Cast:
- Kim Jong Woon a.k.a Yesung
- Park Jungsu a.k.a Leeteuk
- Yoona SNSD
- EunHyuk
- Yuri SNSD
- Ryeowook
Author POV
seorang pria muda, bediri tegap di tengah sebuah ruangan luas
berlantai keramik. Ia mengitarkan pandangannya ke sekelilinng ruangan,
sejenak ia tersenyum puas dengan hasil kerjanya selama berjam-jam
barusan. Yesung… begitu ia dipanggil sejak kecil, kembali ke dapur,
meletakkan sebuah ember dan sebuah alat pengepel lantai di belakang
pintu, melepas celemek, juga sarung tangan. Seperti hari-hari
sebelumnya, ia memang harus mengerjakan pekerjaan rumah itu sebelum
berangkat ke sekolah, semua harus rapi, bersih, dan mengkilap, karena
sang empunya rumah paling malas melihat rumahnya kotor. (Author note:
jangan membayangkan Yesung oppa yang kelahiran 84, tapi bayangkan Oppa
saat ia masih SMU kelas 3)
“Hyung… kau sedang apa?” tanya Ryeowook sambil mengucek-ngucek matanya dan sesekali menguap
“wah… sepertinya aku membuatmu terbangun, wookie-ah” Yesung mendekati adik kesayangannya itu sembari mengacak rambutnya
“tidak… tentu saja tidak hyung… aku hanya mencarimu di kamar, tapi tidak menemukanmu.”
“hahahaha… aku sedang membereskan rumah”Yesung mengajak Ryeowook duduk di ruang tengah
“kenapa kau yg membereskan rumah? Kan ada ahjumma” tannya Ryeowook polos.
“kau ini, memangnya salah kalau hyungmu membereskan rumah? Sekalian
olah raga bukan? Sudahlah, cepat mandi. Kita berangkat ke sekolah
sama-sama”
Ryeowook mengangguk.
^^
“Wookie-ah, bagaimana sekolahmu sayang? Lancar kan?” tanya omma saat mereka sedang sarapan
“lancar omma… Hyung banyak membantuku di sekolah. Dia siswa yang hebat, aku jadi bangga sebagai adiknya”jawab wookie antusias.
“oh… begitu?” si omma melirik tajam ke arah Yesung. “bagaimana
denganmu Joong woon? Sekarang kau sudah kelas 3, jadi kau harus belajar
lebih giat, jangan mempermalukan omma dengan nilaimu yg buruk, arasso?”
Yesung mengangguk “ye omma, Arasseomnika”
“wookie-ah” omma langsung tersenyum saat menoleh ke Ryeowook “kau ikut dengan omma hari ini yah, omma yang akan mengantarmu”
Wookie menggeleng “Andwe… aku tidak mau. Aku sudah besar omma, aku
sudah kelas 1 SMU. Aku mau berangkat ke sekolah dengan Hyung saja”
“wah… anak omma sudah dewasa rupanya…”
“Mulon imnida omma… omma saja yang selalu menganggapku anak kecil”
Omma tertawa… “Arasso yo…” menoleh ke Yesung dengan wajah keras
“Joong woon, jaga adikmu baik-baik. Jangan sampai terjadi apa-apa
padanya di sekolah”
“ne eomma… ara yo”Yesung mengangguk.
“Annyeong hasimnika… Cheoneun Lee Yoona Imnida… umurku 17 tahun, dan
aku pindahan dari Ilsan… mohon bantuannya” Ucap cewek itu cukup lantang
di depan kelas barunya
“selamat bergabung Yoona-shii…”seru satu kelas, utamanya cowok-cowok.
Bagaimana tidak, cewek pindahan itu begitu cantik, manis dan
mengangumkan, membuat mata yang melihatnya tak tega berpaling bahkan
hanya untuk berkedip
“apa kau sudah punya pacar?”tanya Eun Hyuk blak-blakan
Yoona hanya tersenyum
“berapa nomor ponselmu?”
“kau tinggal di mana sekarang?”
“pulang sekolah nanti, aku mengantarmu yah?”
Yoona hanya memberikan senyuman manis sebagai balasan setiap
pertanyaan tidak penting yang dilontarkan teman-teman barunya. Tiba-tiba
matanya terpaku pada satu titik. Seseorang yang duduk di bangku ke tiga
dari depan paling pinggir dekat jendela. Seorang cowok dengan kacamata
yang bertengger keren di hidungnya. Cowok itu hanya melihat Yoona
sekilas, setelahnya ia kembali memperhatikan pemandangan di luar
jendela. Cowok itu satu-satunya pria yang mengabaikan kehadiran cewek
secantik Yoona, bahkan pada kesan pertama. Siapakah gerangan cowok itu?
Yoona jelas sangat penasaran.
“Yoona-shii. Silakan mengambil bangkumu”suara Sonsengnim menyadarkan Yoona dari keterpakuannya
“Ne Sonsengnim… Gamsahamnida” Yoona melangkahkan kakinya menuju
bangku yang masih kosong, sayang sekali tidak ada bangku kosong di dekat
cowok keren itu.
“Annyeong… Yuri imnida, panggil saja begitu” cewek yang duduk di sebelah Yoona langsung mengulurkan tangan
“annyeong Yuri… Yoona imnida”balas Yoona ramah
“kau dari Ilsan yah? Aku punya family di sana”
“jeongmal? Mungkin kita bisa sama-sama ke ilsan kapan-kapan”
“ngomong-ngomong, kenapa kau pindah?”
“Appa ku di pindah tugaskan ke SEOUL, jadi kami sekeluarga juga harus ikut pindah”
“oh… begitu yah”
Yoona melirik cowok keren itu sejenak, semakin pensaran, akhirnya dia
memutuskan untuk mencari tau tentang dia “Yuri-shii… apa aku bisa
bertanya sesuatu?”
“tentu saja… kau mau tanya apa?”
Yoona menelan ludah “aku ingin tanya, siapa cowok berkacamata yang
duduk di sebelah sana itu. Yang ke tiga dari depan paling pinggir dekat
jendela”
Yuri terkekeh “Oh… tentu saja kau akan menanyakan dia. Dia Kim Jong
woon, tapi semua yang akrab dengannya memanggilnya Yesung. Dia bintang
kelas ini, mungkin juga bintang sekolah. Dia pandai, berbakat, banyak
cewek yang mengincarnya, tapi dia cuek”
“kenapa? Dia suda punya pacar?”
“setahuku sih belum, sepertinya dia tidak tertarik pacaran. Jujur
saja yah, orangnya sedikit aneh. Terkadang banyak tersenyum, terkadang
bisa diam juga kaya batu. Orang-orang memanggilnya Cloud, mungkin juga
karena alasan itu”
“hm… begitu yah…”
“sebenarnya sih, ada juga gosip yg tidak mengenakkan”
“gosip apa?”
“aku tidak tega mengatakannya…”
“ayolah Yuri-shii, aku sangat penasaran”
“kusarankan kau jangan sampai jatuh cinta padanya. Takutnya gosip itu benar, dan kau akan patah hati”
“jadi benar dia sudah punya pacar?”
“kalau itu masih bisa diatasi, cukup merebut dia saja dari pacarnya, mudah. Tapi masalahnya…”
“apa?”
“ada yang bilang kalau…”
“aego… cepatlah, aku pensaran”
“Yesung oppa itu gay”
“MWOOO???” Yoona langsung berdiri, membuat seisi kelas terkejut. Yuri langsung menepuk jidatnya dan menunduk dalam-dalam.
“waeyo Yoona-shii? Ada yang salah? Kenapa kau berteriak?” tanya sonsengnim
“a… ani sonsengnim… mianhamnida…”jawab Yoona salah tingkah. Tapi ada
hikmah di balik itu, Yesung menoleh ke arahnya dan mengulas senyum.
Walau Yoona sadar kalau senyum itu terukir hanya karena yesung merasa
geli dan lucu melihat tingkah Yoona. Tapi Yoona kembali me-reka ulang
ucapan Yuri barusan…
yesung itu gay. Ah… tidak mungkin. Cowok sekeren dia mana mungkin gay__begitu pikiran Yoona^
Sore itu, Omma dan adik Yesung (ryeowook) sedang tidak di rumah.
Katanya menghadiri acara penting di luar kota. Seperti biasa, yesung di
suruh menjaga rumah, karena sepeertinya kedua orang itu akan menginap
beberapa hari.
Yesung sedang asyik mendengarkan lagu di Ipod nya. Jarang-jarang dia
punya waktu untuk bersantai. Lagi asyik-asyiknya dengar lagu, tiba-tiba
PLETAAARRRRR….. BUUUUUUUUUGGGGGHHHHH
Yesung terkaget saat mendengar suara aneh di belakang rumahnya,
langsung saja ia berlari, keluar dari kamar menuju halaman belakang…
Apa yang terjadi???
Sebuah lubang berdiameter sekitar 3 meter tercetak jelas di tanah
halaman belakang. Yesung jelas terkaget bukan main… seperti ada meteor
yang jatuh, tapi tidak ada meteoritnya, yang tertinggal hanya jejaknya.
Ada apa ini?__ tanya Yesung dalam hati. Ia sudah siap dengan tongkat baseball ditangannya. Ia terus menyusuri halaman belakang rumahnya itu.
“ARRRGGGHHH…” tiba-tiba terdengar erangan aneh di balik pohon Mapple
yang rindang. Perlahan Yesung mendekat, ia semakin mempererat genggaman
tangannya pada tongkat baseballnya. Apapun yang berada di balik pohon
itu, pasti bukanlah hal yang baik. Kawah kecil yang tercetak jelas di
tanah itu sebagai buktinya.
Perlahan namun pasti, Yesung melangkahkan kakinya mendekati pohon
itu, dan sosok di balik pohon itu sedikit demi sedikit sudah mulai
tampak.
Yesung menghentikan langkahnya, matanya membelalak mendapati sosok
manusia berada di balik pohon itu. Ia mulai mengayunkan tongkatnya siap
memukul…….
….
“TUNGGU…. Jangan bunuh aku”ucap sosok itu.
“siapa kau? Mau apa kau di rumahku?”
“tenang, kumohon tenangkan dirimu. Aku akan memberitahumu, tapi letakkan pemukul itu”
“mana aku percaya kalau kau bukan orang jahat”
“percayalah, aku bersumpah tidak punya niat jahat”
Yesung menatap mata sosok itu, hm… sepertinya dia tidak bohong.
“kalau begitu, cepat katakan siapa kau?” Yesung menurunkan pemukulnya
“Aku Leeteuk… aku seorang malaikat”
“Oh bagus… “ Yesung kembali mengayunkan pemukulnya “KAU KIRA AKU INI
ANAK KECIL BABO YANG BISA KAU AJAK BERCANDA… HA???? AKU TIDAK SUKA
LELUCON KONYOLMU” maki Yesung mendarah daging kemudian mengarahkan
pemukul itu ke arah Leeteuk
“aku tidak berbohong… lihatlah aku… dan lihat kawah di belakangmu
itu” Leeteuk berusaha menghindari setiap serangan yesung “aku terjatuh
dari langit, tempatku tinggal… kumohon dengarkan aku dulu”
“oke… sekarang buat aku percaya kalau kau adalah malaikat… setahuku,
Malaikat itu makhluk kecil bersayap yang bisa terbang dan
berkelap-kelip. Tapi kau tak ada bedanya denganku. Pakaianmu bahkan
seperti manusia biasa… oke warnanya memang putih, tapi itu bukan
jaminan” tantang Yesung. Sebenarnya ada sedikit yang mengganjal di
kepalanya. Tentu saja kawah itu, bagaimana bisa orang yang mengaku
malaikat itu bisa membuatnya dalam waktu sekejap, jadi mungkin
perkataannya bisa sedikit dipertimbangkan
“tunggu, sebelum menjawab, sepertinya asumsimu tentang malaikat itu
salah. Yang kau maksud dengan makhluk kecil bersayap itu adalah Peri,
bukan malaikat”
“apa bedanya?”Yesung kembali mengayunkan pemukulnya
“aku malaikat…”Leeteuk tampak panik “apa yang harus kulakukan agar bisa meyakinkanmu?”
Yesung mengangkat alis. Dia jadi curiga, mungkin orang yang bernama
leeteuk ini pasien yang kabur dari RSJ “oke… oke, terserah kau itu
malaikat atau peri… tapi malaikat itu punya sayap. Lalu… mana sayapmu?”
Leeteuk langsung menunduk “itu dia masalahnya…”
“maksudmu…”
“aku ini
Malaikat tak bersayap. Makanya aku dikucilkan.
Ceritanya panjang. Dan kau tidak akan mengerti kalau kau terus
mendesakku dengan pemukul mengerikan itu” lirih Leeteuk cukup miris.
Yesung yang melihatnya jadi sedikit kasihan. “baiklah, kau boleh
masuk ke rumahku. Aku akan mendengar semua ceritamu, dan kita lihat
apakah aku bisa percaya dengan leluconmu”
^^
Leeteuk merasa sangat beruntung, untungnya ia jatuh di tempat yang
tepat. Manusia yang bernama Yesung itu sungguh sangat baik, walaupun
awalnya ia hampir terbunuh oleh manusia itu sendiri. Leeteuk tidak
menyalahkannya, karena siapapun di posisi Yesung pastilah sangat kaget
mendapati malaikat “nyasar” di rumahnya. Siapa yang menyangka, Yesung
tidak hanya mempersilakan Leeteuk masuk ke rumahnya, tapi ia
mempersilakan Leeteuk untuk membersihkan dirinya, Yesung bahkan
meminjamkannya pakaian ganti untuk Leeteuk
Yesung meletakkan secangkir cokelat panas di atas meja, kemudian duduk di sofa berhadapan dengan Leeteuk “sekarang ceritalah”
“aku adalah malaikat…”
“ya aku tau, maksudku, dalam rangka apa seorang malaikat datang ke rumahku?”
“jadi kau percaya kalau aku malaikat?” Leeteuk antusias
“ck… lanjutkan saja ceritamu, aku percaya atau tidak, itu tergantung bagaimana kau meyakinkanku”
“baiklah, aku akan bercerita” Leeteuk menyempatkan diri menyeruput
cokelat panas yang disediakan untuknya “wah… ini enak sekali, apa
namanya?” tanya Leeteuk sumringah, tapi melihat tatapan Yesung yang
jengah, Leeteuk pun menyadari basa-basinya sangatlah tidak penting
“maaf… oke, sampai di mana tadi?”
Yesung melengos “apa kau bercanda? Kau bahkan belum memulai ceritamu”
“maaf-maaf, kumohon jangan marah”
“cepatlah, sebelum aku betul-betul marah dan melemparmu keluar”
“aku seorang malaikat, namaku Leeteuk. Tidak seperti malaikat lain,
aku tidak punya sayap. Dan karena hal itu, aku tidak di akui oleh
sebagian komunitasku. Hanya sebagian keluargaku saja yang
mengakuiku”Leeteuk langsung berceloteh dengan lancar. “Malaikat lain
selalu mengolok-olokku, mereka bilang, darahku tidak murni darah
malaikat, mereka bilang karena darahku tidak murni makanya aku tidak
bersayap. aku tidak mengerti maksud mereka, tapi saat kutanyakan pada
kakek, beliau hanya menyuruhku untuk mengabaikan mereka, karena aku
memiliki kekuatan malaikatku sendiri. Tapi tetap saja, merasa berbeda
dari yang lain itu sungguh menyakitkan…”
“wah… aku baru tahu kalau malaikat punya dunia seperti itu juga”respon Yesung
“mungkin kau mengira hidup sebagai malaikat itu menyenangkan… yah…
tidak bisa kusangkal tugas kami memang membawa kebahagiaan, tapi
terkadang kebahagiaan itu sendiri sulit kami dapatkan. Terutama malaikat
tak diakui sepertiku. Satu-satunya malaikat yang tidak mempunyai sayap”
“apa kau tahu sesuatu???” Yesung berujar serius
“apa?” Leeeteuk ikut serius
“sebenarnya aku… aku…”
“ya???”
“aku juga malaikat”
Leeteuk langsung melengos “kau jangan bercanda, mana ada malaikat
berwujud sama persis manusia. Tanpa sayap pula, dan tidak punya kekuatan
apa-apa”
Yesung melipat tangan di dada, mengangkat alis tinggi-tinggi “sama
seperti responmu barusan, itulah jawabanku bila kau bertanya apakah aku
percaya kalau kau malaikat?”
“tentu saja itu tidak sama. Aku malaikat asli, sedangkan kau manusia asli”
“oke…oke, kau bilang Malaikat itu punya sayap dan mempunyai kekuatan
khusus, apalah sebutannya. Okelah, kau malaikat tanpa sayap, tapi kau
tetap punya kekuatan bukan?”tantang yesung
“tentu saja… kau mau aku membuktikannya? Baiklah, kau mau aku melakukan apa?”
“tidak muluk-muluk… aku hanya meminta, kau kembalikan pekarangan rumahku seperti sedia kala”
“oh itu sih mudah…” Leeteuk beranjak, kemudian menuju halaman
belakang. Yesung mengikuti langkahnya “kau ingin kawah itu hilang kan?”
“terserah kau mau apakan kawah itu, aku hanya ingin melihat halaman rumahku seperti sebelum kau datang”
“hm… ara…ara” Leeteuk menjulurkan tangannya ke depan, menunjuk
cetakan kawah di depannya, dan mulai berkonsentrasi. Sementara yesung
hanya bisa melengos di belakang.
5 detik berlalu
10 detik
15
30
1 menit
5 menit…
“Yesung-shii”lirih Leeteuk
“kau tidak punya kekuatan kan, atau kekuatanmu menghilang? Apalagi alasan bodohmu?”balas Yesung sadis
“bukan begitu, aku masih merasakan kekuatanku… tapi… aku…”
“kenapa?”
“aku lupa cara mengeluarkannya”
Andai saja yesung itu kanibal, sudah ia santap si Leeteuk itu.
“begini saja… kau tinggal di mana? Kau butuh berapa uang? Bukannya aku
kaya, tapi aku bisa membantumu. Aku sudah cukup stress dengan bualanmu…
jadi kumohon…”
“ah… aku ingat” Leeteuk kembali ke posisi semula dan kembali
berkonsentrasi. Bibirnya mengukir seulas senyuman. Dan detik itu juga,…
CLIIIINNNGGG….
Tubuhnya mengeluarkan cahaya menyilaukan… Yesung sampai terkejut dan
terperangah melihatnya. Yang lebih mengejutkan lagi, kawah yang tercetak
nyata di sana perlahan menghilang, dan tanahnya kembali seperti sedia
kala.
Cahaya menyilaukan yang terpancar dari tubuh Leeteuk perlahan
meredup, ia pun menoleh ke Yesung “apa kau sudah percaya kalau aku
malaikat?”
Yesung hanya bisa menatap Leeteuk dengan mulut menganga…
“Yesung-shii… apakah kau percaya?”tegur Leeteuk membuat yesung tersadar dari keterperangahannya
“Ne… a… aku percaya kau ini malaikat”
Leeteuk menghela nafas lelah “baguslah”
“tunggu… hanya perasaanku saja, atau wujudmu memang seperti memudar?”
“sepertinya aku menggunakan kekuatanku terlalu banyak. Sebenarnya
kalau aku berada di langit, itu bukan masalah. Tapi ini bumi, cukup jauh
dari tempat tinggalku, berarti sangat jauh dengan sumber kekuatanku”
“kau tidak apa-apa? Sepertinya kau sekerat”
“tidak apa-apa. Aku hanya butuh waktu sampai tenagaku pulih” pandangan Leeteuk mulai remang
“eh malaikat… kau kenapa? Baik-baik saja kan? Eh…”
Kesadaran Leeteuk hilang. Ia pun ambruk, dan jatuh ke pelukan Yesung sebelum tubuhnya menghantam tanah.
Part 2
STORY BEGIN
Yoona memperhatikan setiap gerak-gerik Yesung. Tidak seperti
biasanya, hari ini yesung terlihat begitu aneh. Seolah tidak tenang,
seolah cemas, seolah takut. Dan ekspresi lain menjurus ke ekspresi yg
sama… intinya, yesung tidak se “tenang” biasanya.
“kau sedang apa Yoona-shii?” tanya Yuri saat ia mendapati Yoona
tengah bersembunyi di balik pintu masuk kelas, “kau tidak ke kantin?”
“ck… aku tidak lapar” jawab Yoona tanpa menoleh
“kenapa kau bersembunyi begini?”
“aku sedang memperhatikan Yesung Oppa”
Yuri cekikikan “sejak kapan kau memanggilnya Oppa?”
“dia kan lebih tua dariku… ah sudalah…” Yoona menoleh ke Yuri “ngomong-ngomong, apa kau bisa membantuku?”
“dalam hal apa?”
“aku penasaran dengan sikap Yesung Oppa hari ini. Aku ingin menanyakannya, tapi aku malu kalau menghampirinya seorang diri”
“jadi kau memintaku menemanimu?”
“A, ne… kau mau?”
“hm… baiklah… ayo” Yuri menarik tangan Yoona menghampiri Yesung yang masih duduk di bangkunya seorang diri
“Annyeong Oppa… kenapa kau tidak ke kantin?” tanya Yuri santai
“ah… aku tidak lapar”jawab Yesung sembari mengulas senyum tipis
Yuri menyikut Yoona, memberinya kesempatan untuk bertanya. “ng… annyeong Oppa”
“annyeong…”
“um… apa… um…”
Yuri gemas sendiri, kemudian berpikir, sepertinya Yoona kurang
leluasa “ah… aku lupa sesuatu. Yoona, aku tinggal dulu. Oppa tolong jaga
Yoona, aku titip dia sebentar” Yuri langsung pergi dalam hitungan
detik.
“apa-apaan Yuri itu?” omel Yoona
Yesung tersenyum “hei,,,”
“ah, ye?”
“duduklah, sepertinya kau ingin bicara sesuatu”
“ah… ne” Yoona duduk di bangku depan Yesung “itu… sejak tadi aku memperhatikanmu, sepertinya kau ada masalah”
Yesung tertawa kecil “benarkah? Aku tampak seperti itu yah?”
“um… aku memang baru beberapa hari di sekolah ini, tapi… aku merasa,
hari ini kau sedikit berbeda dari kemarin-kemarin. Kau mencemaskan
sesuatu?”
Yesung mengangkat alis. Dari sekian banyak temannya, hanya Yoona yang
menyadari kegelisahannya. Takjubnya lagi, Yoona itu orang baru “kau
memperhatikan sikapku yah?”
“eh itu…” Yoona salah tingkah
“hm… kau benar, aku mencemaskan sesuatu. lebih tepatnya…. Seseorang” ujar Yesung serius
Yoona terkaget. Yesung mencemaskan seseorang, apakah itu pacarnya..?? “si… siapa oppa?” tanya Yoona hati-hati sekali
“aku bingung harus menceritakannya dari mana… ini terlalu… pribadi” wajah Yesung semakin cemas
Jawaban Yesung semakin memperkuat dugaan Yoona “pribadi??? Apa maksud
oppa… orang yang dimaksud itu, punya hubungan spesial dengan oppa?”
Yesung tidak menjawab, mungkin juga tidak fokus, dia masih sibuk dengan pikirannya sendiri
Yoona melihatnya, ia melihat kabut masalah hanya dengan menatap mata
yesung yang tidak fokus itu. Dan entah kenapa, Yoona terpanggil untuk
melenyapkan kabut masalah itu “apa Oppa butuh bantuan? Kalau aku bisa,
aku akan membantumu Oppa”
Yesung mengangkat wajah, menatap Yoona tepat di manik matanya. Yesung
ingin sekali menceritakan semua tentang “malaikat nyasar” itu pada
Yoona. Tapi Yesung masih ragu. Kalau sampai keberadaan malaikat itu
diketahui orang banyak, terlebih lagi kalau masyarakat tau malaikat itu
memiliki kekuatan yang hebat, malaikat itu bisa dimanfaatkan, Yesung
jadi iba. Tapi… ketakutannya bukan hanya di situ saja. Sekarang ini,
malaikat itu sedang terbaring lemah tak sadarkan diri di rumah Yesung,
tepatnya di kamar yesung. Akan menjadi sebuah malapetaka besar kalau
saja Omma yesung menemukan sesosok makhluk berwujud manusia di rumahnya.
Yesung ngeri sendiri membayangkannya.
“Oppa… Ottoke yo?”tanya Yoona
Yesung berpikir, sepertinya Yoona ini satu-satunya orang yang bisa
membantunya di saat yang sangat kepepet itu “apa kau serius mau
membantuku?”
“Mulon imnida Oppa… apapun, kalau aku bisa”
Yesung akhirnya punya ide. Pertama-tama dia harus mengarang cerita
dulu “begini… aku punya teman. Dia… dia kabur dari rumahnya. Katanya dia
tertekan selama ia tinggal dengan keluarganya.”
“lalu?”
“sekarang dia berada di rumahku”
Yoona tersentak. Sekarang, dugaan bahwa Yesung sudah punya pacar itu
tidak bisa disangkal lagi, hebohnya lagi, pacarnya yesung sampai nekat
kabur dari rumahnya sendiri untuk bisa tinggal bersama Yesung. (begitu
pikiran Yoona) “la… lalu aku harus apa Oppa?” toh Yoona tetap bersikap
tenang, tetap terlihat kuat karena dia sudah terlanjur menawarkan
bantuan
“apa kau punya tempat kosong?” tanya yesung
“tempat kosong? Di rumahku?”
“jangan… jangan di rumahmu, aku takut orang lain mengetahui
keberadaannya. Eh maksudku, kalau orang lain mengetahui keberadaannya,
aku takut dia akan dikembalikan ke keluarganya”
Yoona menghela nafas “sepertinya teman yang oppa maksud ini adalah orang yang sangat penting”
Yesung mengangkat alis, bingung. “ah… ya, dia orang yang sangat penting” toh dijawab juga “jadi… apa kau punya tempat kosong”
Dalam kekecewaan Yoona tersenyum “ya Oppa, aku punya. Tidak jauh dari
rumahku. Appa membelikanku sebuah rumah kecil untuk menjadi studioku”
“studio?”
“ne… kugunakan sebagai studio seniku. Melukis”
“gudang?”
“bukan… itu seperti rumah juga, ada kamar tidur, dapur, kamar mandi,
bahkan ruang tamunya. Tidak ada yang sering ke sana kecuali aku”
“hm… sepertinya di studiomu itu lebih aman”
“tapi oppa… sampai kapan Oppa akan menyembunyikan teman oppa?”
“entahlah, aku sedang mencari jalan keluarnya. Untuk sementara,
kumohon pinjamkan studiomu dulu sebagai tempat tinggalnya. Bisa?”
Yoona mengangguk. Entah mengapa walau dia kecewa karena yesung sudah punya pacar, dia tetap ingin membantu Yesung.
^^
Yesung pulang ke rumahnya dengan perasaan sedikit lega. Setidaknya
dia sudah punya jalan keluar untuk masalahnya. “hm… bagaimana keadaan si
malaikat itu yah?”tanya yesung pada dirinya sendiri kemudian naik ke
lantai dua menuju kamarnya.
Yesung terkejut, ia tidak menemukan sosok malaikat itu di kamarnya.
Ruangan itu sudah kosong, bahkan sudah dirapikan sedemikian rupa. “apa
dia sudah kembali ke langit?” tanya yesung pada dirinya sendiri
“bagaimana keadaannya? Atau… dia menghilang begitu saja? Semalam itu
wujudnya sangat aneh, sosoknya memudar, hampir seperti bayangan… ah
tidak mungkin” yesung berlari menuju lantai bawah, berbelok ke arah
dapur untuk menuju halaman belakang. Tapi langkahnya terhenti saat
matanya terpaku pada satu titik.
“A… Yesung-shii. Dari mana saja kau? Aku kaget saat terbangun, aku seorang diri di rumah ini”
“malaikat? Kau masih di sini?” tanya Yesung kaget
Leeteuk mengerutkan kening “memangnya aku harus kemana lagi? Langit
itu jauh, terlebih untuk aku yang tidak mempunyai sayap ini. Sangat
mustahil aku bisa kembali”
Yesung menghembuskan nafas lega. Entah kenapa dia merasa seperti itu.
Tadi dia sempat merasa takut kalau Leeteuk sudah pergi. Yesung sendiri
tidak tau kenapa, tapi dia merasa senang setelah melihat Leeteuk masih
ada “kau sedang apa?”
“aku.. aku mencari makanan. Aku lapar”
“biasanya kau makan apa di langit?” yesung menghampiri kulkas
“buah cahaya. Rasanya menakjubkan, satu kali memakan buah itu, kau
tidak akan merasa lapar selama setahun, oh iya… buah itu juga menjadi
sumber kekuatan malaikat” celoteh Leeteuk semangat
“buah cahaya? Ah sudahlah… aku sudah pusing dengan hal-hal yang
berhubungan denganmu. Sekarang kau makan saja apa yang kusiapkan. Di
bumi ini tidak ada yang namanya buah cahaya”
“MWO?” Leeteuk terkejut
“kenapa kau terkejut. Aku serius, yang ada di bumi ini hanya ini…
namanya buah apel” yesung menyodorkan sebuah apel untuk Leeteuk
“tapi tanpa itu, kekuatan malaikatku akan semakin memudar”
“hei… kau bilang setelah makan buah itu kau tidak akan merasa lapar
selama setahun, begitu juga dengan kekuatanmu kan? Kau belom ada setahun
di bumi, jadi tidak akan ada masalah kan?”
Leeteuk patah semangat “masalahnya, terakhir aku memakan buah itu… saat aku berada di hutan cahaya”
“kapan itu?”
“hampir yah… kira-kira sekitar beberapa minggu lagi akan tepat setahun sejak terakhir aku makan buah itu”
Yesung membelalak “apa kau bercanda?”
“aniyo…”
“sudahlah, lupakan masalah itu. Aku akan menyiapkan makanan, sementara kita memikirkan bagaimana caramu kembali ke langit”
“mustahil… sudah kubilang aku tidak punya sayap”
“kau ini bagaimana, kau jangan memvonis sesuatu sebagai kegagalan
sebelum kau mencobanya. Sekarang kesampingkan masalah itu dulu”
Leeteuk terkaget. Entah kenapa hatinya merasa hangat saat Yesung
memarahinya seperti itu. Sosok Yesung saat itu… seperti sangat familier
di matanya.
^^
Minggu pagi, Yesung sedang menjemur pakaian di halaman belakang.
Sebenarnya itu pekerjaan Ahjuma, tapi yesung heran sendiri, kenapa
Ahjumma itu tidak muncul-muncul sejak Omma dan adik Yesung keluar kota.
Semua pekerjaan rumah tangga terpaksa harus dikerjakan sendiri.
“Yesung-shii, apa kau tinggal sendirian di rumah ini?” tanya Leeteuk
membuat Yesung tersadar kalau pekerjaan rumahnya semakin mudah karena
ada malaikat itu
“tidak. Aku tinggal dengan Eomma dan Namdongsaeng ku” jawab Yesung sambil menjemur pakaian, dibantu Leeteuk
“lalu di mana mereka?”
“mereka keluar kota, menghadiri acara keluarga mungkin besok baru pulang”
“kenapa kau tidak ikut?”
“kalau aku ikut, siapa yang harus jaga rumah?”
“hm… Abojimu mana?”
Yesung tersentak, sejenak menghentikan kegiatannya, “dia sudah pergi” jawab Yesung kemudian melanjutkan menjemur pakaian
“kemana?”
“entahlah… mungkin ke surga”
“dia malaikat?”
Yesung menoleh ke Leeteuk, BT berat “apakah semua yang berada di
surga hanya malaikat? Appaku meninggal saat aku berusia 13 tahun. Kau
mengerti?”
“meninggal? Maksudmu… musnah?”
“musnah?” Yesung jadi bertanya balik “kita sedang membirakan manusia, bukan benda”
“maksudku… Aboji mu sudah tidak ada lagi di sisimu. Kalau kami
menyebutnya musnah. Sama seperti eommaku. Eommaku di musnahkan saat aku
baru dilahirkan”
Yesung terkejut “apa maksudmu dengan dimusnahkan?”
“di musnahkan, dihilangkan keberadaannya”
“maksudmu, eommamu sengaja dimusnahkan? Oleh siapa?”
“para petinggi malaikat, itu karena Eommaku melakukan kesalahan”
(Author note: ingat… ini fiksi, jadi nggak masuk akal sedikit nggak papa
kan?)
“astaga… kesalahan seperti apa yang dilakukan eommamu sampai-sampai harus dimusnahkan segala”
“entahlah, kata kakek, eomma melanggar peraturan paling penting, makanya dimusnahkan”
Yesung menelan ludah. Cukup kaget juga dengan penuturan malaikat itu.
“Yesung-shii… kau kenapa? Kenapa diam?”tegur Leeteuk
“ah tidak… tidak apa-apa”
“sini aku bantu mengangat keranjang itu, tampaknya berat”
“tidak perlu, aku bisa sendiri” tolak yesung, merasa kurang enak
dengan Leeteuk. Yesung merasa iba dengannya, pasti suasana hatinya
sedang tidak baik, oleh karena itu Yesung tidak ingin memberatkannya.
“itu kan berat” Leeteuk tetap bersikeras membantu
“tidak perlu… kau istirahat saja, auramu memudar lagi, pasti karena kelelehan. Istirahatlah”
“sudah kubilang aku sudah membaik” Leeteuk menarik keranjang itu dari
tangan yesung, tapi Yesung mempertahankannya. Akhirnya terjadilah
adegan tarik menarik keranjang..
^^
Yoona mengikuti langkah Eun hyuk yang serius membaca secarik kertas
dan sesekali memperhatikan nomor beberapa rumah yang mereka lewati
“Eun Hyuk-shii, apa kau yakin kalau kau tahu rumah yesung Oppa?”tanya Yoona untuk kesekian kalinya
“ini alamat yang diberikan Yesung padaku waktu itu. Kau ikuti saja
langkahku” Eun hyuk berhenti di depan sebuah rumah yang cukup besar. Ia
lalu mencocokkan alamatnya dengan yang tertera di kertas itu.
“Yoona-Shii, ini dia rumahnya” EunHyuk menarik tangan Yoona menuju rumah
itu.
Eunhyuk memencet bel… “Annyeonghaseyo…” seru Eun Hyuk cukup lantang
kemudian memencet bel berkali-kali tapi tidak ada sahutan juga dari
dalam
“apa mungkin oppa sedang keluar?” tanya yoona
“tidak mungkin, Yesung hanya akan keluar di hari minggu kalau ada latihan basket di sekolah. Aku dan dia satu tim, jadi tahu”
“terus kenapa Oppa tidak muncul? Apa dia tertidur?”
“hahahaha, Yesung itu bukan pemalas, dia bangun paling lambat jam 5 pagi”
“ck… oppa kemana yah?”
Eunhyuk sedikit berpikir “atau mungkin ada di belakang yah? Aku
sering dengar dari yesung kalau dia suka menghabiskan waktu luangnya di
halaman belakang rumanya”
“kalau begitu ayo” kali ini Yoona yang menarik tangan Eun Hyuk
mengambil jalan memutar melewati samping rumah menuju halaman belakang.
Sementara itu…
“hei… sudah kubilang aku bisa melakukannya sendiri, kau masuk saja
beristirahat” kata Yesung sambil berusaha merebut keranjang pakaian dari
tangan Leeteuk
“tidak… aku mau membantumu, aku harus balas budi kan?” Leeteuk tetap bersikeras.
“tidak ada jalan lain” yesung akhirnya menyentak keranjang itu dari
Leeteuk. Tapi… apa yang terjadi? Sentakan itu begitu keras, sementara
genggaman Leeteuk juga sangat kuat. Alhasil…
BUUGGHHH…
Mereka berdua bertubrukan telak. Leeteuk mendarat tepat di atas
yesung (Author note: ingat M-Net mini drama? Waktu adegan Kyumin
bertubrukan, dan Kyu jatuh tepat di atas Sungmin itu loh…. Nah, kurang
lebih sama).
Yesung membelalak kaget mendapati Leeteuk yang menindihnya tepat di atas.
“O… Oppa?” seru Yoona kaget
“Yesung hyung… apa yang kau lakukan?” seru Eun Hyuk tidak kalah kaget
Yesung menoleh, dan semakin terkejut mendapati 2 teman sekelasnya
sedang berdiri mematung tak jauh darinya. Segera saja ia menyingkirkan
Leeteuk yang menindihnya itu, kemudian berdiri secepat kilat. “hei…
sejak kapan kalian di situ?”
Leeteuk ikut berdiri di sebelah Yesung “Annyeonghaseyo… salam kenal, aku Leeteuk”
“Yesung Hyung, bisa kau jawab pertanyaanku barusan? Apa yg sedang kau lakukan dengan… pria itu?”tanya eun Hyuk
“kami sedang menjemur pakaian, dan ada sedikit kecelakaan… sayangnya
kalian datang tepat pada saat kecelakaan itu terjadi. Jadi kumohon
jangan memikirkan hal yang aneh-aneh”jawab Yesung berusaha tenang
“memangnya siapa dia hyung? Setahuku kau hanya punya Ryeowook sebagai nam Dongsaengmu”tanya Eun Hyuk lagi
“apa dia orang penting yang oppa maksud kemarin?”tambah Yoona yang menjadi orang yang paling terkejut akan hal itu
“ha??? Ah ne… aigo… bagaimana menjelaskan ini” Yesung jadi serba
salah, masalahnya adalah, Yesung berencana hanya akan menceritakan
tentang keberadaan Leeteuk kepada Yoona saja, tapi Eun Hyuk sudah
kepalang basah ada di situ.
“kenapa kau panik Hyung???” tanya Eun Hyuk dengan tatapan sedikit… risi
Yesung hapal tatapan seperti itu, dan sepertinya pikiran jijay mereka
harus dilenyapkan. “Eunhyuk-ah, Yoona-shii. Sebaiknya kita bicarakan di
dalam” ujar Yesung akhirnya. Setidaknya ia harus tenang dalam hal ini.
^^
“MWOO??? MALAIKAT???” inilah respon pertama Yoona dan Eun hyuk saat
yesung DENGAN TERPAKSA menceritakan tentang keberadaan Leeteuk di
rumahnya, dari a-z.
Yesung mengangguk “kalian pasti tidak akan percaya begitu saja.
Awalnya aku juga seperti itu. Tapi… inilah kenyataannya. Kawah yang
sempat tercetak di halaman rumahku hilang dengan kekuatannya, dan hal
itulah yang membuatku tidak bisa menyangkal kalau dia itu
malaikat”tambah Yesung, sesekali memperhatikan Leeteuk yang dengan
senangnya membersihkan ruang tengah, tempat mereka berkumpul.
“tapi Oppa, kenapa malaikat bisa berwujud sama seperti kita?”tanya Yoona
“sudah kubilang kan, katanya dia itu malaikat tak bersayap. Entah apa
sebabnya, dia juga tidak tau. Terserah kalian mau percaya atau tidak.
Tapi satu yang kuminta dari kalian, kumohon jangan beritahu siapapun
tentang keberadaannya”
“Hyung… sikapmu itu aneh, kau seperti berusaha menyembunyikan pacar gelap saja”tegur Eun Hyuk masih jijay
“Eun Hyuk, jangan sampai aku betul-betul membunuhmu kalau kau belum melenyapkan pikiran burukmu itu” ancam Yesung, jengah
“ara… ara. Lalu bagaimana selanjutnya? Apa yang akan kau katakan pada omma mu?”
“itulah, aku meminta bantuan Yoona…” ucap Yesung sembari melirik Yoona
“tapi Oppa… dia itu namja”protes Yoona
“yang bilang dia Yoja siapa?”
“aku pikir teman spesial yang dimaksud Oppa itu seorang Yoja. Aku
pikir… pacarnya Oppa yang kabur dari rumah dan ingin bersama oppa”
“Aigo… Yoona-shii, kenapa kau sampai berpikir seperti itu? Memangnya tampangku seperti nappeun namja? Aku namja baik-baik”
“Mianhae Oppa”
Yesung menghela nafas “gwencana… jadi bagaimana? Kau bisa meminjamkan studiomu itu kan?”
Yoona tampak berpikir “hm… baiklah”
Yesung tersenyum “Gomawo ne Yoona-shii. Kau sangat baik”
“cheonmaneyo Oppa”
“ehemmm” Eun hyuk pura-pura batuk. Membuat Yoona salah tingkah
“YESUNG-SHII… YESUNG-SHII” pekik Leeteuk membuat 3 orang yang tengah
mengobrol itu terkaget dan langsung menghampiri Leeteuk yang tengah
berdiri di depan TV
“kau kenapa?” tanya Yesung
“lihat… ada manusia di dalamnya. Kasihan… dia menangis” jawab Leeteuk
panik sambil menunjuk sebuah TV yang menampilkan drama Korea
Yesung menepuk jidatnya “Aigo… malaikat. Ini namanya TV, yang di dalam itu hanya gambar, bukan manusia asli”
“kenapa dia menangis?”
“dia sedang berakting, ini namanya drama. Dia hanya pura-pura”
Leeteuk semakin bingung “kenapa dia pura-pura? Apa dia mau menipu kita?”
“sudahlah, kapan-kapan akan kujelaskan. Sekarang akan kuperkenalkan kau dengan chingudeul ku”
Eun hyuk dan Yoona akhirnya meyakini kalau Leeteuk itu bukan manusia
seperti mereka. Dalihnya, bagaimana mungkin ada manusia yang tidak tahu
yang namanya TV kecuali kalau manusia babo itu sudah gila.
“Annyeong chingudeul nya yesung-shii. Aku Leeteuk, dan aku seorang malaikat” sapa Leeteuk seramah mungkin
“Annyeong leeteuk shii. Aku Eun Hyuk”
“Annyeong Leeteuk-shii. Yoona imnida”
Leeteuk menyalami tangan Eun hyuk, kemudian menyalami Yoona “wah… kau menyukai Yesung-shii yah?”
Yang ada di situ langsung terkaget, terlebih lagi Yoona.
“a… apa maksudmu Leeteuk-shii?” tanya Yoona gelagapan
“auramu sangat indah saat berada di dekat yesung-shii. Aura itu hanya
dimiliki orang yang sedang jatuh cinta” jawab Leeteuk polos
Tamat sudah riwayat Yoona… ia tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa menunduk dengan wajah memerah seperti apel
Melihat itu, Yesung jadi iba “sudahlah… Yoona-shii, jangan pedulikan
dia. Dia memang seperti itu. Santai saja yah” ucapnya sambil tersenyum.
Barulah Yoona kembali lega.
^^
“kenapa aku harus tinggal di sini Yesung-shii?” tanya Leeteuk cemas saat ia di bawa ke sebuah rumah kecil milik Yoona
“maafkan aku malaikat, tapi aku takut kau ditemukan eommaku kalau kau
tinggal di rumahku. Dia bukan orang yang ramah” jawab yesung jujur
“waeyo? Mana mungkin dia bukan orang yang ramah sementara anaknya sangat ramah? Yesung-shii kumohon jangan meninggalkanku”
Yesung merinding sendiri mendengar itu… “begini, hanya sementara saja
kau tinggal di sini. Sementara kita mencari jalan keluar agar kau bisa
kembali ke langit. Kau harus punya tempat tinggal yang cocok, dan satu
hal yang harus kau tau, rumahku bukan tempat yang aman untukmu”
“apa aku akan tinggal sendiri di sini?”
“um… aku akan sering-sering ke sini. Tenang saja” hibur yesung
“ne Leeteuk-shii. Aku juga akan sering ke sini, Eun hyuk juga. Iya kan?” Yoona menyikut Eun hyuk
“A, ne… Leeteuk-shii. Kami akan sering main ke sini, sepulang sekolah kami akan langsung ke sini” tambah Eun Hyuk
“Jeongmal?” tanya Leeteuk penuh harap.
“Nae… leeteuk-shii” sahut mereka berbarengan.
^^
“kenapa kau senyam senyum sendiri Yoona-shii?” tanya Yuri
“ah… tidak kenapa-napa. Aku hanya suka hari ini” jawab Yoona masih sumringah
“kau suka hari senin? Aku sendiri membencinya”
Yoona menoleh ke Yuri “bukan karena ini hari senin makanya aku
senang, tapi hari ini adalah hari paling awal dalam satu pekan di mana
aku bisa melihat Yesung oppa dari pagi sampai siang”
Yuri mengerutkan kening “Oh Tuhan… kau jatuh cinta padanya yah?”
Yoona hanya tersenyum.
Tak lama berselang, Eun Hyuk muncul “Annyeong Yeppo yoja ya…” sapanya sembari menghampiri bangku Yoona dan Yuri
“Annyeong Eun hyuk-shii. Mana Yesung Oppa?” tanya Yoona
“kau kira aku pengawalnya? Mana aku tahu… tunggu saja, dia pasti
datang.” Jawab Eun Hyuk seadanya, kemudian ia menoleh ke Yuri yang
memasang wajah jutek sejak kedatangannya. Eun Hyuk juga jadi serba
salah.
“hanya perasaanku saja, atau hawa di sekitarku jadi panas karena kalian berdua” sindir Yoona
“bukan karena aku Yoona-shii, tapi karena memang ada hawa iblis di sekitar sini”ucap Yuri sembari melirik tajam ke Eun Hyuk
“aku tidak ada waktu bertengkar Chagi-ah… eh… maksudku, Yuri-ah. Jadi kumohon, bersikaplah biasa”balas Eun Hyuk
“siapa yang mau bertengkar? Aku juga tidak punya waktu untuk itu” Yuri menggebrak meja kemudian pergi dari tempat itu.
Yoona jadi terkaget-kaget dibuatnya “a… ada apa nih? Sepertinya ada hal yang tidak kuketahui”
Eun Hyuk tersenyum. “kalau kau ingin tahu, tanyakan saja pada temanmu
itu. Tapi satu yang harus kau tahu setelah kau mendengar cerita dari
mulutnya. AKU SAMA SEKALI TIDAK BERBOHONG” Ucapnya kemudian pergi ke
bangkunya sendiri
“aneh…” lirih Yoona kebingungan. Tapi kebingungannya langsung beralir
dalam hitungan detik. Yesung dengan gaya cool nya masuk ke kelas,
sesekali membalas senyuman teman-teman sekelasnya (terutama cewek-cewek)
yang tebar pesona sebisanya.
Alasan kedua kenapa Yoona suka hari ini adalah, ia tidak perlu
merontokkan harga diri dengan menghampiri Yesung duluan, karena toh,
namja itu sudah menuju bangku Yoona setelah meletakkan tas nya.
“Annyeong Yoona-shii. Bagaimana keadaan malaikat?” tanya yesung dengan
suara pelan.
Yah, walaupun objek yang di bicarakan bukan dirinya, tapi Yoona
senang, setidaknya Yesung menghampirinya duluan pagi ini “dia baik-baik
saja. Walaupun aku hampir stress karena menjelaskan setiap detail
lukisan-lukisan yang kubuat padanya. Ternyata dia cukup cerewet juga
untuk ukuran seorang namja”
“Jeongmal?” Yesung tersenyum geli, menampakkan deretan giginya yang rapi “kuharap dia tidak buat masalah di studiomu”
Yoona menelan ludah, berusaha sebisa mungkin menahan kegugupannya.
Oh Tuhan… senyumnya__batin Yoona
^^
“Annyeonghaseyo” sapa yesung saat ia pertama kali masuk ke studio
milik Yoona. Ia mendapati Yoona, Eun Hyuk, dan Leeteuk sedang duduk
mengelilingi meja bundar. Entah sedang apa.
“Yesung-shii. Kau datang. Aku merindukanmu” sahut Leeteuk sumringah.
Yesung jadi merinding sendiri. Malaikat itu, apa dia lupa kalau dia
itu namja? Atau mungkin memang seperti itu cara menyapa sesama namja di
dunianya? “kalian sedang apa?” tanya Yesung sembari mengacuhkan
celotehan aneh Leeteuk
“kami sedang melakukan permaianan, tebak kata. Sekalian juga mengajari Leeteuk-shi beberapa kosa kata”jawab Yoona
“aku selalu menang Yesung shii. Yoona-shii bilang, kalau aku ini pandai”tambah Leeteuk masih sumringah tidak jelas
Yesung tersenyum, ia merasa senang juga kalau malaikat itu tertawa
“lalu kenapa banyak coretan Lipstik di wajah Eun hyuk?”tanya yesung
lagi,
“itu karena dia kalah. Aku sendiri heran, masa dia kalah sama Leeteuk-shii yang polos”
“heiii… itu karena kau menanyakan pertanyaan sederhana. Terkadang
pertanyaan sederhana sangat sulit dijawab oleh orang intelektual
sepertiku”elak Eun Hyuk
“ah sudahlah… kau memang tidak tahu jawabannya” ejek Yoona. Kemudian
ia beralih menatap Yesung “Oppa… apa kau sudah menemukan jalan keluar
untuk Leeteuk-shii?”
“aku selalu memikirkannya, tapi aku sama sekali tidak menemukan
jawabannya. Masalahnya, ini sangat jauh dari logika kita, kita seperti
bergulat dengan sesuatu yang tidak nyata” ucap Yesung pasrah
“yah… aku juga berpikir hal yang sama” Yoona ikutan menyerah
“apa kalian mau mendengar pendapatku?” potong Eun yuk
“ya… pendapat semua orang akan didengarkan dalam kasus ini” jawab Yesung
“hm… menurutku, kita harus tau dulu kenapa Leeteuk-shii bisa sampai
nyasar ke bumi ini. Yang kita tahu kan dia jatuh dari langit, tapi kita
tidak tahu prosesinya bagaimana, kita tidak tau jelas bagaimana kondisi
Leeteuk-shi sebelum jatuh, sebaiknya kita mempersilakan Leeteuk-shii
menceritakan semuanya, dari awal sampai akhir. Tidak akan ada akhir
kalau tidak ada awal. Setidaknya kalau kita tau awal ceritanya, kita
bisa mengembalikannya seperti semula”
Yesung dan Yoona bertatapan sejenak, kemudian mengangguk serentak
“yah… sebaiknya kita coba”lalu mengalihkan pandangan ke Leeteuk yang
juga menatap mereka
“kenapa kalian melihatku seperti itu?” tanya Leeteuk
“kami ingin membantumu. Jadi kalau bisa, kami minta kerja samamu”jawab Yesung
“dalam hal apa?”
“apa kau bisa menceritakan kenapa kau bisa berada di bumi?”
“sudah kubilang, aku terjatuh”
“maksudku, bagaimana bisa kau terjatuh dari langit begitu saja, pasti ada prosesnya. Iya kan?”
“Yesung-shii… aku terjatuh dari tempatku seharusnya tinggal. Kumohon
jangan tanya bagaimana prosesnya, karena aku tidak suka menceritakannya.
Dan kumohon jangan menatapku seolah kau menatap seorang pembohong. Aku
juga tidak suka” tutur Leeteuk dengan sorot mata meredup, tidak seperti
biasanya
“kau kenapa? Memangnya seperti apa aku menatapmu sekarang? Aku hanya ingin membantumu kembali ke tempatmu”
“apa kau tidak senang aku berada di bumi?”
Yesung menepuk jidatnya “bukan seperti itu, malaikat. Kumohon
mengertilah. Aku hanya ingin membantumu. Seperti yang kau bilang
beberapa hari yang lalu, sudah hampir setahun sejak terakhir kau memakan
buah cahaya, dan kau bilang, buah cahaya itu sangat penting untuk
seorang malaikat. Walaupun aku tidak tau dampak kalau kau tidak
memakannya dalam setahun, tapi aku yakin… itu tidak akan baik untukmu”
Leeteuk tersenyum, menatap Yesung penuh perasaan. Bisa ditebak,
bagaimana ekspresi yesung saat mengetahui dia ditatap seperti itu.
“kau kenapa? Apa aku mengatakan hal yang salah?”tanya Yesung takut-takut
“Yesung-shii, bisakah aku memelukmu?”pinta Leeteuk tulus
“MWOO??? Apa aku tidak salah dengar? Kenapa kau ingin memelukku?”
“entahlah… aku ingin saja memelukmu. Kemarin itu saat auraku memudar
dan aku jatuh di pelukanmu, auraku kembali normal. Aku tidak tahu apa
penyebabnya, tapi dari situ aku yakin, tanpa buah cahaya pun aku bisa
bertahan lebih lama, asalkan kau tidak jauh-jauh dari sisiku”
Yesung menelan ludah. Kenapa perkataan Leeteuk semakin mengerikan
saja. Ia menoleh ke Yoona, yang juga menatapnya dengan penuh tanda
tanya.
“ehem… kenapa aku seolah mendengar penuturan seseorang yang
seharusnya untuk… kekasihnya yah?”tanya eun hyuk, tidak bermaksud
menyindir.
“yah… dan kalau kau melanjutkan kata-kata menjijikkanmu lagi, aku
jamin, kau tidak akan bisa mendengar lagi seterusnya”ancam Yesung
“aniyo Hyung… aku tidak bermaksud menyinggungmu. Terus terang saja,
aku terharu dengan penuturan Leeteuk-shii, mungkin dia tidak punya
maksud apa-apa. Dan mungkin saja begitu cara dia menunjukkan kasih
sayangnya pada seseorang yang sudah dia anggap seperti keluarga” Eun
hyuk memperjelas
“ne Yesung-shii. Seperti yang dikatakan EunHyuk-shii. Aku sudah
menganggapmu seperti keluargaku sendiri. Aku bahkan lebih menyayangimu
dari pada kakekku”sambung Leeteuk
“arasso, arasso… jadi aku harus bagaimana sekarang?”tanya Yesung pasrah.
Leeteuk berdiri dari tempatnya menuju Yesung, kemudian memeluknya.
Yesung tidak menolak, bukan karena dia tidak mau… tapi ada sesuatu yang
lebih mengejutkan dari sekedar menolak pelukan Leeteuk. Yaitu…
“Oppa… kau bersinar, seperti Leeteuk-shii”pekik Yoona
“ke…kenapa seperti itu?” Eun Hyuk juga takjub
“Yesung-shii… kau mungkin bukan malaikat sepertiku, tapi” Leeteuk
melepas pelukannya dan menatap Yesung “kau memiliki hati seperti
malaikat. Auramu yang mengatakannya”
Yesung tidak bisa berkata apa-apa. Ada sensasi lain yang tertinggal
setelah pelukan itu. Apa itu? Dia tidak bisa menjawabnya secara
gamblang.
^^
Yesung sedang terlelap pulas saat pintu kamarnya diketuk. Sebenarnya
ia sangat lelah, seharian kena semprot oleh eommanya. Yesung sendiri
tidak tahu apa salah yang terlah diperbuatnya. Tadi sore eommanya pulang
seorang diri. Yah… hanya sendiri, siapapun di posisi yesung pasti akan
bertanya “di mana adikku, eomma?” dan apa yang didapatkan yesung saat ia
bertanya itu? Ia dimarahi habis-habisan, tanpa tahu isi
permasalahannya.
Dan sekarang, ia harus memaksa mata lelahnya untuk terbuka, siapa yang mengetuk pintu kamarnya tengah malam begini?
“nuguseyo?”tanya Yesung lemah. Ia menghampiri pintu kamarnya,
kemudian ia buka secara perlahan. Dan s0sok di balik pintu itu langsung
membuat kantuk Yesung lenyap
“turun lah ke bawah, ada yang ingin kubicarakan denganmu”ucapnya jutek
“Nae eomma” sahut Yesung hati-hati sekali.
Dan di sinilah ia, di depan wanita separuh baya yang menatapnya dingin.
“sepertinya kita langsung pada intinya saja… aku paling malas
berbasa-basi”Eomma menarik nafas, tampaknya cukup berat “apa kau tau
kalau adikmu sedang sakit?”tanya eomma nya
“mwo??? Wooki-ah sedang sakit? Dia sakit apa eomma?”tanya Yesung balik
Eommanya melengos “kau tidak perlu menampakkan wajah sok khawatirmu itu, aku muak melihatnya…”
“wookie sakit apa eomma? Kumohon jawablah pertanyaanku”
Eommanya tidak menjawab, dia hanya melemparkan sebuah Map yang di
depannya tertulis sebuah nama RUMAH SAKIT terkenal di seoul. “baca itu…
dan aku mau lihat seperti apa ekspresimu”
Yesung menelan ludah, entah kenapa perasaannya tidak enak. Apapun isi
map itu, Yesung sangat yakin, pasti bukan hal yang baik. Perlahan ia
membuka map itu dan mulai membacanya. “MWOO??? Penyakit jantung
koroner?”pekik Yesung tertahan, kemudian ia menatap eommanya “apa ini
eomma? Tidak mungkin adikku mengidap penyakit ini”
Eomma tersenyum licik “aku betul-betul muak dengan responmu. Pasti
dalam hati kau sangat senang karena wookie sebentar lagi akan mati”
“EOMMA… Wookie tidak akan mati, adikku tidak akan mati…”bentak Yesung penuh emosi.
Eommanya terkejut melihat sikap Yesung seperti itu. ini pertama kalinya ia dibentak oleh anak pertama suaminya itu.
“adikku tidak akan mati eomma… dia akan terus hidup”
“Tahu apa kau? Ha? Kau pikir aku mau melihat anakku mati? Kenapa
harus wookie yang mengidap penyakit itu? Kenapa dia harus mewarisi
penyakit ayahnya? Kenapa… kenapa bukan KAU saja???”hardik Eommanya
sadis. Saking emosinya ia mengeluarkan air mata dan suaranya bergetar
Yesung seperti tertampar oleh kata-kata eommanya itu. Dan kini… semua
ganjalan di hatinya telah berada di titik puncak, tak bisa lagi ia
bendung. Dan ia rasa, ini waktu yang tepat untuk menyingkirkan ganjalan
itu
“apa aku boleh tahu eomma? Aku ingin tahu semua alasannya… kenapa aku
harus selalu menjadi yang terbelakang? Kenapa aku harus menjadi anak
yang paling eomma benci, kenapa aku… diperlakukan seolah bukan anak
kandung eomma?” tanya Yesung berubi-tubi, berikut cucuran air mata yang
telah lama ia pendam bersama kata hatinya.
“oh… kau mau tahu rupanya?” eomma mengusap kasar air matanya “awalnya
aku ingin memegang janjiku pada ayahmu sampai mati, tapi keadaan tidak
bisa membuatku menepati janji. Dan sepertinya ayahmu akan murka di sana.
Tidak mengapa, asal aku tidak lagi mendengarmu memanggilku eomma”
“eom… eomma?” Yesung masih belum mengerti
Eomma menatapnya sinis “jangan memanggilku eomma… karena kau… kau BUKAN ANAKKU”
PLETARRR… suara petir bersahutan. Bahkan langitpun ikut terkejut atas pengakuan eommanya
“eomma? A… apa yang eomma katakan?”tanya yesung memastikan
pendengarannya. Jantungnya seperti hendak meledak mendengar perkataan
eommanya tadi
“kurang jelas? AKU BUKAN EOMMA-MU. Eommamu sudah meninggal sejak kau
berusia 1 tahun. Dan karena aku sangat mencintai ayahmu, aku rela
menikah dengannya, dengan status dudanya… dan aku terpaksa menjadikanmu
anak tiriku. Tapi untung saja penderitaanku merawatmu tidak berlangusng
lama, karena 3 tahun setelahnya, wookie lahir ke dunia ini”
Yesung tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya menatap eommanya dengan
tatapan kosong. Terjawab sudahlah semua pertanyaannya, dan jujur saja,
ini adalah jawaban yang paling tidak ingin ia dengar selama hidupnya.
“kenapa kau diam? Ha??? Anakku wookie tengah terbaring lemah tak
berdaya di rumah sakit menunggu kematiannya, dan aku yakin kau pasti
tertawa karena aku akan kehilangan anakku, sama seperti kau kehilangan
eomma dan appamu…”
“eomma…”
“JANGAN PANGGIL AKU EOMMA”
“Wookie tidak akan mati”lirih Yesung dengan tatapan kosong
“TAU APA KAU? Dokter telah memvonis kematiannya… kau tahu? JONG WOON…
kau pasti senang bukan? Anakku tidak akan selamat kecuali dia
mendapatkan donor jantung. Dan kau pasti sangat tahu dengan jelas… di
dunia ini tidak ada manusia dengan sukarela memberi jantungnya pada
orang lain”
Yesung tidak membalas. Dia hanya mengusap pelan air matanya, menatap
eommanya dengan tatapan penuh arti, kemudian melangkah gontai menuju
kamarnya.
TO BE CONTINUED…
Yoona duduk di bangkunya dengan gelisah. Sesekali melihat ke arah
pintu masuk kelas, dan untuk kesekian kalinya juga ia berdecak kesal.
“kau kenapa Yoona?” tegur Yuri, ikut terganggu
“kemana Yesung oppa? Jam pertama tadi dia ada, kenapa sekarang sudah tidak ada?”jawab Yoona masih gelisah
“eh… iya juga, aku tidak menyadarinya”
“ck… aku yakin oppa punya masalah”terka Yoona yakin
“dari mana kau tahu?”
“dari tatapan matanya. Pagi ini… dia terlihat… sangat
kelabu”
“hahahaha… persis seperti julukannya”
“apa?”
“tentu saja CLOUDS, apa lagi? Awan yang kelabu” Yuri berputis. Itu justru membuat Yoona tambah gelisah
“Yuri-ah, di sini ada tempat yang paling bagus untuk melihat awan?”
“hm… sepertinya sih di balkon atap. Tapi jangan kesana deh, pembatasnya pendek. Kita bisa terjatuh dari atas”
Yoona tersenyum kemudian berdiri dari bangkunya “Sonsengnim… saya permisi ke toilet sebentar”
“nae… haseyo”
“Gamsahamnidah” Yoona beranjak dari bangkunya sebelum mengulas senyuman pada Yuri yang melototinya
^^
Tepat seperti dugaan Yoona. Ternyata namja yang dicari-carinya ada di
tempat itu. Duduk di atas pembatas balkon dan mendongak menatap langit.
“O…Oppa… sedang apa kau di sini? Jam kedua sudah dimulai”tegur Yoona pelan
Yesung tidak menoleh, ia tetap dengan pandangannya ke langit “kau
lihat itu Yoon-ah, awan di atas sana sangat indah. Ia bebas, dan… tidak
pernah sendiri karena ia majemuk.” Yesung menghela nafas lelah
“terkadang aku sangat iri dengan awan”
“kau bicara apa Oppa?” Yoona menghampiri Yesung. Ia hanya bisa
berdiri di sebelahnya karena ia tidak bisa memanjat saat ia mengenakan
rok
“aku suka awan”jawab Yesung samar
“apa terjadi sesuatu? apa kau punya masalah?”
“aku ingin menjadi awan” masih jawaban samar
“OPPA!!!” pekik Yoona putus asa
Yesung menoleh “sepertinya aku dan malaikat sedang bertukar posisi.
Malaikat sangat suka dengan bumi, sementara aku sangat suka dengan
langit”
Yoona tidak berkata apa-apa lagi, ia hanya menatap yesung dengan
tatapan pedih. Dan perlahan ia menangis. Jelas saja itu membuat Yesung
terkejut
“Kau…kau kenapa Yoon-ah?”
Yonna terus menangis. Yesung semakin panik. Ia pun turun dari
pembatas balkon dan berdiri berhadapan dengan Yoona “aigo… kumohon
jangan menangis, walau aku tidak tahu apa salahku, tapi aku sungguh
minta maaf… jeongmal mianhae” Yesung merengkuh pundak Yoona dan sedikit
menunduk agar bisa melihat wajah Yoona yang mendung itu
“kenapa kau seperti itu Oppa?” tanya Yoona sambil terisak
“a… aku? Aku kenapa?”
“mungkin kau hanya menganggapku sebagai orang baru di kehidupanmu,
tapi asal oppa tahu saja. Aku adalah orang yang paling sedih saat
melihat Oppa seperti ini”
“Yoon-ah… aku tidak apa-apa. Kenapa kau bersedih?”
“kojitmal! Aku tahu oppa berbohong”
“a…ani… aku tidak berbohong”
“sayangnya, mata oppa berkata lain. Kau punya masalah kan Oppa? Oppa…
aku memang bukan apa-apa bagi Oppa. Tapi… kumohon, dalam kondisi
seperti ini, anggap aku ADA”
“Yoon-ah…” Yesung melepas rengkuhan tangannya dan kembali menatap
keluar. “mianhae… untuk yang ini, aku tidak bisa menceritakannya”
“apa karena aku bukan apa-apa bagi oppa? Makanya Oppa tidak ingin cerita padaku?”
“aniyo Yoon-ah…”
“apa karena Oppa tidak percaya padaku?”
“bukan… ini. Ini masalahku sendiri Yoon-ah. Aku tidak ingin membuatmu
khawatir lebih dari ini. Jadi kumoon lupakanlah. Anggap saja aku sedang
baik-baik saja”
“BAGAIMANA BISA???” Pekik Yoona mendarah daging, membuat Yesung menoleh kaget padanya
“Yoon-ah?”
“Bagaimana bisa aku tidak khawatir, bagaimana bisa aku menganggap
oppa baik-baik saja sementara ada kabut di pancaran matamu, dan
bagaimana bisa aku melupakannya begitu saja sementara aku tersiksa
dengan perasaanku sendiri?”
“Yoon-ah… aku”
“Bagaimana bisa aku tidak peduli pada oppa sementara setiap saat aku
ingin berteriak sekeras mungkin kalau aku menyukai oppa… jeongmal
johahae Oppa”
Yesung terkejut “Yoon-ah?”
“ah ani ani… aku tidak menyukai Oppa, tidak sesederhana itu.… saranghaeyo Yesung Oppa… jeongmal saranghaeyo”
Yesung makin terkejut… “Yoon-ah__” seolah tidak percaya
“kenapa? Oppa kaget? Oppa tidak percaya karena kita baru beberapa minggu berkenalan?”
“Yoon-ah tunggu… dengarkan aku”
“atau Oppa menganggapku bercanda? Aku mencintaimu oppa… sungguh.
Kenapa kau tidak bisa mengerti perasaanku? Apa kau menyukai orang lain?
Atau karena__” ucapan Yoona terpotong. Bukan karena apa-apa. Hanya saja,
ada sesuatu yang membuat mulutnya terkatup sendiri. Sesuatu yang lembut
dan hangat mendarat manis di bibirnya. Yesung mengecupnya, membuat ia
bungkam sementara perasaannya meledak-ledak
“Yoon-ah… dengarkan aku”lirih Yesung tepat di depan wajah Yoona, tak
selang beberapa detik setelah ia melepas ciumannya. “aku tidak bisa
menjanjikan apa-apa. Aku tidak ingin mengatakan apa-apa tentang
perasaanku, karena itu hanya akan membuat kita berdua terluka”
“o…oppa?”lirih Yoona sambil menatap yesung tepat di manik matanya.
Emosinya masih labil terlebih ditambah dengan ciuman singkat tadi
“tentang perasaanmu… gomawo… jeongmal gomawo Yoon-ah, ini pertama
kalinya aku mendapatkan perasaan seperti itu. Tapi… maafkan aku.
Bukannya aku tidak menyukaimu, tapi… percayalah, aku melakukan semua ini
hanya untuk menjauhkanmu dari penderitaan lebih dalam”
“tapi oppa… aku”
“kumohon Yoon-ah, aku tidak ingin melihatmu terluka lebih dari ini. Percayalah”
Yoona tidak bisa berkata apa-apa. Tapi setidaknya, dia punya satu hal yang membuat masalah ini sedikit jelas…
yesung bukannya tidak menyukai Yoona, tapi ia tidak ingin melihat yoja itu terluka lebih dari ini.
(Author note: ehem… ada scene kissu nya… mianhae… hanya demi
memperkuat nilai estetikanya *maksa amat authornya*… Mianhaeeeeeeee)
^^
“yesung-shii… kau datang” sambut Leeteuk sumringah
“apa kabarmu malaikat? Kau baik-baik saja kan?”tanya Yesung
“nae yesung-shii. Sudah kubilang, saat kau berada di sekitarku, auraku jadi stabil”jawab Leeteuk
Yesung tertawa “kau belum pernah jalan-jalan kan? Bagaimana kalau hari ini kita jalan-jalan”
“jalan-jalan?” Leeteuk mengerutkan kening “apa terjadi sesuatu, Yesung-shii?”
Satu lagi orang penting dalam hidup Yesung yang menyadari masalahnya.
Tapi… dia tidak ingin melihat orang penting itu ikut terluka “aniyo…
memangnya salah kalau aku mengajakmu jalan-jalan? Atau kau memang tidak
mau? Kalau begitu aku mengajak Eun Hyuk saja”
“tunggu…tunggu. Baiklah, aku mau. Kita pergi berempat yah?”
“tidak, kita pergi berdua saja, nanti aku akan menelpon yang lain kalau kita sudah sampai di tempat tujuan”
“memangnya kita mau ke mana?”
Yesung tersenyum “ikut saja denganku”
^^
Leteeuk membelalak kaget. Kelelahannya duduk berjam-jam di dalam
mobil kini terbayarkan dengan apa yang disaksikan oleh matanya sendiri.
“yesung-shii…”
“bagaimana? Indah bukan?”tanya yesung
“aku tidak menyangka, danau di bumi begitu luas”
Yesung berdecak “ini bukan danau, tapi laut. Dan kita sedang berada di pantainya”
“laut…?”Leeteuk menoleh ke Yesung “aku suka laut, Yesung-shii”
“aku juga”
“kenapa?”
Yesung mengangkat bahu “entahlah… mungkin karena aku bisa melihat
garis cakrawala dari sini, dan dengan begitu, aku bisa menganggap seolah
langit dan bumi itu sangat dekat. Terlebih lagi, awan di sekitar sini
sangat indah”
“kau sangat suka awan yah?”
Yesung mengangguk
“di tempatku dulu, kau bisa sampai bosan melihat awan”
“benarkah? Mungkin kapan-kapan aku bisa ke tempatmu”
Leeteuk mengerutkan kening “kau tahu kan kalau itu mustahil”
“tidak juga, kalau aku mau”
“yesung-shii. Kau serius tidak ada masalah? Kau baik-baik saja kan?”
Yesung hanya tersenyum sambil mengangguk “aku hanya
mengkhawatirkanmu, apa benar kau tidak akan apa-apa selama tinggal di
bumi tanpa buah cahaya?”
“sudah kubilang, asal kau berada di sekitarku, aku tidak akan apa-apa”
“kalau begitu, apa yang akan terjadi padamu kalau aku tidak ada?”
Leeteuk menatap Yesung dengan sangat heran “apa maksudmu?”
“aku rasa sudah jelas… bagaimana kalau sendainya aku tidak berada di
sekitarmu dalam waktu yang cukup lama?” Yesung balik menatap Leeteuk
Leeteuk masih bingung tapi toh dijawab juga “kalau begitu keadaannya,
aku harus kembali ke langit, karena kalau aku tetap tinggal di bumi
tanpa kau disekitarku, auraku akan meredup dan lama kelamaan, aku akan
musnah”
“hm… kalau begitu… kembalilah ke langit”pinta Yesung
“itu mustahil. Lagi pula sudah kubilang, aku akan baik-baik saja selama kau ada”
“aku tidak selamanya bisa berada di sekitarmu malaikat… bagaimana
kalau aku pergi? Atau dengan kata lain… aku … aku musnah seperti katamu”
Leeteuk tersenyum “kalau begitu, cukup mudah. Kau hidup, akupun
hidup, dan kalau kau musnah, akupun musnah….kita akan musnah bersama.
Mudah bukan?”
Yesung terlonjak kaget. Sebegitu besarnya kah makna kehadiran dirinya
di hidup malaikat itu sehingga dengan mudahnya malaikat berkata
kita akan musnah bersama.
Dan tidak bisa ia sangkal, walaupun kalimat itu sedikit menyeramkan,
tapi ia bahagia, ia senang, dan ada sesuatu yang hangat dan damai
meresap ke dalam hatinya. Ini kah namanya… keluarga? Lebih khusus lagi…
apa begini, rasanya punya kakak?
“kenapa? Apa perkataanku aneh? Aku serius. kalau kau musnah, aku juga rela musnah”
Yesung tersenyum “aniyo… tidak ada yang salah dengan perkataanmu”
“lalu kenapa? Apa kau serius baik-baik saja?”
Yesung lagi-lagi tersenyum “nae Leeteuk hyung… aku baik-baik saja”
Leeteuk terperanjat kaget “Tunggu… kau memanggilku apa barusan?”
“Leeteuk hyung. Memangnya salah? Bukannya kau lebih tua dariku?”
Leeteuk menatap Yesung dengan tatapan tak percaya “ah ani… hanya
saja… sejak kita bertemu, ini pertama kalinya kau menyebut namaku dengan
benar, dan ditambah lagi… kau memanggilku… hyung…”
“kau tidak suka?”
“aniyo… justru sebaliknya, aku sangat senang… aku… aku bahagia, namdongsaeng…”
Yesung tersenyum, seolah ada perasaan aneh yang menjalar ke hatinya
“hahahaha… ternyata hangat juga yah punya kakak. Sekarang aku tahu,
kenapa Wookie begitu senang saat bersamaku. Ternyata sehangat ini yah
rasanya punya kakak”
“kemarilah dongsaeng” Leeteuk memeluk yesung dengan erat. Seolah
tidak ingin melepasnya “mungkin ini aneh bagi manusia, tapi …
saranghaeyo dongsaeng”
Yesung tertawa sembari berusaha sekuat tenaga menahan air matanya “nae hyung. Nado saranghae”
“hanya satu hal Yesung-shii… ah ani… Yesung-ah. Saat kau ada masalah,
kumohon cerita lah. Aku memang bisa membaca auramu, tapi aku tidak bisa
tahu dengan jelas apa yang terjadi padamu. Jadi Yesung-ah… buktikan
kalau keberadaanku di sebelahmu mempunyai makna”
Yesung menelan ludah, masih berusaha mati-matian agar air matanya
tidak menetes sedikitpun “gamsahamnidah Hyung…” hanya itu yang bisa ia
ucapkan
^^
Ryeowook terbaring lemah di sana. Dengan beberapa alat medis
penyokong kehidupan yang menempel di badannya. Yesung sendiri sudah
cukup shock karena ia adalah orang terakhir yang tahu kalau adiknya
mengidap penyakit yang cukup parah. Ia sungguh menyesal, kenapa sejak
awal ia tidak curiga saat Eommanya setiap bulan mengajak Ryeowook keluar
kota. Dan yang paling membuatnnya terpukul adalah, mereka bukannya
pergi ke acara keluarga, tapi mereka pergi untuk check-up kesehatan.
Sayangnya, kemarin itu adalah Chek-up kesehatan Ryeowook yang mengharuskannya dirawat inap di RUMAH SAKIT.
Yesung membelai rambut adiknya dengan sayang, betapa ia tidak ingin
kehilangan adiknya itu. Betapa ia akan merasa betul-betul tak berarti
kalau saja benar… Ryeowook akan PERGI.
“ehem… “seseorang beredehem di belakang yesung, membuat ia sedikit kaget.
Yesung menoleh “ah… dokter Kim. Maaf, aku tidak menyadari keberadaan
anda”Yesung langsung berdiri, sembari mengusap air matanya yang
bercucuran tanpa ia sadari
“ah, gwencana… seharusnya aku yang minta maaf karena telah mengagetkanmu” jawab dokter Kim
“apa sudah ada perkembangan dokter? Bagaimana keadaan adikku?”
“hm… apa kau yang bernama Yesung?”
Yesung mengangguk “Ne… bagaimana dokter bisa tau?”
“hm… Ryeowook selalu bercerita tentangmu. Pantas saja Ryeowook sangat
bahagia memiliki kakak sepertimu, ternyata… kau kakak yanng pennuh
dengan kasih sayang”
Yesung menunduk… “aku Hyung yang payah, aku tidak tahu kalau adikku mengidap penyakit parah sejak lama”
Dokter Kim menepuk pundak Yesung “sudahlah, apa kau tahu, Ryeowook
yang melarang eomma kalian untuk memberitahumu tentang penyakit yang
dideritanya. Itu karena dia tidak ingin melihat hyung kesayangannya
bersedih”
“tapi kalau aku tau sejak awal, aku akan menemaninya menjalani pengobatan, dan selalu mendukungnya”
“kau sudah melakukannnya Yesung-shii… percayalah” dokter Kim tersenyum
“lalu… bagaimana dengan operasi itu? Apa ada kabar baik?”
Dokter menghela nafas “ini sedikit sulit Yesung-shii. Inilah yang
sering menjadi kendala bagi penderita penyakit gagal jantung. Jumlah
pendonor sungguh terbatas, kalaupun ada, belum tentu juga jantung itu
cocok untuk pasien”
Yesung menatap dokter Kim dengan serius “kalau begitu… dokter. Berikan jantungku untuk adikku”
“MWOOO???”
“Yonna… kau kenapa?” tanya yuri yang mendapati Yoona tengah melamun di bangkunya, wajahnya pucat dan lesu
“aku tidak kenapa-napa”jawab Yoona seadanya
“sayangnya, wajahmu berkata sebaliknya”
“sudahlah Yuri, aku tidak apa-apa. Kalau misalnya aku mengganggumu, abaikan saja aku”
Yuri jadi tambah bingung. Terlebih lagi saat Yesung masuk ke kelas.
Sebenarnya bukan apa-apa, bukan masalah juga kalau Yesung masuk begitu
saja dan langsung duduk di bangkunya, memasang kacamata dan membaca buku
tanpa menyapa siapapun di sekitarnya karena Yesung yang dulu memang
sering begitu. Tapi yang menjadi masalah adalah… sepengetahuan Yuri,
sejak Yesung dan Yoona akrab, ini adalah pertama kalinya Yesung masuk
kelas tanpa menyapa Yoona, begitupun sebaliknya. Ini pertama kalinya
Yoona hanya tertunduk lesu saat Yesung masuk (biasanya kan Yoona
langsung menghampirinya, paling tidak menyerukan namanya Yesung agar
namja itu menoleh)
“selamat pagi Yesung oppa…” sapa Yuri basa-basi
Yesung menoleh “selamat pagi” sahutnya berusaha tersenyum pada Yuri
yang menyapanya tadi. Dan saat Yesung menoleh itulah ada jeda di mana
tatapan mata Yesung dan Yoona bertumbukan, hanya selang beberapa detik,
Yesung langsung mengalihkan pandangannya dan kembali membaca buku,
sementara Yoona semakin terpuruk dengan keadaannya.
“ehem…aku tidak akan banyak tanya, walaupun aku amat sangat bingung
dengan keadaan kalian. tapi… aku ingin kau tahu, aku ada di sini, selalu
berada di sebelahmu, jadi kalau kau butuh teman curhat… datanglah
padaku”tutur Yuri yang iba juga melihat kondisi temannya
Yoona menoleh. Matanya berkaca-kaca dan bibirnya bergetar. Hal itu justru membuat Yuri jadi panik sendiri.
“Yoona… kau… kau tidak apa-apa kan? Kenapa kau… aduh…”Yuri semakin panik
“Yu…Yuri” suara Yoona bergetar
Yuri menghela nafas “tidak ada jalan lain, sepertinya kita harus
bolos hari ini, kondisi mu tidak memungkinkan untuk menerima pelajaran”
Kedua yeoja itu itupun meninggalkan kelas setelah Yuri membisikkan
sesuatu pada ketua kelasnya, mungkin minta izin. Yesung melihatnya,
dengan ekor matanya ia menangkap kepergian dua yeoja itu, dan yang
membuatnya merasa terluka adalah, keadaan Yoona sepertinya TIDAK baik.
Ia meremas pena yang yang ia genggam, mencoba melawan perasaannya dengan
akal sehat… dan kali ini, akal sehatnya yang menang “Mianhaeyo Yoon-ah…
jeongmal Mianhae… ini kulakukan agar kau tidak terluka lebih jauh dari
ini…. Mianhae”
“Hyung…. Yoona kenapa?” Tanya Eun Hyuk tiba-tiba. Hal itu membuat yesung terlonjak kaget.
“hei… apa kau tidak bisa sehariiii saja tidak membuatku kesal?”tegur Yesung
“ha? Aku membuatmu kesal? Bagaimana bisa?”
Yesung menghela nafas, mengelus dada “dia sedang sakit, makanya diantar pulang”
“APA??? YURI SAKIT?” pekik Eun Hyuk panik
Yesung mengerutkan kening “aku yang salah dengar, atau kau yang salah sebut?”
“kau bilang dia sedang sakit, makanya diantar pulang. Apa Yuri sakit parah?” Eun Hyuk berusaha menenangkan diri
“loh, yang kau tanyakan sejak awal kan Yoona, jadi DIA yang kumaksud itu YOONA, bukan YURI”
Eunhyuk seolah tertohok pedang panjang “Oh… Yoona. A… aku pikir Yuri,
soalnya aku mendapati mereka berdua pergi…” Eun Hyuk jadi salah tingkah
Yesung menutup bukunya “mau dengan pendapatku?”
Eunhyuk mengangkat wajahnya yang memerah “pendapat apa?”
“jujur, aku paling payah dalam urusan cinta, tapi… coba dengarkan si
payah ini” Yesung menarik nafas, mencoba memilih kata-kata yang cocok
agar Eun Hyuk tidak tersinggung “terkadang, kalau kita ingin mengatakan
sesuatu atau melakukan sesuatu tapi urung karena terhalang oleh rasa
takut dan sedikitpun tidak ada keberanian untuk mengungkapkan atau
melakukannya, ujung-ujungnya akan berbuah penyesalan. Kau tahu kan,
penyesalan itu adanya di belakang. Untuk itu… aku hanya bisa berpesan,
selama kau masih punya waktu, selama kau masih mampu, dan selama masih
ada kemauan… katakanlah… ungkapkan semuanya, sebelum terlambat. Sebelum
semua kesempatan itu lenyap tak bersisa, sebelum harapanmu pupus dan
berakhir dengan sebuah penyesalan pedih… katakanlah Eunhyuk…”
Eun hyuk menatap Yesung tepat di matanya, mencoba mencerna setiap
kata-kata yang keluar dari makhluk aneh di depannya itu. Semuanya memang
benar, Eun Hyuk menyadarinya, kini ketakutannya untuk “menyesal” lebih
besar dari pada ketakutannya untuk “mengatakan”
“kau masih mencintainya kan? Katakanlah… minta maaf padanya” tambah
Yesung saat melihat Eun Hyuk masih bimbang dengan perasaan dan
pikirannya
“bukan aku yang salah, hyung”lirih Eun Hyuk
“point nya bukan siapa yang salah dan siapa yang tidak… mengalah
bukan berarti kalah, minta maaf tidak selamanya untuk orang yang
bersalah, itu adalah langkah awal untuk membuatnya luluh dengan
ketulusanmu. Katakanlah, selama kau masih punya waktu”
Eun hyuk meremas tangannya, berusaha membulatkan tekad. Detik
berikutnya ia menatap Yesung dengan tajam “Gomawo Hyung… aku akan segera
kembali” detik itu juga Eun Hyuk pergi menyusul Yuri.
Yesung menatap kepergian Eun Hyuk dengan tertawa tipis “katakanlah
karena kau masih punya waktu…” tawanya memudar, terganti dengan wajah
kelam dan menyedihkan “tidak sepertiku” lirihnya.
Kelas itu sungguh ramai dengan hiruk pikuk penghuninya… tapi ditengah keramaian itu, ada hati yang menjerit karena sepi.
^^
Leeteuk meletakkan nampan berisi 2 gelas jus jeruk dan sepiring cake
kering. Ia keheranan saat Yoona dan salah satu teman (selain Eun Hyuk
dan Yesung) mampir ke studio tempat Leeteuk tinggal sementara.
“sebenarnya ada apa dengan Yoona?” tanya Leeteuk ramah.
Yuri menunduk hormat sejenak “ung…” ragu untuk memanggil Leeteuk dengan sebutan apa.
“Yuri… ini Leeteuk oppa. Sepupuku. Baru datang dari Ilsan”Yoona masih
sempat memotong, dalam hal segenting apapun, identitas Leeteuk yang
terus dirahasiakan harus menjadi prioritas utama
“ah… Oppa nya Yoona. Annyeong Oppa… Yuri imnida, chingu nya Yoona”
“Annyeong Yuri-shii. Senang bertemu denganmu. Terima kasih sudah
mengantar dia pulang, walaupun sedikit kaget juga kenapa tidak langsung
ke rumah saja?”
“mianhae oppa, eomma ada di rumah, dan aku tidak ingin membuatnya
khawatir. Makanya aku ke sini tanpa sepengathuannya” Yoona yang menjawab
Leeteuk mengangguk “kau tidak apa-apa?”
“hanya pusing sedikit, mungkin setelah beristirahat sejenak, aku akan kembali pulih”
“YURI-AH” seru Eun Hyuk yan tiba-tiba saja datang setelah mendobrak pintu.
Tiga orang yang berada di dalam langsung terlonjak kaget. Bahkan Leeteuk hampir terjungkal dari kursinya
“Eun hyuk-ah? Kenapa kau ada di sini?” tanya Yuri kaget. Pertanyaan
itu sekaligus mewakili Yoona dan Leeteuk yang masih mengelus dada saking
kagetnya.
“aku ingin bicara”jawab Eun hyuk dengan wajah serius (*author note: Eun Hyuk berwajah serius? kaya apa yah?*)
“kalau kau ingin bicara tentang masalah kita, aku rasa tidak perlu, karena semuanya sudah selesai”tolak Yuri
“sayangnya bukan ini akhir yang kuharapkan. Aku sudah muak
terus-terusan hidup dengan kesalah pahaman ini. Beri aku waktu 10 menit
untuk menjelaskan semuanya, aku hanya ingin kau mendengarkannya dengan
perasaanmu, bukan dengan luapan amarahmu. Keputusan akhirnya aku
serahkan padamu. Kumohon, hanya 10 menit”
Yuri menelan ludah, dalam hati ia ingin sekali mendengarkan semua
penjelasan Eun Hyuk, semuanya… tanpa ada yang disembunyikan. Tapi
kenangan pahit setahun yang lalu membuatnya mengurungkan niat.
*flash back
Di dalam GOR… di mana Eun Hyuk sedang bermain basket seorang diri.
Yuri menatap kotak bekal buatannya yang akan ia berikan kepada Eun Hyuk
yang sedang serius mendrible bola dan men-shoot nya ke ring. Saking
seriusnya, ia tidak menyadari kalau ada Yuri di balik pintu GOR.
Yuri tersenyum. Sungguh senang melihat kekasihnya tengah serius bermain basket. Sungguh cinta nya ia pada cowok keren itu.
Seorang cewek melintas begitu saja di sebelah Yuri dan berlari penuh
semangat menuju Eun hyuk. Dari pakaiannya, yeoja itu bukan siswi sekolah
itu, bahkan seperti bukan anak sekolahan, pakaiannya modis seperti
model terkenal. Tapi bukan itu yang membuat mata Yuri hendak mencelat
keluar… tapi apa yang dilakukan cewek itu dengan kekasihnya…
Yeoja itu berlari ke arah Eun Hyuk, memeluknya. Dan setelah Eun Hyuk menoleh sambil tersenyum… cewek itu… tiba-tiba saja__
*flash back end
Yuri memejamkan mata rapat-rapat saat ia mengingat kejadian memuakkan itu.
“Yuri-ah… kumohon dengarkan aku” lirih Eun Hyuk membuat Yuri kembali ke kenyataan bahwa semuanya sudah terjadi.
“pergi dari sini… sebelum aku betul-betul muak denganmu”pinta Yuri kasar
Leeteuk bertatapan dengan Yoona, saling memberi isyarat.
“ehem… aku sama sekali tidak tahu masalah kalian, tapi sepertinya
memang harus ada yang diselesaikan… Yuri-shii, dengarkan saja dia.
Sedikit masukan saja… Eun Hyuk namja yang baik menurutku”tutur Leeteuk
kemudian memapah Yoona masuk ke kamar untuk beristirahat.
Ada selang beberapa menit, Eunhyuk maupun Yuri tidak mengeluarkan
suara sedikitpun. Hanya suara nafas yang memburu, sangat jelas kalau
mereka berusaha menetralkan emosi.
“kau sudah tenang sekarang?… kumohon berikan aku waktumu 10 menit. Dan dengarkan penjelasanku”pinta Eun Hyuk tulus
^^
Pagi itu… tidak seperti biasanya, Yesung telat berangkat ke sekolah.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi, tapi ia hanya duduk di jok mobilnya,
menatap kosong setir mobil yang entah apa menariknya. Ia menatap dasbor
mobilnya, di sana terpajang 2 frame foto kecil yang berisikan 2 foto
berbeda. Frame pertama terpajang foto dirinya dan Ryeowook yang saat itu
masih SD, Yesung memeluknya dengan sayang. Di frame kedua adalah foto
yang baru-baru ini ia take di studio milik Yoona. Dan tentu saja yang
ada di foto itu adalah Eunhyuk, yoona, leeteuk, dan juga dirinya. Ia
ingat bagaimana susahnya mengambil foto itu. Waktu itu mereka hanya
berempat. Dan Leeteuk bersikeras harus mengambil foto mereka berempat
sementara tidak ada yang memegang kamera. Dan terpaksa, kamera milik
Yoona di stel otomatis dan di letakkan di atas stand kanvas milik Yoona,
dan mereka pun berpose. Leteuk dan Eun Hyuk memilih gaya imut,
sementara Yesung hanya tersenyum saat Yoona menggandeng tangannya.
Yesung tertawa mengingat semua moment bahagia yang sempat ia habiskan
bersama teman-temannya. Ia juga ingat perkataan Eun Hyuk saat mereka
pulang bersama sehabis berkunjung di studio Yoona
***Flash back
“Hyung… apa kau sadar sesuatu?” tegur Eun Hyuk saat mereka pulang bersama
“apa?” tanya Yesung setengah penasaran
“entah itu semenjak Yoona pindah ke sekolah kita, atau semenjak kehadiran Leeteuk-hyung… aku rasa… kau lebih banyak tersenyum”
“benarkah?”
“kau tidak menyadarinya?”
Yesung tersenyum “tidak juga… aku sadar ada perubahan yang ada
dalam diriku. Aku lebih banyak tertawa sejak malaikat ada. Terkadang dia
memang membuatku kesal, tapi justru itu yang membuatku tertawa.
Entahlah… aku merasa senang melihat tawanya itu, dan kau tahu… aku
sempat khawatir saat mengira dia sudah kembali ke langit”
Eun Hyuk manggut-manggut paham “ehem… kalau Yoona?”
Yesung kembali tersenyum “kau tahu kan, aku paling payah untuk urusan cewek”
“kau menyukainya kan Hyung?”
“sudahlah… aku sudah cukup senang dengan persahabatan kita semua. Jadi jangan bertanya lagi”
Eun Hyuk mencibir
*** Flash back End
“aku menyayangi kalian…” Lirih Yesung seorang diri, berikut air
matanya yang mulai menetes “aku senang berada di sebelah kalian, bermain
dengan kalian… tapi… aku mana bisa bersenang-senang sementara adikku
berjuang untuk hidup. Sungguh tidak adil saat aku tertawa bahagia
sementara adikku meringis menahan sakitnya… sungguh tidak adil” Yesung
merebahkan kepalanya di atas setir kemudi. Kemudian kembali mengingat
percakapannya bersama dokter Kim tempo hari
***Flash back
Yesung menatap dokter Kim dengan serius “kalau begitu… dokter. Berikan jantungku untuk adikku”
“MWOOO???” dokter Kim terkejut “apa kau sadar apa yang baru saja kau katakan?”
“ne… aku sadar sepenuhnya. Aku adalah kakaknya, jadi kemungkinan besar jantungku cocok untuk di donorkan pada adikku”
Dokter Kim jadi panik sendiri dan serba salah “tunggu… maksudmu,
kau rela mendonorkan jantungmu untuk adikmu? Dan kau tahu artinya kan?
Artinya sama saja dengan kau menukarkan nyawamu”
Yesung mengangguk pasti “ne… arayo. Tidak masalah bagiku, asalkan adikku bisa selamat”
“bukan hanya itu Yesung-shii. Kami juga punya aturan sendiri.
Donor jantung ini adalah kasus yang cukup sensitif, banyak aturannya.
Kau tidak boleh mendonorkan jantungmu sementara kau dalam keadaan sehat
bugar. Itu sama saja halnya dengan kau memintaku untuk membunuhmu dulu.
Yang boleh dikategorikan sebagai pendonor adalah seorang pasien terminal
yang tidak punya harapan hidup lagi tapi organ jantungnya tidak
terdapat gangguan, selain itu harus ada persetujuan dari pasien dan
keluarga”
Yesung tampak berpikir “jadi aku harus menjadi pasien yang sekarat?”
“astaga… bukan itu maksudku Yesung-shii… kau tidak harus
mendonorkan jantungmu. Kau masih muda, dan masa depanmu masih panjang.
Aku akan berusaha mencari donor yang cocok untuk adikmu”
“sampai kapan dokter? Adikku sudah sekarat, semakin ditunda, ia
akan semakin kesakitan. Dan itulah hal yang paling tidak kuinginkan. Apa
anda tahu dokter, appaku sudah meninggal sejak aku masih berumur 13
tahun, aku tidak mendapatkan kasih sayang dari eomma sejak aku kecil,
dan terakhir kuketahui… ia bukan eomma kandungku, eommaku yang
sebenarnya sudah meninggal sejak aku berumur 1 tahun. Dan apa anda tahu?
Sejak appa kami meninggal… hanya Ryeowook satu-satunya orang yang masih
menyayangiku. menurut anda Sedewasa apa anak usia 10 tahun waktu itu?
Mungkin Ryeowook satu-satunya orang yang bisa melakukan ini. Appa kami
meninggal, dan yang ia lakukan adalah memelukku dan menenangkanku,
selalu ada saat aku menangis, sementara eommaku memarahiku karena
merusak upacara pemakaman… apa anda tahu seberapa besar arti kehadiran
adikku di kehidupanku yang sepi ini, dokter? Apa anda mengerti?
Sampai-sampai anda bisa dengan begitu tenangnya menyuruhku untuk
bersabar dan menunggu sampai ada pendonor yang cocok untuk adikku. Oke,
tidak masalah aku menunggu kalau memang akhirnya akan ada. Tapi… kalau
tidak ada??? Apa aku hanya bisa berdiam diri saja?? Apa kau mengerti
dokter???” tutur Yesung dengan nada tinggi. Ia sendiri tidak sadar kalau
ia telah membentak seorang dokter. Emosinya betul-betul labil, ia
bahkan menangis
Dokter Kim menatap Yesung tepat dimanik matanya. Dan di mata itu
Ia temukan ketulusan yang dan kemauan yang kuat untuk menolong Ryeowook.
Dokter Kim sampai tidak habis pikir, karena ini memang pertama kalinya
ia mendapati seseorang dengan sukarela mendonorkan jantungnya atau
dengan kata lain menyerahkan hidupnya begitu saja sementara keadaannya
sehat-sehat saja.
“dokter… kumohon… berikan jantungku untuk adikku”pinta Yesung dengan suara bergetar menguasai tangis
Dokter Kim menghela nafas “aku bisa saja melakukannya
Yesung-shii, tapi aturan tidak bisa di langgar… kau bukan pasien sekarat
yang tidak punya harapan hidup, kau manusia yang sehat. Dan aku sama
sekali tidak tega membunuhmu”
“kalau begitu akan kubuat diriku sekarat”
“Yesung-shii” dokter Kim terlonjak kaget. Apalagi ulah anak ini?
“kumohon dokter Kim, aku butuh persetujuan anda”
“tapi…”
“aku jamin, tidak akan ada yang menuntut. Jangan khawatirkan
eommaku, aku bukan apa-apa baginya, jadi ada atau tidaknya aku, sama
saja di matanya. Asalkan adikku selamat, dia pasti bahagia”
Dokter Kim semakin iba
“dokter…” yesung semakin memelas
Akhirnya dengan helaan nafas panjang disertai anggukan pasrah,
dokter Kim pun menyetujuinya “baiklah, ikut ke ruanganku. Kau harus
mengurus registrasinya dulu. Tapi… satu yang kuminta”
“apa dokter?”
“saat kau ingin membuat dirimu sekarat, jangan sampai kau meninggal lebih dulu. Maksudku… hati-hati dengan jantungmu”
“aku mengerti dokter… aku akan melindungi jantungku… jantung Ryeowook”
Dokter Kim memejamkan mata rapat-rapat “OH TUHAAANNN… APA YANG SEDANG KULAKUKAN???”
***Flash back end
Yesung menghembuskan nafas panjang. Mencoba menstabilkan emosi. Apa
yang akan dia lakukan sungguh berisiko, sedikit saja kesalahan,
pengorbanannya akan sia-sia belaka. Ia mengatur nafas berkali-kali,
mempersiapkan mental dan fisik. Ia bahkan menyiapkan pelindung dada,
menghindari kemungkinan dadanya tertusuk benda tajam dan melukai jantung
yang akan ia donorkan itu.
Setelah merasa cukup tenang, ia meraih telepon genggamnya dan menghubungi dokter Kim
“Yoboseyo!” sapa dokter Kim
“ini Yesung, dokter”
“Yesung-shii, ada apa?”
“siapkan ambulans, 10 menit lagi, sekitar 30 meter dari rumah sakit__”
“tunggu…tunggu, apa maksudmu?”
“sudah kubilang, aku akan mendonorkan jantungku secepatnya. Siapkan semuanya, berikut operasinya. Pastikan adikku selamat”
“yesung-shii, apa yang akan kau lakukan?” suara dokter Kim terdengar panik
“aku akan membuat diriku sekarat, agar kau bisa mengoprasi kami”
“dengan cara apa?”
“10 menit dari sekarang, siapkan semuanya”
“Yesung-shii… jangan bilang kalau kau akan__”
Tut…tut…tut…
Yesung menutup pembicaraan, kemudian menghubungi Eun Hyuk
“Hyung… kenapa kau tidak ke sekolah? Dan kenapa sejak tadi kau tidak menjawab teleponku?”serbu Eun hyuk saat sambungannya masuk
“tolong jaga Leteeuk hyung, juga Yoona. Hm… kalau bisa, kumohon
carikan jalan agar Leeteuk-hyung bisa kembali ke asalnya, hari ini tepat
setahun sejak ia terakhir memakan buah cahaya. Aku khawatir terjadi
sesuatu dengannya”
“Hyung? Kau bicara apa?”
“sudahah, turuti saja kata-kataku. Usahakanlah untuk keselamatan
Leeteuk- hyung, aku sungguh tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sungguh
menyesal… tapi, adikku lebih membutuhkan__”
“Hyung… kenapa perkataanmu seolah mengisyaratkan kalau kau akan pergi untuk selamanya?”potong Eun hyuk panik
“aniyo… aku hanya pergi sementara. Yang tadi itu aku serius… tolong
jaga Yoona, dan carikan jalan agar Leeteuk-hyung kembali ke asalnya”
“kalau soal Yoona mungkin bisa, karena memang masuk akal. Nah… soal Leeteuk-hyung??? Itu mustahil”
Yesung menghela nafas, membenarkan ucapan Eun Hyuk “kalau begitu, persiapkan hati kalian untuk kehilangan kami berdua”
“MWOEYO?????? Hyung???”
Tut…tut…tut…
Lagi-lagi Yesung memutuskan sambungan tepat saat orang di seberang dibuat kaget olehnya.
Yesung pun mulai menjalankan mobilnya keluar pekarangan rumah dan
menuju ke jalan besar… “Maafkan aku Tuhan, maafkan aku Eomma, appa,
Leeteuk-hyung, Yoon-ah, wookie-ah… semuanya… aku mencintai kalian”
BRUUUUUUUUUUUUUUUMMMMMMMMMMMM
Mobil itu pun melaju dengan kecepatan menggila. Menuju lokasi yang
dipresiksikan Yesung sebelumnya sebagai tempat ia meregang nyawa. Tak
jauh-jauh dari rumah sakit agar ia sempat mendonorkan jantungnya sebelum
betul-betul meninggal
^^
BRUUUUGGGHHHHHH…..
Leeteuk terbangun. Ia baru saja terjatuh dari tempat tidur. Matanya
berkunang-kunang dan dadanya sakit. Entah apa yang terjadi, tapi rasanya
apa yang ia lihat di mimpinya sepertinya nyata. Ia melihat Yesung… ia
melihat orang yang sangat penting baginya… mengalami sebuah kecelakaan
hebat… tubuh yesung berlumuran darah… dan… mimpinya berakhir saat ia
terjatuh dari tempat tidur.
Leeteuk berlari menuju ruang depan karena ada yang menggedor-gedor pintu.
“Nuguseyo???” seru Leeteuk kemudian membuka pintu depan
“Hyung… apa Yesung-hyung mampir ke sini?” tanya Eun Hyuk panik. Yoona dan Yuri menyusul dari belakang
“Oppa… apa kau melihat yesung-oppa?” tanya Yoona lebih panik
“apa kalian juga merasakannya?” tanya Leeteuk panik, keringatnya bercucuran dan badannya lemas
“tunggu… hanya perasaanku saja atau memang, Leeteuk Oppa seperti… memudar?” tanya Yuri keheranan.
Eunhyuk dan Yoona daling bertatapan. Kemudian eunhyuk mengangguk tanda paham
“akan kuceritakan nanti,… chagi-ah”ucap EunHyuk
Tiba-tiba Leeteuk luruh ke lantai. Ketiga orang didepannya terkejut bukan kepalang
“OPPA???” pekik Yoona dan Yuri bersamaan
“Hyung….” Pekik Eun Hyuk
“Yesung-ah… yesung-ah… dia…”ucap Leeteuk putus-putus, auranya meredup
“astaga… Yoon-ah, apa kau ingat kata-kata Leeteuk Hyung tempo hari?
Katanya kalau Yesung hyung ada disekitarnya, auranya akan stabil? Kalau
kebalikannya? Kau tahu maksudku bukan?”tegur Eun Hyuk
Yoona tambah panik
“kau sama sekali tidak membantu keadaan bertambah baik, justru bertambah buruk”Yuri balik menegur
“Yesung-ah… Yesung-ah…” Leeteuk berusaha berdiri “dia sekarat”
Yuri, eunHyuk, terlebih Yoona terkejut bukan main “MWOOO??? SEKARAT???”
“kita harus menemukannya… kita harus… menyelamatkannya” suara Leeteuk semakin mengecil dan semakin samar…
Eun hyuk langsung memapahnya “apapun yang terjadi, kita harus
menemukan yesung-hyung… kita harus membawa Leeteuk-Hyung di dekatnya.
Kalau ucapan leeteuk hyung benar bahwa Yesung-hyung sekarat… berarti…
arti dari ucapan Yesung Hyung kalau kita akan kehilangan keduanya
adalah… hal ini”
Yoona seperti tertampar… tubuhnya lemas, dan hampir jatuh ke lantai kalau saja Yuri tidak menopangnya.
“kita harus menemukan Yesung hyung. Chagi-ah… kau tidak apa-apa?” tanya Eun hyuk pada Yuri
“Ne… gwencana”
TO BE CONTINUED….
Yesung mengerjap-ngerjapkan matanya. Ada sensasi aneh yang menerpa
kulitnya. Rasanya sangat sejuk, dan ada aroma khas yang sungguh
memanjakan hidungnya. Ia pun bangkit dari pembaringannya. Mencoba fokus
dengan apa yang ada di sekitarnya. Sekali lagi ia mengerjap-ngerjapkan
matanya. Sekelilingnya hanya ada pepohonan, tapi beda dengan pepohonan
yang pernah ia lihat sebelumnya. Serba putih dan berkabut. Ia menunduk,
mendapati dirinya juga mengenakan pakaian putih bersih “apa aku sudah
mati?” lirihnya seorang diri.
Ia mencubit pipinya sendiri, tapi tidak merasakan sakit “atau aku sedang bermimpi? Di mana ini?” lirihnya lagi.
Ia pun melangkah pelan ke depan, mencoba mencari seseorang, atau
sesuatu yang bisa menjelaskan keadaannya sekarang. Langkahnya terhenti,
tak jauh dari tempatnya berdiri, ada sebuah pohon mapple di tepi danau.
Cukup familiar kelihatannya, tapi bukan itu yang menarik perhatiannya,
tapi ada seorang yeoja cantik yang duduk di tepi danau sembari memetik
bunga (author note: bayangkan saja wujud bidadari di cerita dongeng,
mirip-mirip itu deh)
“Annyeonghaseyo… maaf sebelumnya, apa anda penghuni tempat ini?”tanya Yesung hati-hati
Yeoja cantik itu menoleh, kemudian tersenyum “kau datang Yesung-ah?”
“ha??? Anda tahu namaku?”
Yeoja itu kembali tersenyum “tentu saja aku mengetahuinya… karena aku yang memberikanmu nama itu”
Yesung membelalak kaget “ba…bagaimana bisa? Maksudku… kecuali… kau adalah…”
“ne Yesung-ah, aku eommamu. Kemarilah nak, eomma telah lama
menantikanmu”Yeoja cantik yang tidak lain adalah Eomma kandung Yesung
itu kemudian berdiri menghampiri Yesung
Yesung tidak berkutik, ia sudah cukup terkejut saat Yeoja itu
menyebut namanya, dan sekarang Yeoja itu mengatakan kalau ia adalah
eomma kandung Yesung sendiri!!
Melihat anaknya yang hanya bisa mematung, Eomma kemudian memeluk anaknya itu “aku merindukanmu nak… sungguh merindukanmu”
“eom… eomma?” tanya Yesung ragu
“Ne yesung-ah… aku Eomma mu”
“Eomma… kau eommaku?”
“ne yesung-ah”
Barulah tangis Yesung pecah, kemudian memeluk eommanya
Eomma tersenyum… “satu lagi pembuktian kalau anak-anakku memiliki hati malaikat”
Yesung tersentak “a…anak-anakku?” Yesung melepas pelukannya “bukannya Wookie juga punya eomma sendiri?”
“eomma tidak membahas tentang adikmu nak… tapi… kakakmu”
Yesung kembali tersentak “kakakku? Maksud eomma?”
“hm… sebaiknya eomma cerita dari awal. Duduk lah” eomma mengajak
Yesung duduk di tepi danau. “semuanya bermula saat eomma datang ke
tempat ini… ah tidak. Sepertinya eomma harus mengungkap identitas eomma
yang sebenarnya”
“Mollayo eomma… aku betul-betul tidak mengerti”
Eomma tersenyum “kalau begitu… perhatikanlah” Eomma beranjak dari
duduknya, kemudian berdiri tak jauh dari hadapan Yesung. Detik
berikutnya tubuh Eomma yesung mengeluarkan cahaya disertai sayap yang
muncul perlahan di balik punggungnya…
“Omo… eomma… kau…”
“ne… Yesung-ah. Eommamu adalah seorang malaikat”ucap Eomma seiring menghilangnya sayap itu “setidaknya itu dulu”
Yesung terkejut, seketika berdiri begitu saja, mendengar kata
MALAIKAT bahkan melihat wujudnya dengan mata kepala sendiri, ia langsung
teringat pada satu orang “jadi kakakku adalah…” terka Yesung tanpa
melanjutkan kalimatnya, hanya mengisyaratkan dengan ekspresi wajahnya
Eomma mengangguk “dengarkan ceritaku. Sebelum aku bertemu appamu, aku
adalah seorang malaikat. Waktu itu aku tak sengaja tersesat di hutan
terlarang ini”
“hutan terlarang?”
“ne… hutan terlarang. Aku terbang ke sana kemari mencari jalan
keluar, tapi yang ada, aku terjatuh dan sayapku patah. Dengan terpaksa
aku menyusutkannya kedalam tubuhku. Tepat di tempat ini, aku bersandar
di pohon itu. Dan kau tau Yesung-ah… aku langsung tersedot ke dalamnya
seolah terlempar ke dimensi lain, dan saat aku membuka mata, aku sudah
terduduk di bawah pohon yang berada di sebuah pekarangan rumah manusia.
Dengan kata lain, aku terjatuh ke bumi”
“pekarangan rumah manusia?” Yesung menoleh ke belakang, menatap pohon
mapple itu, kemudian ia ingat. Pohon ini sangat mirip dengan pohon
mapple yang berada di pekarangan rumahnya. Pohon yang sangat disayangi
appanya, dirawat sedemikian rupa dan melarang siapapun untuk
menyentuhnya, terlebih menebangnya
“kau tahu… itulah pertama kalinya aku bertemu appamu… ia merawatku
yang saat itu sedang terluka. Appamu sama sekali tidak ragu, tidak
curiga, bahkan sedikitpun tidak ada pikiran bahwa aku adalah orang asing
yang bisa saja berbuat jahat padanya. Dan itulah pertama kali aku jatuh
cinta pada seorang namja di bumi, seorang namja mandiri tanpa bantuan
orang tuanya, seorang namja yang baik dan sukses dengan usahanya
sendiri. Dan kau tahu nak… kebahagiaan terbesarku adalah saat appamu
menyatakan cintanya padaku dan memintaku menjadi istrinya”
Yesung mengangguk, tidak bisa menyembunyikan senyumnya, betapa
perjalanan cinta orang tuanya sungguh romantis. Tapi ia menyadari ada
sebuah ganjalan “tapi eomma, bagaimana ceritanya sampai aku bisa
terpisah dengan kakakku?”
“itulah awal masalanya nak. Aku adalah calon petinggi malaikat,
makanya keberadaanku sangat di pentingkan. Hanya beberapa bulan sejak
aku menikah dengan appamu, para petinggi menemukan keberadaanku di bumi,
tepat di hadapan appamu, identitasku terbuka, sayapku muncul, dan aku
dibawa kembali ke langit”
“eomma menerimanya begitu saja? Maksudku… eomma meninggalkan appa begitu saja tanpa beban?”protes Yesung
“salah besar nak… saat aku kembali ke langit, itulah saat-saat
terberat bagiku, tak ada appamu di sisiku, rasanya sungguh berbeda,
sangat buruk. Parahnya lagi… terakhir aku tahu, saat aku tengah
mengandung anak dari appamu”
“kakakku?”
Eomma mengangguk “dan saat itu para petinggi mulai berdebat soal
perbuatanku yang menikah dengan manusia saat berada di bumi. Aku di
sidang, dan hukumannya akan diputuskan setelah anakku lahir. Dan saat
itu tiba, keputusannya pun keluar, dan lebih mengejutkan, keputusan itu
sungguh kejam. Aku harus memilih. Diantara aku dan anakku yaitu kakakmu,
harus ada yang tetap hidup dan yang satunya harus dimusnahkan. Tentu
saja aku tidak ingin mengorbankan anakku… aku lebih baik musnah dari
pada anakku yang dimusnahkan…”
“la… lalu, kenapa aku bisa… lahir?”tanya Yesung masih bingung
“kau tahu nak.? ayahku yang tidak lain adalah kakekmu adalah salah
satu petinggi malaikat, dan dia meminta kebijakan pada rekannya sesama
petinggi untuk keselamatanku. Alhasil, aku tidak dimusnahkan sepenuhnya,
tapi kekuatanku, identitas, dan auraku sebagai malaikat yang
dimusnahkan. Itupun dengan catatan, anakku yang baru kulahirkan itu
tetap tinggal di langit sebagai malaikat dan tidak diperbolehkan bertemu
bahkan mengetahui keberadaan ibunya. Sementara aku… dilempar kembali ke
bumi”
“Hyung ku… dia sungguh malang” Yesung menunduk pilu
“tapi dibalik itu semua, ada hikmah yang kuterima. Aku kembali
bertemu dengan appamu, dan kembali hidup bersama, sampai kau lahir 2
tahun berikutnya”
“dan setahun berikutnya lagi, eomma meninggalkanku? Iya kan?”
“maafkan aku nak. entah kenapa suratan takdir eommamu ini selalu
seperti itu. Tepat 3 bulan Sebelum kau kulahirkan, dokter memvonisku
mengidap kanker rahim, dan rahimku harus segera diangkat sebelum kanker
itu menyebar. Tapi… ada konsekuensinya”
“apa itu eomma?”
“lagi-lagi aku kembali dihadapkan pada pilihan yang sama. Kalau saat
itu rahimku diangkat, otomatis kau tidak akan selamat, dan kalau aku
mempertahankanmu, kanker itu akan menyebar dan mengancam hidupku ke
depan. Dan tentu saja aku tidak akan mengorbankan anakku. Dan untunglah
kau lahir dengan selamat, dan aku bersyukur, aku masih diberi waktu
selama setahun untuk merawatmu sebelum penyakit itu merenggut nyawaku”
Eomma menghampiri Yesung, dan memeluknya “aku lebih baik musnah
berkali-kali dari pada melihat anak-anakku menderita, apalagi sampai
musnah… aku akan melakukan apapun demia kalian…”air mata Eomma
berlinangan
“Mianhaeyo eomma”lirih Yesung di pelukan eommanya
“waeyo yesung ah?”
“aku sengaja memusnahkan diriku untuk menyelamatkan nyawa adikku. Dan
terpaksa… kakakku harus ikut musnah bersamaku. Karena dia bilang, kalau
aku musnah, dia juga akan musnah”
Eomma menghembuskan nafas panjang “tentang itu, aku tau semuanya nak. eomma yakin, kalian tidak akan musnah”
“bagaimana bisa eomma? Aku sudah mendonorkan jantungku untuk adikku”
Eomma tersenyum, “banyak hal yang tidak bisa kau duga nak. kau sangat
baik, mana mungkin Tuhan menyia-nyiakan hidupmu. Walaupun wujudmu
adalah manusia mengikuti wujud appamu, tapi hati yang kau miliki… adalah
hati seorang malaikat. Sama seperti kakakmu, yang membuatnya beda
darimu adalah… kakakmu memiliki separuh aura malaikat dari eomma”
“hm… sekarang aku tahu semuanya. Terutama… alasan kenapa Leeteuk
hyung tidak memiliki sayap. Itu karena appanya adalah seorang manusia”
Eomma tersenyum “kalian malaikat ataupun manusia biasa, eomma tidak
peduli, karena tidak akan bisa mengubah keadaan kalau kalian adalah
anak-anakku”
Eomma kembali memeluk Yesung
“saranghaeyo eomma… jeongmal saranghaeyo”lirih Yesung tulus. Akhirnya
ia merasakan kebahagiaan berada dalam rengkuhan seorang eomma. Entah
itu mimpi atau kenyataan, yang jelas, Yesung telah bertemu eommanya
“nado saranghayeo Yesung-ah”balas eommanya
^^
Dokter kim masih diam terpaku. Ia menghabiskan waktu 30 menit hanya
untuk menatap 2 pasien yang terbaring di branker berbeda, tetapi
bersebelahan. Rekan dokter, ahli anastesi, dan perawat yang ikut andil
dalam operasi itu hanya bisa saling menatap dan bertanya-tanya.
Siapa yang menyangka, dokter Kim tengah berperang dengan dirinya
sendiri. Ia tahu bahwa sebagai seorang dokter, ia harus menjunjung
tinggi etika dan ke-profesional-annya dalam bekerja. Ia sudah beberapa
kali melakukan operasi besar termasuk operasi transplantasi jantung,
tapi entah kenapa baru kali ini ada kasus yang ia tangani yang membuat
hati nuraninya bimbang.
“Dokter… apa operasinya sudah bisa di mulai? Kami butuh indtruksi anda segera”tegur seorang ahli anastesi
Dokter kim menoleh “apa Ibu pasien sudah datang?”tanya Dokter Kim kembali
“sudah dokter, ia sedang berada di ruang tunggu”
“bagaimana keadaan pendonor?”
“TTV stabil dokter, hanya saja kalau terus ditunda, perdarahannya
akan semakin banyak dan akan mempengaruhi kerja jantung yang akan di
transplantasi, sedikitnya, kita punya waktu beberapa jam sebelum
pendonor meninggal, dokter”
Dokter menghela nafas.
Kau berhasil Yesung-shii, sekarang kau sedang sekarat, dan kau harus membuatku memilih antara hati nurani dan profesiku. Lirih dokter Kim dalam hati
“dokter…” tegur rekannya
Dokter Kim menoleh “atasi perdarahan, segera”
Rekan medis yang lain saling menatap
“maaf dokter? Bukannya kita harus melakukan operasi transplantasi sekarang?”
“atasi perdarahan pasien pendonor segera”perintah dokter Kim
“lalu bagaimana dengan pasien resipien?”
“kondisinya masih stabil, jadi fokuskan untuk menstabilkan kondisi
pasien pendonor dulu” Dokter Kim menoleh ke rekannya “Dokter Lee, saya
serahkan pasien pada anda, jangan lakukan tranplantasi tanpa
instruksiku, aku akan segera kembali”
Walau sedikit bingung, dokter Lee pun mengangguk dan menjalankan perintah atasannya “baik dokter Kim”
Dokter Kim sendiri keluar dari ruang operasi dan melepas maskernya. Eomma Rywoeook langsung menyerbu dokter
“bagaimana operasinya dokter?” tanya Eomma Wookie cemas
“kondisi pendonor dalam keadaan kurang stabil, ini akan mempengaruhi
organ jantung yang akan di donorkan, anda bersabarlah”jawab dokter
seadanya
“dokter… apa boleh saya tahu siapa orang ini? Setidaknya saya harus
tau siapa yang dengan rela mendonorkan jantungnya untuk anak saya…”
Dokter Kim menatap wanita separuh baya itu. Ada sedikit rasa kesal
yang timbul saat melihat wanita itu. Dokter Kim mengingat setiap ucapan
Yesung, bagaimana Yesung diperlakukan oleh wanita yang dianggapnya
sebagai eomma kandung selama bertahun-tahun. Dokter Kim penasaran
sendiri, apa pendapat wanita itu jika ia tahu bahwa anak yang ia benci
selama ini justru adalah orang yang dengan rela memberikan nyawanya
kepada Ryeowook…
“dokter? Apa anda mendengar saya?” tegur eomma Ryeowook
“ah… mianhae, saya sedang tidak fokus. Saya baru pertama kali mendapatkan pendonor seperti orang ini”
“maksud dokter?”
“kira-kira apa pendapat anda kalau pendonor adalah orang yang anda kenal?”
Eomma Ryeowook terlihat bingung “maaf… saya masih belum mengerti arah pembicaraan dokter”
“saya hanya sekedar bertanya, Nyonya Kim” (auhor note: eh… marganya sama. Baru sadar)
Walau ragu, Eomma Ryeowook tetap menjawab “kalau saya mengenal orang
ini, saya akan berterima kasih karena telah menyelamatkan anak saya”
Dokter Kim menghela nafas “bagaimana bisa anda berterima kasih?
Karena setelah operasi ini selesai, pendonor sendiri akan meninggal”
“saya akan berterima kasih kepada keluarganya. Dokter, apakah anda bisa memberitau saya siapa keluarganya?”
“dia sebatang kara. Dan dia berjuang menyelamatkan satu-satunya keluarga yang ia punya dan yang mengakui keberadaannya”
Eomma Ryeowook makin tidak mengerti “menyelamatkan keluarga
satu-satunya? Dokter, apa anda bisa menjelaskan lebih detail… saya masih
tidak mengerti”
“berapa anak yang anda punya?”
Kening eomma Ryeowook mengerut bingung “sebenarnya saya hanya punya
satu anak kandung, tapi dari mendiang suami saya, ia mempunyai 1 anak
juga dari mendiang istrinya yang terdahulu. Tapi apa saya bisa tau apa
relasinya dengan pembicaraan kita sebelumnya?”
Dokter Kim tersenyum pilu “kita membicarakan satu topik, nyonya Kim.
Anda bertanya siapa keluarga pendonor, dan barusan itu… anda sudah
menjelaskannya secara detail” terang dokter Kim tepat pada sasaran
Eomma Ryeowook tersentak “tu…tunggu… maksud dokter… pendonor ini adalah…”
“ne… seorang kakak yang berjuang menyelamatkan adik yang menjadi
satu-satunya keluarga yang masih mengakuinya, seorang kakak yang rela
mendonorkan jantungnya demi adiknya, seorang kakak yang rela menyerahkan
hidupnya dan menutup mata untuk masa depannya demi memberikan hidup dan
masa depan cerah untuk adiknya, pendonor ini adalah seorang anak yang
telah kehilangan kedua orang tuanya, seorang anak yang kehilangan kasih
sayang dari eommanya hanya karena ia adalah anak tiri. Parahnya, sampai
hidupnya hampir berakhir pun, ia tidak mendapatkan kasih sayang itu.
Mungkin nyawa anak ini tidak begitu penting bagi anda, tapi apakah anda
tahu, anak ini rela melepas nyawanya demi menyelamatkan anak kandung
anda?”
PLETAAARRRR….
Seperti tersambar petir… kata-kata dokter Kim menembus jantung eomma.
Betapa anak yang ia acuhkan selama hidupnya justru adalah orang yang
berniat menyerahkan hidupnya demi Ryeowook…
“kenapa anda diam? Nyonya Kim, apakah anda senang mendapatkan 2
kebahagiaan sekaligus? Pertama, Anak kesayangan anda akan selamat, dan
kedua, anak yang anda benci akan lenyap? Begitu? Anda senang?”
PLETAAARRRR
“saya heran sendiri nyonya Kim, memangnya apa kesalahan yang
diperbuat anak ini sampai anda begitu membencinya? Apa anak ini pernah
melukai anda? Apa anak ini sering melawan saat anda memarahinya? Apakah
anak ini pernah menyakiti anak kandung anda? Apa anak ini pernah merebut
sesuatu dari anak kandung anda? Apa kesalahannya sampai anak ini rela
mengakhiri hidupnya tanpa takut kalau anda akan sedih. Ia begitu yakin
dan menyuruh saya untuk tidak mengkhawatirkan anda, karena bagi anda,
kehadiran anak ini bukan apa-apa. Beritahu saya, Nyonya Kim. Bahkan saya
yang tidak mempunyai hubungan apapun dengan anak ini justru ikut
merasakan kepedihan anak ini?” dokter Kim menarik nafas panjang. “saya
tidak tahu dengan anda, tapi… kalau saja saya diberikan anugerah untuk
mempunyai satu anak tiri seperti dia walaupun dengan resiko kehilangan
anak kandung saya. Anda tahu apa yang akan saya lakukan?” dokter Kim
menghela nafas panjang, memberi kesan ironis pada penuturannya agar
eomma Ryeowook sadar betapa berharganya hidup orang yang sedang mereka
bicarakan “anda dengar ini? Jika itu terjadi, saya… saya rela kehilangan
anak kandung saya”
“HENTIKAANNN… saya mohon dokter… hentikan” Eomma Ryeowook menutup telinganya
“kenapa? Apa saya salah?”
Eomma luruh ke lantai, “jangan bicara lagi dokter… kumohoooonnnn”
“baiklah…” dokter Kim melirik arlojinya “sepertinya operasi harus
segera di mulai. Kalau tidak, pengorbanan nyawa yesung tidak akan ada
artinya, karena ia akan mati sia-sia”
Eomma Ryeowok terlonjak kaget. Mendengar nama “yesung”, ia seperti tertampar berkali-kali
“maaf kalau kata-kata saya mengganggu anda Nyonya, tapi kalau saya
tidak mengeluarkannya, saya tidak akan bisa berkonsentrasi, dan saya
tidak akan bisa menuntun hati saya untuk
membunuh yesung”
“MWOO?? Membunuh… dokter???”
“ne… membunuh. Ini kata yang paling tepat. Karena saya memindahkan
jantung milik Yesung ke tubuh Ryeowook sementara Yesung masih mempunyai
harapan hidup yang tinggi”
Eomma Ryeowook semakin panik, pandangannya tidak fokus, dan nafasnya memburu.
“permisi nyonya, saya kembali ke dalam dulu. Oh iya, setelah ini anda
sudah bisa bernafas lega karena kemungkinan besar Ryeowok akan selamat.
Dan kalau boleh saya meminta anda menyiapkan upacara pemakaman untuk
Yesung. Kalau anda tidak menganggapnya sebagai anak, setidaknya hargai
dia sebagai orang yang rela menyerahkan hidupnya demi anak kandung anda.
Permisi” dokter Kim menuju ruang operasi… tapi…
…
…
Eomma Ryeowook menarik tangan dokter hingga menoleh.
Begitu terkejutnya dokter Kim begitu ia menoleh ke wanita itu…
… wanita keras hati itu… menangis
“dokter…. Tolong, selamatkan kedua anakku… kumohon, apapun akan
kulakukan agar kedua anakku selamat. Selamatkan Wookie-ku, terlebih
lagi… selamatkan Jong woon-ku, selamatkan anak-anakku…” pinta Eomma
dengan wajah pilunya. Air matanya membanjiri pipinya, yang paling
menyedihkan adalah, beribu penyesalan bertumpuk di pancaran matanya
Dokter Kim melihat itu. Dan sekarang ia jadi iba sendiri dan sedikit
menyesal karena telah membuat seorang ibu sampai bersimpuh seperti itu
di hadapannya.
Seorang suster keluar dengan
handscune penuh darah “dokter…” serunya panik
“ada apa?”
“pasien pendonor… kondisinya kritis, terjadi perdarahan hebat”lapor
suster itu, antara ragu juga menjelaskan keadaan pasien karena ibu
pasien ada di situ.
“Mwo??” jelas saja dokter Kim terkejut, karena setahunya keadaan
Yesung sebelum ia keluar kamar Operasi masih stabil, hanya ada sedikit
perdarahan yang bisa diatasi.
“a… apa yang terjadi dokter… apa maksudnya, anakku Jong woon dalam bahaya???” tanya Eomma lebih panik.
Dokter Kim menoleh “tenang nyonya Kim, kami akan segera mengatasinya,
anda tunggu saja di sini” Dokter Kim dan perawat tadi langsung memasuki
kamar operasi.
Eomma langsung terkulai lemas di kursi, pandangannya kosong. Lengkap sudahlah penyesalannya selama ini.
“Oh Tuhan… aku tahu ini adalah teguran dari-Mu, dan aku tahu ini
adalah cara-Mu untuk menyadarkan makhlukmu yang lalai ini. Engkau
memberikanku Anugerah seorang anak yang selama ini tidak kusadari betapa
berharganya ia, seorang anak yang memberiku cinta tanpa pernah kubalas
sedikitpun. Tuhan… kumohon berikan aku kesempatan sekali lagi.
Kembalikan Jong woon ke pangkuanku, berikanlah aku kesempatan untuk
menjadi seorang ibu bagi Jong woon… selamatkan nyawa anakku…” Batinnya penuh penyesalan…
:’(
Eun Hyuk memapah Leeteuk, dan Yuri memapah Yoona menyusuri koridor
RUMAH SAKIT. Eun Hyuk mengenakan jacketnya untuk menutupi Leeteuk yang
auranya semakin memudar. Sementara Yoona seolah hilang tenaga bahkan
untuk berjalan sekalipun.
“ah… itu dia, eommanya Yesung” seru Eun Hyuk lega. Ia mencoba
mempercepat langkahnya, kemudian membantu Leeteuk duduk di kursi yang
tak jauh dari Eomma Yesung duduk.
Eun Hyuk lalu menghampiri wanita yang tengah tertunduk pilu itu.
“Annyeonghasimnika … maaf mengganggu anda, tapi saya dengar dari
tetangga anda, kalau adiknya Yesung sedang di rawat di rumah sakit, dan
sejak tadi pagi kami belum bertemu dengan Yesung Hyung”
Eomma itu mengangkat wajah yang lusuh penuh dengan air mata. Eun Hyuk
terkejut melihatnya “A… apa yang terjadi Ahjumma? Apa terjadi sesuatu
dengan rywoeook?”
“Jong woon sedang kritis, dan semua ini adalah salahku” lirih eomma
“MWOO???” pekik Eun Hyuk. Yoona langsung luruh ke lantai mendengar
penuturan itu, sementara Leeteuk berusaha mengatur nafasnya yang mulai
sesak
“anakku Ryeowook menderita penyakit jantung, dan harus menjalani
transplantasi untuk menyelamatkan hidupnya… dan sampai kemarin, belum
ada pendonor untuk anakku, kalaupun ada, belum pasti cocok” Eomma
menoleh
“cwesonghamnida… saya turut bersedih mendengarnya…”
“ Jong woon tahu hal itu, oleh sebab itu… Jong woon…” bibir Eomma
bergetar, air matanya kembali keluar bergerombol. Eun Hyuk menyadari hal
itu, walaupun ia sangat terkejut mendengar penuturan itu
“Arayo. Jangan paksakan diri anda” Eun Hyuk sedikit bergeser,
membiarkan eomma itu bersandar di bahunya. “saya yakin, Yesung hyung dan
Ryeowook akan selamat”
“Eun Hyuk-ah…” lirih Leeteuk tak jauh dari sisi Eun Hyuk
“waeyo Hyung?” Eun hyuk menoleh “Omo… Hyung… kau”
“bawa aku ke tempat Yesung. Sekarang…”pintanya dengan suara melemah.
Eomma Ryeowook menoleh ke sumber suara “si… siapa dia?”
“ng… cwe songhamnida ahjumma… nanti akan saya jelaskan. Tapi ada baiknya saya membawa Leeteuk hyung ke sisi Yesung hyung”
“apapun alasan kalian, tentu saja kalian tidak akan dibolehkan masuk ke ruang operasi”
“ini penting Ahjumma… ini demi keselamatan Yesung Hyung juga”
“saya sama sekali tidak mengerti, apa pengaruh anak itu dengan anakku?”
“ck… akan saya jelaskan nanti tapi…”
Dokter Kim keluar sembari melepas masker “nyonya Kim, apa keluarga dari ayah Yesung masih ada?”
Eomma langsung terkejut diserbu begitu saja oleh dokter “ne,
isseumnida. Saudara sepupunya suami saya masih hidup. Tapi… sejak
kematian suami saya, kami sudah kehilangan kontak dengan dia. Ada apa
dokter?”
“kalau begitu kondisinya gawat”
“maksud dokter?”
Dokter Kim menghela nafas “tidak ada gunanya juga saya berbohong.
Sebenarnya…, kondisi Yesung semakin parah. Dia kehilangan banyak darah,
dan harus menerima tranfusi darah secepatnya. Tapi masalahnya, stok
darah yang sesuai dengan golongan darahnya sudah habis. Kalau menunggu
pasokan dari pusat, saya tidak yakin bisa menyelamatkan Yesung dengan
tepat waktu. Dengan kata lain… kita bisa saja kehilangan Yesung”
“MWOO?” pekik Eomma, Eun Hyuk, Yoona, serta Yuri. Leeteuk tidak bisa
berkata apa-apa lagi. “ANDWEE… anakku…” Eomma Ryeowook pingsan di
pelukan Eun Hyuk.
Dokter Kim jadi ikut panik. Padahal ia baru menyampaikan berita
tentang keadaan Yesung, sementara keadaan Ryeowook juga tidak kalah
parah, ia juga harus menerima donor jantung segera. Sementara itu Yoona
ikut pingsan, Eun hyuk kebingungan harus mengurus siapa. Sementara
Leteeuk semakin melemah.
“dokter… bawa saya ke tempat Yesung”lirih Leeteuk
“apa golongan darah anda sama dengan Yesung?”
Sebenarnya leeteuk tidak tahu apa maksudnya golongan darah itu, tapi
ini satu-satunya cara agar ia bisa ketemu yesung “Ne… golongan darah
saya sama”
“tapi kondisi anda tidak memungkinkan untuk melakukan donor darah”
“saya tidak peduli, dokter. Cepatlah, atau nyawa Yesung betul-betul tidak akan tertolong”
Dokter Kim terkejut. Satu lagi orang yang tidak segan-segan
mengorbankan dirinya demi orang lain. Tanpa kata-kata lagi ia meminta
perawat membawa Leeteuk ke kamar operasi.
Leeteuk terkejut, hampir saja ia melompat dari branker begitu melihat
keadaan Yesung penuh luka. “Dokter… kenapa yesung-ah sampai seperti
itu”
“ceritanya panjang… tapi intinya dia melakukan semua ini demi menyelamatkan nyawa adiknya”
“maksud anda?”
“dia ingin mendonorkan jantungnya untuk adiknya…”
Leeteuk terperanjat, “mendonorkan jantungnya? Jadi maksud anda,
Yesung-ah menyerahkan jantungnya pada adiknya? Dan… Yesung-ah akan
mati?”
Dokter hanya mengangguk, kemudian memberikan intruksi pada perawat di
situ untuk mempersiapkan alat untuk melakukan tranfusi darah.
Leeteuk menatap Yesung penuh arti. Dia tidak habis pikir dengan apa
yang akan dilakukan anak itu demi menyelamatkan adiknya. Leeteuk
memejamkan mata, mencoba menelaah setiap makna tindakan Yesung itu.
Hanya satu alasan yang ia temukan… Yesung begitu mencintai adiknya.
“Dokter… saya punya satu permintaan”ucapnya tegas
“apa itu…”
Leeteuk menarik nafas, dan menghembuskannya perlahan “selamatkan nyawa adik Yesung”
Dokter mengerutkan kening “maksud anda?”
“AAARRRGGGHH” Yesung merintih…
“kenapa nak?”
“molla… dadaku tiba-tiba sakit” keluh Yesung
“sepertinya sudah saatnya kau kembali ke tempatmu nak”
“tapi aku kan sudah… mati”
Eomma tersenyum “kau akan betul-betul mati kalau kau kelamaan di
sini. Pulang lah nak, kita akan bertemu lagi di sini, di tempat ini, sat
waktumu tiba”
“eomma… masih banyak yang ingin kuceritakan padamu… aku tidak ingin berpisah lagi denganmu eomma”
“kita tidak akan berpisah nak, eomma akan selalu bersamamu, hanya
saja, kita berada di dimensi yang berbeda” eomma memegang dada Yesung
“eomma akan selalu berada di sini, selama kau mengingat eomma. Arasso?”
“ne eomma, arassoyo…”
Eomma tersenyum kemudian mengecup kening anaknya “pulanglah nak…”
“ne eomma… saranghamnida”
“nado saranghamnida Yesung-ah”
Yesung mengangguk, bertepatan saat tubuhnya mengeluarkan cahaya yang
sangat menyilaukan, dan wujudnyapun lenyap seiring meredupnya cahaya itu
“sampai jumpa lagi… anakku”lirih eomma Yesung
Eomma Yesung kembali ke tempatnya ia menunggu.
“Annyeong hasimnika agashii… ini tempat apa?”sapa seeorang dari belakang
Eomma Yesung menoleh. Kemudian tersenyum “sudah eomma duga, tapi
seperti ini juga tidak apa-apa, walaupun eomma berharap lebih dari ini
nak…”
Kening orang itu mengerut “maksud anda?”
“kau telah membuktikan bahwa kau benar-benar seorang malaikat”
“ke…kenapa anda bisa tahu?”
“tentu saja aku tahu… Leeteuk-ah”
Orang yang ternyata adalah Leeteuk itu terperanjat hingga mundur ke
belakang “anda bahkan tahu namaku, ke… kenapa bisa seperti ini? Siapa
anda? Kenapa anda tahu identitasku juga namaku?”
“kemarilah nak, ada hal yang seharusnya kau ketahui terlebih dahulu. Jadi… duduklah di sebelah eommamu ini”
“eomma? Maksud anda??”
Eomma pun tersenyum “akan eomma ceritakan dari awal”
^^
Yesung duduk terdiam di atas kursi besi yang berada di bawah pohon
mapple pekarangan rumahnya. Tatapan matanya tidak lepas dari pohon itu,
tempat di mana Leeteuk muncul pertama kali dan menginjakkan kaki di
bumi. Tempat di mana pertama kali mereka bertemu, tempat yang merupakan
awal dari sumber keceriaannya. Leeteuk dengan sikap polosnya bahkan bisa
membuat yesung melupakan tekanan batin yang ia alami ketika berhadapan
dengan eomma tirinya. Bisa dibilang, Leeteuk adalah sumber kebahagiaan
baginya, apalagi setelah ia tahu bahwa Leeteuk adalah kakak kandungnya.
Beberapa minggu yang lalu, saat Yesung pertama kali membuka matanya
setelah sempat tak sadarkan diri beberapa hari akibat kecelakaan yang ia
sengaja itu. Semua menyambutnya dengan senyuman tipis. Senyum yang
sarat akan kebahagian, tapi juga adalah tameng kesedihan.
*Flash back
“di… di mana ini?” tanya yesung begitu ia sadar dari koma nya
“di rumah sakit nak… kau mengalami kecelakaan yang hampir saja merenggut nyawamu”jawab eomma tirinya.
Kening Yesung berkerut melihat perubahan sikap eomma tirinya. Ia
bahkan sempat berpikir bahwa ia masih bermimpi. “di mana adikku?”
“dia berada di ruang perawatan nak, dia sudah sadar. Hanya saja butuh sedikit waktu untuk memulihkan keadaannya”
“tunggu… bagaimana operasinya? Kalau aku masih hidup, berarti operasi itu batal?”
Eomma tiri yesung mengalihkan pandangannya, ia menoleh pada Eun Hyuk, Yoona, dan Yuri yang juga saling menatap bergantian.
“a… ada apa ini? Apa ada di antara kalian yang bisa menjelaskan
apa yang terjadi selama aku tidak sadarkan diri?”pinta Yesung mulai
cemas
Empat orang yang berada di situ saling bertatapan
“tunggu… di mana Leeteuk hyung??” tanya Yesung penasaran
Keempat orang itu langsung terkejut bersamaan.
“kenapa kalian bersikap seaneh itu, jawab aku. Siapapun di antara
kalian, asalkan bisa menjawab pertanyaanku, kumohon bicaralah”bentak
Yesung
“Hyung… tenanglah, jangan sampai emosimu memperparah keadaanmu”tegur eunHyuk
“lupakan hal itu. Sekarang jawab pertanyaanku, di mana Leeteuk Hyung?”
Eun Hyuk menelan ludah, sepertinya hanya ia yang bisa menjawab
pertanyaan itu dengan hati-hati “ng… sebenarnya… Leeteuk Hyung… dia… dia
telah meninggalkan bumi ini”
Yesung terperanjat kaget “apa maksudmu? Apa dia telah kembali ke
langit?” Yesung mulai paranoid, tak bisa menduga-duga jawaban yang akan
diberikan Eun hyuk padanya
“bisa dibilang seperti itu hyung”
“apa maksudmu? Bagaimana bisa Leeteuk hyung kembali ke langit sementara ia tidak punya sayap”
Eun hyuk mendekat, kemudian merangkul Yesung dengan perlahan “aku harap kau mengerti hal ini Hyung”
“apa maksudmu… kumohon jangan membuatku secemas ini”
eunHyuk mengangguk, kemudian mengelus punggung yesung “sabarlah hyung… terima hal ini”
“EunHyuk-ah…” pekik yesung geram
“saat kau tak sadarkan diri, Leeteuk Hyung telah menggantikan posisimu”
Yesung tersentak ke belakang, Eun hyuk sudah bisa menduga hal itu, oleh karenanya ia mengeratkan pelukannya ke Yesung
“Leeteuk Hyung telah meninggalkan kita… setelah ia… setelah ia mendonorkan jantungnya untuk Ryeowook”
PLETAAARRRRR…
“MWOOO????”
“Hyung… terimalah. Leeteuk Hyung telah pergi meninggalkan kita,
jadi kumohon jangan membuat pengorbanan Leeteuk Hyung seolah disesali
karena emosimu …”
Yesung tidak bisa berkata apa-apa. Pandangannya seolah tidak
fokus, telinganya seolah berdengung setelah mendengar berita mengejutkan
itu, detak jantungnya tidak stabil, kepalanya sakit, dan ia tidak bisa
melakukan apa-apa selain DIAM.
*Flash back end
Sejak mendengar berita itu, Yesung hanya bisa diam, sikapnya sangat
tenang, pandangan matanya kosong tak memancarkan apa-apa. Siapapun tidak
bisa tahu apa sebenarnya yang dirasakan dan dipikirkan Yesung. Ia tidak
tersenyum karena Ryeowook telah sembuh dari penyakitnya, ia juga tidak
menangis saat Leeteuk meninggal. Ia hanya diam, raut wajahnya kaku,
ekspresinya datar. Semua orang tahu kalau dia sedang terpuruk, tetapi
melihatnya seperti itu, lebih menyakitkan dari pada melihatnya menangis
terisak. Ia memang menjawab saat di tanya, ia akan bicara saat ada yang
mengajaknya bicara, hanya saja… semakin diajak mengobrol, maka orang
akan semakin terluka melihat keadaannya itu.
Yoona, Eun Hyuk, juga Yuri tidak henti-hentinya menjenguk Yesung
setiap pulang sekolah. Dan setiap itu pulalah mereka harus menyaksikan
keadaan Yesung yang sangat menyedihkan itu. Raganya memang masih hidup,
tapi jiwanya seolah telah lenyap.
Seperti malam itu, ia duduk termenung berjam-jam dengan hanya menatap
pohon mapple yang berada di dekatnya. Tak jarang pula ia mengelus pohon
itu dan menyandarkan kepalanya di sana.
Ia sedikit terkejut saat sebuah selimut melingkar di tubuhnya. Ia pun
memfokuskan pandangannya, dan mendapati eomma tirinya berdiri di
sebelahnya
“masuklah nak… udara semakin dingin, sepertinya akan turun hujan.
Eomma khawatir luka mu akan parah karena terkena air”tegur Eomma tirinya
“sebentar lagi eomma. Aku masih ingin di sini”balas Yesung datar. Ia
memang menyadari perubahan sikap eomma tirinya itu. Tapi itu tidak
sebanding dengan keterkejutannya saat mendengar kabar bahwa Leeteuk
tidak hanya menyelamatkan nyawa Yesung tapi juga telah menggantikan
dirinya mendonorkan jantung untuk Ryeowook. Dengan kata lain… Leeteuk
yang tidak lain adalah kakaknya telah pergi meninggalkannya.
“Eomma turut berduka atas kematian temanmu nak… tapi… ini sudah satu
bulan berlalu. Eomma sangat sedih melihatmu terpuruk seperti ini…”
“cwesonghamnida eomma… aku telah membuatmu sedih”
“a…ani Jong woon-ah”Eomma tirinya jadi serba salah “eomma bukannya
menyalahkanmu… eomma hanya ingin kau kembali seperti biasanya nak… kalau
kau tidak bisa melakukannya demi eomma, lakukanlah demi adikmu. Dia
sudah mulai pulih nak, dan dia sangat mengharapkan kehadiranmu di
sisinya”
“akan kuusahakan eomma…”
Eomma menghela nafas “sebenarnya eomma ragu mengungkit ini… tapi
walau bagaimanapun temanmu yang bernama Leeteuk itu telah menyelamatkan
Ryeowook kita, setidaknya kita harus menemui keluarganya dan berterima
kasih. Mungkin saja itu juga bisa membuatmu sedikit lebih tenang”
Yesung mengangkat wajah dan menatap eommanya “orang tuanya sudah
meninggal, eomma… dia sebatang kara, satu-satunya keluarga yang ia
miliki di bumi ini adalah adiknya”
“di mana dia sekarang? Eomma ingin menemuinya”
Yesung terdiam sejenak, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan “eomma sedang melihatnya…”
Kening eomma berkerut, terlebih lagi melihat tatapan mata Yesung yang
tidak seperti biasanya. Seolah ada luka yang masih berdarah di sana,
tercetak jelas dengan penuh kesakitan “maksudmu apa nak?”
“Leeteuk hyung bukan temanku eomma… dia… dia kakak kandungku”
Eomma terkejut, kemudian membungkam mulutnya dengan tangan.
^^
Ryeowook telah pulih dari sakitnya. Dokter sendiri heran dengan
peningkatan drastis yang dialami Ryeowook itu. Sepertinya organ jantung
yang ia terima langsung diterima oleh tubuhnya. Seperti keajaiban,
Ryeowook seperti pulih total, seolah ia tidak mempunyai riwayat penyakit
jantung sebelumnya.
Sore itu, Ryeowook mendapati kakaknya tengah duduk termenung di bawah
pohon mapple pekarangan rumahnya. Kemarin-kemarin, eomma melarang
Ryeowook untuk mengusik kakaknya dengan alasan Yesung butuh waktu untuk
menerima keadaan kalau Leeteuk telah meninggal.
Tapi sore itu, rasa jengah juga lelah Ryeowook telah berada di titik
puncak. Tidak peduli kakaknya terusik atau tidak, ia harus menyadarkan
kakaknya yang terpuruk terlalu dalam itu.
“Hyung… apa aku boleh bertanya sesuatu?” tegur Ryeowook saat ia menghampiri Yesung dan duduk di sebelahnya
“tanyalah Wookie-ah”balas Yesung sembari menatap kosong pohon mapple di dekatnya
“itu… selama aku keluar dari rumah sakit, aku tidak pernah melihat Hyung tersenyum. Apa… apa kau tidak senang saat aku sembuh?”
Yesung seketika menoleh “bicara apa kau Wookie-ah, bagaimana bisa aku tidak senang dengan kesembuhanmu?”
“lalu kenapa kau berubah hyung? Kenapa kau seperti orang yang tidak bahagia?”
Yesung menghela nafas, kemudian mendongak ke atas langit menatap awan
yang mulai kemerahan “aku bahagia Wookie-ah… sangat bahagia… juga
sedih”
“kalau kau bahagia… tersenyumlah, kalau kau bersedih, menangis lah…
jangan seperti ini. Keadaanmu yang sekarang ini lebih tragis dari pada
orang yang tertimpa bencana bertubi-tubi”hardik Ryeowook penuh emosi,
suaranya bahkan bergetar karena menahan tangis yang hendak pecah
“Ani Wookie-ah… aku tidak bisa. Bagaimana mungkin aku tersenyum dan
juga menangis dalam selang waktu yang bersamaan… aku tidak bisa”
“lalu bagaimana kau mempertanggung jawabkan hidupmu hyung? Kau
seperti ini seperti mayat hidup saja. Kau tahu hyung??? Secara tidak
langsung Leeteuk Hyung telah menitipkan hidupnya pada kita berdua. Darah
yang mengalir di dalam tubuhmu adalah titipan Leeteuk Hyung agar kau
tetap melanjutkan hidupmu” Ryeowook merengkuh dadanya “jantung yang
berdetak ini juga adalah amanah dari Leeteuk hyung agar aku melanjutkan
hidupku. Kalau kau seperti itu… artinya kau tidak menghargai apa yang
telah dititipkan Leeteuk hyung pada kita. Leeteuk hyung tidak sepenuhya
meninggalkan kita. ia ada hyung, ia masih hidup di dalam raga kita.
hanya saja kau mengingkari kehadirannya”
Yesung menoleh ke Ryewook “Wookie-ah…”
“kalau kau menyayangi Leeteuk hyung, maka jangan bersikap seperti
ini. Aku sungguh tidak tahu, apa kau marah, apa kau sedih, atau kan
justru kau bahagia. Kembali lah hyung… kembalilah menjadi dirimu, kau
seperti ini seolah mengisyaratkan bahwa kau tidak menerima kenyataan
kalau Leeteuk hyung mendonorkan jantungnya untukku, kau seolah
mengisyaratkan kalau kau tidak rela aku hidup sementara Leeteuk Hyung
meninggal”
“Wookie-ah… apa yang kau katakan”bentak Yesung
“aku mengatakan apa yang kulihat hyung. Kalau kau memang bersedih, menangislah. Jangan seperti ini”
“AKU TIDAK BISA… WOOKIE-AH… AKU TIDAK BISA” Pekik Yesung mendarah
daging. Air matanya langsung menggenang di pelupuk matanya “apa kau
tahu, sebahagia apa aku saat tau kalau Leeteuk hyung adalah kakak
kandungku? Apa kau tau sesenang apa aku saat tahu kalau Aboji dan
eommaku tidak sepenuhnya meninggalkanku seorang diri? Aku bersemangat
untuk hidup kembali Wookie-ah, karena aku akan bertemu dengan kakak
kandungku, orang yang tidak kusadari keberadaannya. Tapi apa yang
kudapatkan??? Bahkan jasadnya pun tidak sempat kulihat…”air mata yesung
pun meleleh
“Hyung…”
“bukannya aku tidak menerima keadaan kalau Leeteuk Hyung telah
mendonorkan jantungnya untukmu, bukannya aku tidak rela Leeteuk hyung
mengorbankan nyawanya demi dirimu. Tapi… aku dihadapkan pada dua
pilihan. Aku bahagia karena kau sembuh Wookie-ah, tapi kesedihanku
karena kematian Leeteuk hyung membuatku tidak bisa berbuat apa-apa.”
Ryeowook memeluk kakaknya itu dengan erat. Membiarkan semua kesedihan
juga luka yang dipendamnya keluar dan meleleh bersama air mata. Ia
tetap seperti itu sampai ia menyadari isakan tangis Yesung mulai mereda,
nafasnya mulai teratur, dan emosinya mulai stabil.
“kau menyadari sesuatu Hyung? Leeteuk hyung telah meninggalkan
harapan hidup baru untuk kita berdua. Sekali lagi, Leeteuk hyung tidak
sepenuhnya pergi. Ia masih ada, ia hadir dalam kehidupan kita. dan untuk
menghargai semua pengorbanannya. Kita harus melanjutkan sisa kehidupan
yang ia titipkan pada kita. dengan begitu, aku yakin Leeteuk hyung akan
bahagia di alam sana dan tidak menyesali pengorbanannya”tutur Ryeowook
Yesung medengarnya, ia menyelami apa yang dikatakan hatinya.
Seharusnya ia tidak terlarut dalam kesedihan cukup lama, karena walau
bagaimana pun Leeteuk tidak pergi dengan sia-sia, ia meninggalkan sebuah
harapan hidup baru untuk Ryeowook, juga dirinya. Dengan kata lain,
Leeteuk tidak seutuhnya pergi, karena ia menitipkan sebagian
kehidupannya untuk mereka. Leeteuk masih ada… Leeteuk masih hidup. Ia
memang tidak memiliki sayap, tapi hal itu tidak menutupi indentitasnya
bahwa ia memiliki hati seorang malaikat. Dia tetaplah seorang
Malaikat Tanpa Sayap yang tetap hidup dalam raga mereka.
“Mianhae Wookie-ah… aku hyung yang payah”lirih Yesung dalam pelukan adiknya sembari menguasai tangisnya
“aniyo Hyung… kau Hyung terbaik yang ku punya. Makanya aku ingin
melihatmu tersenyum”Ryeowook hendak melepas pelukannya tapi Yesung
menolak
“sebentar lagi Wookie-ah. Hanya sebentar. Dengan begini aku seolah memeluk Adik sekaligus Kakakku”
Ryeowook tersenyum “kau tau Hyung. Baru kali ini aku merasa lebih dewasa darimu”
Seolah tertohok batu karang, Yesung jadi malu sendiri atas sindiran adiknya itu.
“tapi tidak apa Hyung. Kau tetap Hyung yang paling sempurna di dunia”
Sebuah telapak tangan menapak pelan di pundak Yesung “Ne Yesung Hyung, kau adalah Hyung yang paling sempurna di dunia ini”
Yesung melepaskan pelukannya dari Ryeowook dan menoleh ke belakang.
Matanya pun membelalak “EunHyuk-ah? Yoon-ah, Yuri-shii… sejak kapan
kalian di sini?”
“sejak zaman prasejarah. Kau tau Hyung… kau terlalu larut dengan
kesedihanmu, bahkan kehadiran kami di sini pun kau tidak menyadarinya.
Ryeowook benar, Leeteuk Hyung tidak sepenuhnya pergi, ia masih ada,
dalam hati kita”jawab eun Hyuk
“lagi pula… masih ada kami, oppa… kami akan selalu bersamamu” tambah Yuri
Yesung tersenyum dan menatap teman-temannya satu persatu. “Gomawo…”
Yesung tertunduk “aku berterima kasih pada kalian, sekaligus minta maaf
telah membuat kalian khawatir”
“Gwencanayo Hyung… bersemangatlah. Kami tidak memintamu melupakan
Leeteuk Hyung, tapi setidaknya… akhiri kesedihanmu sampai di sini. Masih
banyak hal yang perlu di selesaikan Hyung. Salah satunya…” Eun Hyuk
menggantung kalimatnya, kemudian melirik Yoona yang sejak tadi hanya
diam
“wae? Kenapa kau melihatku seperti itu”protes Yoona
“jadi tidak ada yang mau kau katakan? Ya sudahlah, ayo kita pulang,
biarkan Yesung Hyung beristirahat”sindir Eun Hyuk kemudian merangkul
Yuri
“Tunggu…”seru Yoona dan Yesung berbarengan
Eun Hyuk tertawa “sudah kubilang, masih ada hal yang perlu kalian
selesaikan. Ayo Wookie-ah, kau ikut dengan kami. Ini bukan urusan anak
kecil”
“wae? Aku bukan anak kecil lagi”protes Wookie *ngambek
Eun Hyuk, Wookie, dan Yuri masuk ke dalam rumah. Memberikan ruang sendiri untuk Yesung dan Yoona.
Ada sekitar 10 menit mereka habiskan hanya dengan diam dan menoleh kiri kanan, tidak ada yang berani membuka suara lebih dulu.
Yesung menghela nafas, kemudian memberanikan diri meraih tangan Yoona
dan menatap matanya lekat-lekat. Hal itu membuat Yoona terkejut
“Yoon-ah… Mianhae…”
2 bulan kemudian
“bagaimana ini? Ujian akhir tinggal beberapa bulan lagi” keluh Eun Hyuk panik
“apa yang kau cemaskan?” tanya Yesung sesekali mangap lebar saat Yoona menyuapkan sepotong roti ke mulutnya
“apa kau tidak dengar? Guru Jang telah keluar dari sekolah kita.
siapa yang akan mengajarkan Matematika pada kita?”keluh Eun Hyuk lagi
“tenanglah… masih ada Guru Lee kan?”hibur Yuri
“masalahnya aku hanya bisa mengerti Matematika kalau di ajarkan Guru Jang…”
Yesung dan Yoona bertatapan kemudian tertawa detik itu juga “bukankah kau selalu mendapat nilai C dari guru Jang?”ledek Yesung
“hei… tahun ini aku dapat nilai B+ darinya. Itu adalah rekor terbaikku dalam matematika”
“Eun Hyuk-ah. Katanya hari ini kita kedatangan guru baru. Katanya
beliau sempat mendapatkan pernghargaan dari tempat ia mengajar
sebelumnya sebagai guru terbaik. Padahal ia baru 2 tahun menjadi seorang
guru”tambah Yoona
“sebaik apapun dia, guru Jang tetap tak tergantikan”
“hei… jangan-jangan kau ada hati pada guru Jang?”selidik Yuri
“Jhagi-ah, candaanmu sungguh tidak lucu”Eun Hyuk ngambek berat
Sementara itu Yesung dan Yoona sibuk mendiskusikan masalah tentang guru baru itu.
“katanya beliau akan masuk hari ini”kata Yoona serius
“benarkah? Sebenarnya aku tidak peduli, tapi cukup penasaran juga,
sehebat apa guru pengganti itu sampai dinobatkan sebagai guru terbaik di
sekolah lamanya”balas Yesung
Entah apa yang aneh dari ucapan Yesung, Yoona malah tersenyum
“waeyo Yoon-ah? Apa ada sesuatu yang lucu?”
“Aniyo… hanya saja… aku senang melihatmu seperti ini, oppa”
“maksudnya?”
“lupakanlah… yang penting kau sudah kembali ceria”
Yesung jadi gemas sendiri dan mencubit hidung Yoona “kau ini”
“hei… sebenarnya ini sudah lama kupendam, dan ingin kutanyakan pada
kalian berdua. Kalian sudah jadian? Kapan? Prosesnya bagaimana?”tanya
Eun Hyuk penuh selidik
Yesung menoleh “kau ingin tahu?”
Eun Hyuk mengangguk semangat
“um… sudahlah” yesung beranjak dari duduknya dan menarik tangan Yoona
“hei… Odigayo?”
“kembali ke kelas, sebentar lagi jam terakhir di mulai, aku juga
penasaran siapa pengganti guru Jang” Yesung dan Yoona pun meninggalkan
kantin sambil berangkulan
Eun Hyuk langsung membelalak “Jhagi-ah… kapan mereka jadian?”
“Molla… lagipula kenapa kau mengurusi mereka?”
“kau cemburu?”
“untuk apa aku cemburu”
Eun Hyuk tersenyum jahil
^^
EPILOG
Sosok itu berdiri tegak di sana, di depan semua siswa yang menatapnya
penuh binar. Begitu mengagumkan sampai membuat banyak pasang mata yang
menatapnya tak mampu berkedip barang sedetikpun.
Tapi ada empat pasang mata yang tidak kalah membelalak dari yang
lain. Tidak hanya membelalak, mereka berempat bahkan mangap lebar-lebar
saking tidak percayanya. Bagaimana tidak… wujud sosok itu begitu mirip
dengan…
“Annyeonghaseyo… cheo neun PARK JOONG SU imnida… saya berdiri di sini
sebagai pengganti guru Jang. Mohon kerja sama dari siswa sekalian.
Gomapseumnida” Tutur guru baru itu
Yesung langsung berdiri saking terkejutnya… wajahnya, postur
tubuhnya, suaranya, gerak-geriknya begitu mirip dengan “LEETEUK
HYUNG???” seru Yesung
~END~