sebagai pengganti guru Jang. Mohon kerja sama dari siswa sekalian. Gomapseumnida” Tutur guru baru itu
Yesung langsung berdiri saking terkejutnya… wajahnya, postur tubuhnya, suaranya, gerak-geriknya begitu mirip dengan “LEETEUK HYUNG???” seru Yesung

~END~
Baca selanjutnya »»